NovelToon NovelToon
Titik Balik Kehidupan Elena

Titik Balik Kehidupan Elena

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Keluarga
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: CHIBEL

Kehidupan Elena awalnya baik-baik saja, tapi semuanya berubah saat dia melihat adiknya--Sophia berselingkuh dengan kekasihnya.

Tak hanya itu, Sophia juga memfitnahnya dengan tuduhan pembunuhan terhadap Kakek mereka. Hal itu membuat Elena harus mendekam di dalam penjara selama 5 tahun. Dia kehilangan semuanya dalam sekejap mata.

Elena akhirnya menyadari bahwa Sophia telah merencanakan semuanya sedari awal. Sang adik menggunakan kepribadian yang manis untuk menjebaknya dan mengambil alih harta keluarga mereka.

Setelah keluar dari penjara, dia bertemu dengan seorang pria yang membawa perubahan besar dalam hidupnya. Apakah Elena bisa memulihkan namanya dan membalaskan dendamnya pada sang adik?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHIBEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 - Menginap

Pukul 23.45 PM, Elena baru saja selesai membungkus pangsit untuk ia jual esok hari. Dia keluar dari dapur dan meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Saat melewati ruang tamu, dia melihat Andreas yang tertidur di atas sofa.

"Ken bersenang-senang dengannya tadi, dan aku membiarkan orang setinggi itu tidur di sofa yang kecil," gumam wanita itu.

Dia mengambil selimut di kamarnya dan menutupi tubuh Andreas, meskipun ukuran selimut itu tidak bisa menutupi keseluruhan tubuhnya, setidaknya Andreas tidak begitu kedinginan.

"Tidak ku sangka pria yang berpenampilan sangar ini jika tertidur terlihat seperti bayi manis," batin Elena. Tatapan matanya mengarah ke arah wajah Andreas yang tertidur dengan damai.

Tapi begitu menyadari apa yang sedang dia pikirkan, wanita itu menggeleng keras. "Tidak, apa yang aku lihat," ucapnya pelan, udara di sekitarnya mendadak menjadi panas. Dengan cepat dia berbalik dan menuju kamarnya untuk tidur.

Pukul 1 malam Andreas terbangun, dia duduk dan melihat sekitar. Pria itu berdiri lalu menuju salah satu kamar dengan tempelan besar bertuliskan "Mom's & Ken Room".

Andreas membuka pintu yang tidak terkunci itu, dari posisinya dia bisa melihat Elena yang tertidur dengan Ken yang memeluk lengannya.

Pria dengan tingi 187 itu melangkah masuk dan menghampiri keduanya, "Terlepas dari menikah dan melahirkan adalah alasanmu, aku tidak akan pernah menyerah. Kamu dan Ken yang aku inginkan sekarang," gumamnya.

Setelahnya dia mencium bibir Elena sekilas lalu keluar dan melanjutkan tidurnya.

...****************...

Matahari sudah memancarkan sinarnya, tirai jendela yang terbuka membuat Andreas perlahan membuka kedua matanya.

Begitu kedua matanya terbuka sempurna, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah wajah bulat Ken yang tersenyum hanya berjarak 1 centi dari wajahnya, balita itu tengkurap di atas dadanya sembari menyangga kedua pipinya dengan tangan.

"Hei, bocah. Kamu terasa berat, bisa-bisa tulangku patah karenamu," ujar Andreas dengan suara serak khas bangun tidur.

"Paman An sangat pemalas..... malu," ucap Ken, dia menjawil hidung bangir Andreas.

Andreas mendudukkan tubuhnya dan memangku Ken, " Sudah jam berapa sekarang?'

"Kamu baru saja bangun saat jualanku sudah habis, pantas saja Ken menertawakanmu," Elena yang baru saja datang menimpali.

"Bangun dan cepat makan, setelahnya bayar biaya penginapan dan makanannnya," lanjutnya.

Andreas melirik jam yang menggantung di atas dinding, pukul 10.35 pagi. Dia mengikuti Elena untuk menuju ruang makan. "Aneh, aku selalu kurang tidur. Bagaimana aku bisa tidur sampai jam segini? Apa karena aku sudah menemukannya, jadi tidurku bisa nyenyak," ucapnya di dalam hati.

Semangkuk pangsit kuah dan segelas air putih tersaji di atas meja makan, Andreas duduk dan mulai memakan bagiannya. Matanya berbinar saat menyicipi kuahnya, "Rasanya enak dan isiannya lembut, apa yang kau masukkan di dalamnya?" komentarnya.

"Sekarang sedang musim kepiting, jadi aku mencampurkan telur kepiting ke dalam isiannya. Ini pertama kalinya aku membuatnya, aku tidak tau bagaimana rasanya. Aku menjadikanmu kelinci percobaan," jelas Elena.

Andreas mengangguk, dia memakan sarapannya dengan tenang, "Level memasakmu telah menyamai koki restoran. Kamu sudah bisa membuka restoran di Royal Palace ke depannya," pujinya.

Elena tersenyum singkat, ponsel milik Andreas berdering, tanda ada panggilan masuk. Dia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang meneleponnya.

"Halo, ini Andreas," ucapnya.

Dengan sigap Elena mengambil alih Ken yang sedari tadi berada di pangkuan pria itu. "Ken, ayo ke kamar, paman sedang mengangkat telepon."

