NovelToon NovelToon
Thieves And The Night

Thieves And The Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:904
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Noval

Mengisahkan Roberto, mantan seorang agen rahasia dengan kemampuan pencuri ulung, bergerak dengan diam-diam di dalam rumah besar yang megah dan terbengkalai untuk mencari beberapa barang berharga. Dengan mata yang tajam dan refleks yang cepat, ia dapat menghindari setiap perangkap dan jebakan dengan sangat mudah. Senjata andalannya, sebuah pisau lipat yang tajam, tersembunyi di dalam sakunya, siap digunakan kapan saja. Namun, misi kali ini tidak seperti biasanya. Ketika ia memasuki sebuah ruangan yang gelap, ia menemukan seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang diikat dengan rantai di kakinya, mata yang besar dan takut memandang ke arahnya.

Apa yang akan dilakukan Roberto? Apakah ia akan menjalankan misi nya atau membantu anak itu? Dalam dunia yang penuh dengan bahaya dan ketidakpastian, Roberto harus membuat keputusan yang tepat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Noval, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Saat Yang Tepat Untuk Mengungkapkan Perasaan.

Roberto berjalan menuju ke kamar Silvia, dengan rasa penasaran yang semakin besar. "Apa yang ingin Silvia bicarakan dengan ku? Apakah itu tentang misi besok atau sesuatu yang lain?" Roberto bergumam dalam pikirannya.

Saat tiba di kamar Silvia, Roberto mengetuk pintu dengan lembut. "Silvia, apa aku boleh masuk?" katanya dengan suara yang lembut.

Pintu kamar Silvia terbuka, dan Silvia memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa gugup. "Y-ya.... Silahkan masuk, Roberto." katanya dengan suara yang agak malu.

Roberto memandang Silvia dengan mata yang penuh penasaran. "Apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?" tanyanya dengan suara yang lembut.

Silvia memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa gugup, lalu mengajak Roberto masuk ke dalam kamar. "Ayo, masuk dulu, tidak baik bicara didepan pintu." katanya dengan suara yang lembut.

Roberto memandang Silvia dengan mata yang penuh penasaran, tapi dia tidak ragu untuk masuk ke dalam kamar Silvia. Saat masuk ke dalam kamar, Roberto melihat bahwa Silvia telah menyiapkan teh dan camilan di atas meja.

Silvia memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa gugup, lalu memulai percakapan. "Roberto, aku ingin membicarakan sesuatu yang penting dengan mu." katanya dengan suara yang lembut.

Roberto memandang Silvia dengan mata yang penuh perhatian. "Ingin bicara apa?" tanyanya dengan suara yang lembut.

Silvia memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa gugup, lalu mengambil napas dalam-dalam. "Roberto, aku... aku tidak tahu harus mulai dari mana." katanya dengan suara yang lembut.

Dalam hati Silvia, dia berpikir, "Apa yang harus aku katakan? Apakah aku harus memberitahu Roberto tentang perasaan ku?... Aku sangat malu sekarang."

Roberto memandang Silvia dengan mata yang penuh perhatian. "Tidak apa-apa, Silvia. Kamu bisa bilang apa saja. Namun kalau kamu memang tidak ingin mengatakan nya, tidak masalah." katanya dengan suara yang lembut.

Silvia memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa gugup, wajahnya memerah seperti tomat, lalu ia tersenyum lembut. "Tidak, aku harus memberitahu mu, Roberto, jika tidak pernyataan ini akan terus menghantuiku. Aku hanya... aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya." katanya dengan suara yang lembut.

Roberto memandang Silvia dengan mata yang penuh perhatian, lalu tersenyum lembut. "Baiklah, kamu bisa bilang apa saja, Silvia. Aku akan mendengarkan dengan baik." katanya dengan suara yang lembut.

Silvia memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa gugup, lalu mengambil napas dalam-dalam. "Roberto, aku... aku ingin memberitahu kamu sesuatu yang mungkin akan membuat mu terkejut." katanya dengan suara yang lembut.

Roberto memandang Silvia dengan mata yang penuh penasaran. "Apa itu?" tanyanya dengan suara yang lembut.

Silvia memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa gugup, lalu mengambil napas dalam-dalam. "Roberto, aku... aku menyukai mu. Aku suka cara kamu tersenyum, cara kamu berbicara, mungkin kita baru bertemu, tapi entah mengapa tiba-tiba aku merasa sangat-sangat mencintaimu." katanya dengan suara yang lembut dan penuh rasa gugup, sambil menundukkan wajahnya yang memerah.

Roberto memandang Silvia dengan mata yang penuh kejutan, tapi juga dengan rasa penasaran yang besar. Ia tidak menyangka bahwa Silvia memiliki perasaan untuknya. Roberto merasa sedikit terharu dengan pengakuan Silvia, dan ia tidak tahu bagaimana cara meresponsnya.

Roberto mengambil napas dalam-dalam, lalu memandang Silvia dengan mata yang penuh perhatian. "Silvia, aku... aku tidak tahu apa yang harus aku katakan sekarang." katanya dengan suara yang lembut.

