DINIKAHI PAKSA DOKTER KANDUNGAN KU

Ketika Jugos sudah memutuskan akan mengizinkan keluarga Betrand datang ke rumahnya, ia menelepon putrinya yang saat ini sudah berada di salah satu klinik kandungan Madrid.

Namun panggilannya tidak segera diterima.

"Kemana anak itu ya? Apa dia sedang bertemu dengan sahabatnya? Ya sudahlah, aku kirim pesan saja" gumam Jugos.

Lalu ia mengirimkan pesan ;

"Putriku sayang, dengan izinmu, nanti sore keluarga Betrand akan datang. Semoga kamu tidak keberatan berkenalan dengan mereka dulu ya. Jika sudah longgar, telepon balik papi. I love you.."

Setelah itu Jugos menelepon Betrand untuk mengizinkan calon besannya datang pertama kali kerumahnya.

Sedangkan Lusi sendiri saat ini sedang dalam pemeriksaan kandungan.

Dub..Dub..Dub..

Detak jantung yang terdengar bersautan menggema di ruangan pemeriksaan.

"Wow, anak kembar Nona sangat sehat. Detak jantungnya lumayan kuat untuk mereka berdua diusia jalan 9 minggu ya" jelas Dokter kandungan yang bertugas.

Lusi terlihat berwajah datar saat mendengar penjelasan dokter wanita yang memeriksanya.

Lalu terlihat juga USG kondisi dan posisi 2 janin yang masih sebesar 1 buah anggur.

"Kondisi 2 janin juga baik. Ukurannya normal dan sehat" lanjut dokter menjelaskan.

Tidak mendapatkan respon dari pasien, si dokter pun mengira kandungan ini tidak diinginkan. Ia pun tersenyum.

Lusi memeriksakan diri dengan memakai masker. Meskipun namanya pasti dikenal oleh sang dokter, namun setidaknya tidak menampakkan wajah.

"Oke. Sudah. Biar perawat membantu anda untuk membenarkan pakaian. Saya akan kembali ke meja untuk menuliskan resep vitamin" ucap dokter lembut.

Lalu perut Lusi dibantu dibersihkan oleh perawat dari gel USG. Setelah itu duduk dan membenarkan pakaiannya.

"Silahkan menghampiri dokter, Nona" ucap perawat dan Lusi turun dari brankar , berjalan mendekati si dokter.

Belum saja dokternya berbicara, Lusi menanyakn sesuatu yang membuat dokter itu cukup terkejut.

"Dokter..saya kesini sejujurnya untuk menggugurkan kandungan. Apa dokter bisa melakukannya?" tanya Lusi secara jelas.

Dokter pun menatap Lusi dengan lekat, tapi tidak langsung menjudge pasiennya diawal.

"Untuk kondisi kandungan yang baik serta kedua janin yang sehat, saat ini belum ada prosedure yang membolehkan aborsi secara legal jika tidak ada masalah dengan kandungan" jelas si dokter.

"Apakah tidak ada cara lain untuk menggugurkan kandungan ini sebelum semakin bertumbuh?" tanya Lusi tidak menyerah dan si dokter tersenyum.

"Ini kehamilan pertama nona Lusi?" tanya balik dokter dan Lusi hanya mengangguk.

"Aku bisa melihatnya. Bagaimana soal ayah dari calon bayi kembar yang anda kandung? Apakah dia mengetahui kondisi anda ini?" tanya si dokter lagi dan Lusi ragu menjawab tapi pada akhirnya mengangguk.

"Apakah dia juga menginginkan apa yang anda inginkan untuk menghilangkan kehamilan ini?" lagi lagi dokter bertanya lagi membuat Lusi menjadi seperti tersangka.

"Apakah tidak bisa jika seorang wanita memutuskan apa yang dia inginkan dengan tubuhnya?" tanya balik Lusi.

Dokter wanita yang terlihah berumur 40 tahun keatas itu kembali tersenyum.

"Sangat bisa. Wanita memiliki hak apapun dengan tubuhnya. Saya sangat mendukung jika wanita mengetahui apa yang dia inginkan dengan tubuh dan apa yang dia miliki. Tentunya dalam hal kebaikan serta kesehatan. Tapi dalam kasus ini, saya tidak bisa mendukungnya" jelas si dokter.

Lusi terdiam.