"Tuan Andreas!" sapa orang di seberang telepon dengan riang.

"Kamu.... Sophia Atmadewa?" balas Andreas setengah yakin. Elena yang masih berdiri di samping Andreas memicingkan matanya saat nama itu keluar dari mulutnya.

"Benar, ini aku! Aku pikir Tuan Andreas melupakanku," balas Sophia.

Elena tidak jadi ke kamar, dia kembali duduk di depan Andreas dan menyuapi putranya.

"Mengapa Elena terlihat kesal, apakah dia berpikir aku berbicara dengan wanita lain? Apa dia cemburu?" batin Andreas.

Pria itu akhirnya berdiri dan sedikit menjauh dari Elena, "Ada apa Nona Sophia meneleponku?" tanyanya tanpa berniat basa basi.

Bagaimana Andreas bisa mengenal Sophia? Apa yang mereka bicarakan hingga menjauh seperti itu? batin Elena.

"Aku ingin membicarakan masalah tempo hari, aku ingin membuat kemajuan di depan ayahku," ucap Sophia.

"Aku mengerti, kamu meneleponku karena ingin membuka cabang, kan?" kata Andreas.

Sophia terdiam sejenak di seberang sana, "Aku kembali memikirkan hari itu, dan aku pikir Tuan Andreas akan langsung setuju bekerja sama dengan keluarga Atmadewa, jadi aku ingin berbicara dengan Anda secara langsung."

"Maaf, aku tidak tertarik. Sudah banyak restoran yang ingin bekerja sama dengan Royal Palace. Tapi jika kau ingin bertemu biasa aku tidak keberatan, aku tutup teleponnya."

"Tunggu! Tuan, bisakah kita bertemu? Kita bisa membahas detailnya lebih lanjut, Anda juga bisa mengajukan persyaratan apa pun itu selama aku bisa memenuhinya. Tolong jangan langsung menolaknya, beri aku kesempatan," jawab Sophia menggebu-gebu.

Andreas tampak berpikir, "Wanita ini memberiku tawaran, jadi mungkin aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk membantu Elena membuka restoran di Royal Palace," batinnya.

"Karena Nona sudah mengatakannya, aku sedikit tergoda dengan tawarannya," balasnya pada akhirnya.

"Kalau begitu apakah Tuan Andreas tidak sibuk malam ini? Mari bertemu di Green Cafe jam 8 malam," ucap Sophia setelah moodnya kembali datang.

"Baiklah, jam 8 malam di Green Cafe," balasnya mengakhiri panggilan.

Andreas berbalik dan melihat Ken yang bermain mainannya di atas baby chair. Pria itu tidak berniat menganggunya, tapi dia lebih tertarik mengganggu sang Ibu yang sedang mencuci mangkuk kotor di wastafel.

Dia berjalan amat sangat pelan agar Elena tidak menyadari kehadirannya. Begitu sampai di belakang wanita itu, Andreas menumpukan kedua tangannya di wastafel, mengukung tubuh Elena dari belakang.

"Kamu sudah selesai menelepon?" tanya Elena sembari mendorong Andreas menjauh.

"Apakah telepon tadi berhubungan dengan pekerjaan?" tanya Elena lagi.

Andreas mengangguk, "Iya, itu tentang kerja sama yang akan menjadi hal baik untukku."

"Kamu terlihat sangat senang, kerja sama apa?"

Andreas menatap Elena dengan lekat, "Lupakan saja. Itu masalah pribadimu, tidak seharusnya aku banyak bertanya," lanjut Elena.

"Hanya hal sepele, aku belum tau detailnya. Malam ini aku harus bertemu seseorang untuk membahasnya," jawab Andreas.

"Semoga beruntung," kata Elena.

Andreas mendekatkan wajahnya, tapi Elena segera menjauhkan wajahnya. "Aku harus menyiapkan bahan jualan, kau bisa meninggalkan biaya penginapan dan makanannya sebelum pergi."

Andreas tersenyum miring, "Tunggu saja, aku akan menjinakkanmu," ucapnya di dalam hati.

Dia menjauh dari dapur dan menghampiri Ken, "Paman akan pulang, sampai jumpa," pamitnya.

"Bye-bye An An," balas si bayi.

Setelah Andreas benar-benar pergi, Elena tersenyum licik. "Sophia, sebenarnya aku tidak ingin berurusan denganmu secepat ini, tapi sekarang aku tidak selemah dulu. Jadi jangan salahkan aku jika terlalu kejam," gumamnya.

Bersambung

Terima kasih sudah membaca 🤗

1
neur
lanjuuuut KK 👍😎
Cha Sumuk
kirain setelah klr dr penjara lebih badas dn jd wanita tangguh eh ga taunya lemah lembek mf ga lnjut bc lh bikin greget aja
Sindy Puspita: Sebelumnya terima kasih sudah mampir🤗 kalau ada waktu lagi, bisa baca bab 10 ke atas ya kak, nnti bisa lihat balas dendam Elena di mulai
total 1 replies
Sindy Puspita
Yang mau ikutan ngelabrak si Sophia besok kumpul di pertigaan rumahnya Elena ya🤭
tutiana
cepetan Ndree,,, awas hilang jejak lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!