Silvia memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa gugup, lalu tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, Roberto. Aku hanya ingin memberitahu kamu tentang perasaan ku padamu. Aku tidak berharap kamu memiliki perasaan yang sama, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku benar-benar menyukai mu." katanya dengan suara yang lembut.

Roberto memandang Silvia dengan mata yang penuh perhatian, wajahnya juga ikut memerah, lalu Roberto mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab pernyataan Silvia. "Silvia, Aku...." tepat sebelum Roberto menjawab pernyataan Silvia tiba-tiba ada suara ketukan pintu.

Suara ketukan pintu terdengar dari luar kamar Silvia. Roberto dan Silvia saling memandang, keduanya terkejut dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. "Siapa itu?" Silvia berbisik kepada Roberto, dengan suara yang hampir tidak terdengar. Roberto menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu." katanya dengan suara yang lembut.

"Ketua, apa kau ada didalam? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan." Maya bertanya dengan suara yang lembut, sambil membuka pintu kamar.

Silvia yang melihat pintu yang mulai terbuka terlihat panik."Gawat!... Roberto ayo cepat sembunyi!" Silvia langsung menarik tangan Roberto dan membuatnya bersembunyi berdua didalam lemari pakaian Silvia.

Roberto dan Silvia bersembunyi berdua di dalam lemari pakaian, keduanya tidak berani bergerak atau berbicara. Mereka mendengar suara Maya yang semakin dekat, dan Silvia memegang tangan Roberto dengan erat.

"Aku rasa aku mendengar suara dari kamar ini, tapi kenapa sepi sekali" kata Maya dengan suara yang lembut, sambil membuka pintu.

Silvia dan Roberto menahan napas, keduanya tidak berani bergerak atau berbicara, wajah mereka terlihat merah merona. Membuat jantung mereka berdegup kencang.

Maya memandang ke seluruh ruangan, tapi tidak melihat apa-apa. "Hmm, sepertinya ketua sedang tidak ada dikamar nya, mungkin aku akan memberitahukannya besok saja" kata Maya dengan suara yang lembut, lalu menutup pintu dan meninggalkan kamar Silvia.

Roberto dan Silvia menunggu sampai Maya pergi, lalu Silvia mengintip keluar memastikan bahwa Maya telah pergi. Saat Silvia membuka pintu lemari, Roberto tidak sengaja menyentuh dada Silvia "Tunggu apa yang ku sentuh ini? Sensasi ini kenyal, lembut, dan pas dengan ukuran tanganku..." kata Roberto dalam hati. Tiba-tiba Roberto teringat sesuatu. "Tu.. tunggu jangan-jangan ini!..."

Roberto langsung terkejut dan melepaskan pegangannya lalu ia terjatuh, serta memandang Silvia dengan mata yang penuh rasa malu. "Maaf, Silvia. Aku tidak sengaja, sungguh itu.... Itu kecelakaan." katanya dengan suara yang lembut.

Silvia tersenyum lembut dan memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa cinta, lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Roberto berdiri. "Tidak apa-apa, Roberto. Aku tidak keberatan kalau itu kamu." katanya dengan suara yang lembut.

Roberto memandang Silvia dengan mata yang penuh rasa malu, lalu tersenyum lembut. "A..anu Silvia, kurasa kamu harusnya tidak bersikap seperti itu, apalagi terhadap ku." katanya dengan suara yang lembut.

Silvia memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa cinta, lalu tersenyum lembut. "Mengapa tidak, Roberto? Aku tidak keberatan kalau kamu melakukan itu padaku, lagipula aku memang mencintai mu." katanya dengan suara yang lembut.

Roberto memandang Silvia dengan mata yang penuh rasa malu, lalu tersenyum lembut. "Silvia, aku rasa aku harus memberitahu kamu sesuatu. Untuk sekarang aku masih bimbang dengan perasaan ku sendiri, jadi bisakah kamu menunggu sampai kita berhasil melakukan misi besok dan menyelamatkan Carla? Aku janji akan mengatakan semua pendapat ku tentang mu, setelah misi itu selesai." katanya dengan suara yang lembut.

Silvia memandang Roberto dengan mata yang penuh rasa bahagia, lalu tersenyum lebar. "Baiklah, tapi jangan sampai kamu mengingkari janjimu ya?" katanya dengan suara yang lembut.

Roberto mengangguk, lalu berdiri dan memandang kearah Silvia. "Tenang saja Silvia, aku Roberto tidak akan pernah mengingkari janjiku." katanya dengan suara yang lantang.

Roberto dan Silvia saling memandang, kemudian Silvia tersenyum kearah Roberto. "Baiklah, Roberto. Aku akan menantikan jawaban mu nanti." kata Silvia dengan suara yang lembut.

Dengan perasaan yang lebih tenang, Roberto dan Silvia berpisah, masing-masing kembali ke kamar mereka untuk mempersiapkan diri untuk misi besok. Mereka tahu bahwa mereka akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Carla, dan mereka akan menanti saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaan mereka lebih lanjut.

1
veragarden ✷
Ceritanya bikin penasaran thor, lanjutkan!
Esmeralda Gonzalez
Sumpah baper! 😭
Grecia Amiel
Ceritanya seru banget, jangan biarkan aku dilema menanti update 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!