"Nona Lusi, saya hanya seorang dokter wanita yang mencoba mengerti banyak pasien yang belum siap menjadi ibu. Entah apapun alasannya itu, saya berusaha memahami. Hanya saja untuk permintaan tindak aborsi saat kandungan baik baik saja, saya belum bisa membantu. Mungkin di dokter lain bisa" ujar dokter.

"Baiklah kalau begitu. Terima kasih atas waktunya" sahut Lusi lalu beranjak pergi dari ruangan.

Namun sebelum keluar ruangan, dokter menghentikan langkah kakinya.

"Saya tau anda adalah wanita hebat, wanita luar biasa dalam karir anda, dan saya yakin anda juga akan menjadi ibu yang sangat menginspirasi. Menjadi ibu adalah anugerah, anda akan segera merasakannya" ucap si dokter.

Setelah mendengarkan itu, Lusi menoleh dan hanya memberi senyuman kepada dokter itu lalu melanjutkan langkah kakinya untuk keluar ruangan.

Lusi masuk ke mobilnya, duduk di bangku driver karena hari ini ia sengaja pergi tanpa Leos.

Ia menyandarkan diri di bangku dan menghela nafas panjang.

"Ternyata memang sulit menjadi pembunuh anak sendiri. Banyak yang tidak setuju aku menghilangkan janin ini. Astaga..apa yang harus kulakukan" gumamnya.

Tangannya pun terangkat mengelus perut bagian bawah.

"Hmmm..apakah kalian benar benar ingin lahir di dunia? Apakah kalian tidak takut memiliki ibu yang ingin membunuh kalian? Apakah kalian tidak takut akan tumbuh dari orang tua yang tidak sempurna?" lirihnya lagi.

Lusi termenung dan memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

Saat ia mengambil ponsel di tas berniat untuk mencari klinik kandungan lainnya, ia melihat 3 panggilan tak terjawab dari sang ayah dan 1 pesan.

Lusi langsung membuka pesan itu dan membacanya.

"Semakin rumit masalah ini. Bagaimana jika keluarga Betrand mengetahui aku hamil duluan sebelum menikah dengan putranya?"

Lagi lagi Lusi sangat pusing memikirkan semua ini. Lebih pusing daripada mengurus perusahaan besar.

Dan belum saja ia hendak menelpon sang ayah, Sophie meneleponnya.

"Halo, sahabatku..kamu tidak lupa jika hari ini ulang tahun Jaguar yang ke-10 kan?" sapa sang asisten langsung to the point.

"ASTAGAA!!! AKU LUPAA!! MAAFKAN AKUU!!" seru Lusi terkejut.

"Hmmm...bagaimana bisa bibi melupakan ulang tahunku?" suara Sophie berganti menjadi suara anak laki laki.

"Hai Jaguar, sayang. Maafkan bibi yaa..ini bibi perjalanan ke rumah mu. Tunggu bibi okee" sahut Lusi menahan paniknya.

Bagaimana bisa dia melupakan ulang tahun dari anak sahabatnya yang ia sayang i itu?

"Oke bibi..aku selalu menunggumu..love you" ujar Jaguar.

"Love you too sayaang.. Happy Birthday Jaguar" ucap Lusi lalu diakhir dengan muah.

Suara Sophie terdengar lagi.

"Kamu gak perlu bawa apa apa. Cukup bawa badan kamu aja kesini. Aku tunggu" ucapnya.

"Siap. Tunggu aku" ujar Lusi.

Lalu panggilan tertutup.

"AAAH!! Bagaimana bisa aku melupakan ulang tahun Jaguar? Ck, benar benar aku bukan diriku sendiri" gumamnya kesal.

Lalu ia hanya mengirim kan pesan ke ayahnya dengan kata OK, kemudian ia letakkan kembali ponselnya di tas.

Lusi segera melajukan mobilnya menuju toko mainan anak anak.

Meskipun dilarang Sophie membawa apa apa, tapi ia tidak bisa datang dengan tangan kosong.

Setelah sampai di tujuan, Lusi memilih hadiah mainan untuk anak laki laki yaitu robot Transformer.

Lusi sangat tau Jaguar menyukai mainan robot robot dan mainan yang berbau lego.

Kado sudah dibeli, kini Lusi melanjutkan perjalanannya menuju rumah Sophie dengan waktu tempuh perjalanan kira kira 15-20 menitan.