NovelToon NovelToon
Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Jenius Tampan Incaran Badgirl Bar-Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: alfphyrizhmi

"Rey... Reyesh?!"

Kembali, Mutiara beberapa kali memanggil nama jenius itu. Tapi tidak direspon. Kondisi Reyesh masih setengah membungkuk layaknya orang sedang rukuk dalam sholat. Jenius itu masih dalam kondisi permintaan maaf versinya.

"Rey... udah ya! Kamu udah kumaafkan, kok. Jangan begini dong. Nanti aku nya yang nggak enak kalo kamu terus-terusan dalam kondisi seperti ini. Bangun, Rey!" pinta Mutiara dengan nada memelas, penuh kekhawatiran.

Mutiara kini berada dalam dilema hebat. Bingung mau berbuat apa.

Ditengah kondisi dilemanya itu, ia lihat sebutir air jatuh dari wajah Reyesh. Diiringi butir lain perlahan berjatuhan.

"Rey... ka-kamu nangis, ya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfphyrizhmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 - Bimbel Rahasia

Keesokan paginya, Mutiara datang kuliah dengan semangat tinggi. Ia memperhatikan dengan seksama penjelasan para dosen. Mutiara juga mencatat setiap pembahasan penting. Itu semua adalah syarat lain dan pesan dari Reyesh.

Setelah usai, ia mendapat pesan oleh Reyesh, agar menuju perpustakaan lantai tiga blok F. Mutiara dengan segera menuju ke perpustakaan, ia berjalan cepat agar tiba lebih awal dari yang dijadwalkan.

Setibanya di blok F itu, Mutiara akhirnya menebak satu rahasia Reyesh sang jenius.

"Oh, jadi ini markas rahasia sang jenius ber-IP 4.00, hah?!" tanya Mutiara dengan suara pelan dan berbisik.

Reyesh hanya merespon dengan senyum dingin sebagai ciri khasnya.

Mutiara celangak-celinguk memerhatikan sekitar. Ia khawatir dan takut, kalau tiba-tiba teman sejurusan, melihat dirinya bersama Reyesh. Pasti akan menjadi isu heboh jika dirinya meminta bantuan langsung dari sang pemilik nilai sempurna, agar mendongkrak nilainya sendiri.

"Tenang saja, kamu nggak usah khawatir. Lantai tiga biasanya diisi oleh mahasiswa pascasarjana maupun S3. Jarang sekali kutemukan mahasiswa S1 di tempat ini. Pertama, karena buku-buku di sini memang di khususkan untuk mahasiswa S2 dan S3. Kedua, memang akses internet di sini sangat lemah. Jadi, tidak ada alasan para mahasiswa S1 untuk naik ke tempat ini." balas Reyesh dengan panjang lebar.

"Tapi dibandingkan lantai satu dan dua, tempat ini sangat nyaman dan tenang. Pas banget buat fokus dan menguasai materi pembelajaran." ucap Mutiara.

"Pantas saja nilai setiap matkulmu bisa A semua. Ternyata, kamu sudah menemukan tempat bermeditasi sempurna untuk otakmu yang encer itu." puji Mutiara.

"Bingo!" jawab Reyesh menunjuk ke arah Mutiara.

Keduanya sudah duduk dengan beberapa buku terbuka di depan mereka masing-masing. Tanpa banyak bicara, Reyesh memulai kegiatan bimbel rahasia itu.

"Kita mulai dari mata kuliah yang paling sulit bagimu," kata Reyesh tanpa basa-basi.

Mutiara mengangguk dan membuka buku catatan beberapa matkul hari ini. Mereka mulai membahas konsep-konsep yang sebelumnya sulit dipahaminya.

Reyesh menjelaskan dengan sabar, meskipun nadanya tetap datar dan tanpa ekspresi. Namun, Mutiara bisa merasakan bahwa ia benar-benar ahli dalam mengajar. Pembahasan dari Reyesh begitu ringan dikunyah dan dapat diresapi oleh Mutiara.

Bimbel sore itu terbilang sukses. Tiga jam terlewati dan tidak terasa oleh Mutiara.

Pada hari-hari berikutnya, mereka semakin terbiasa dengan rutinitas belajar bersama. Mutiara mulai memahami pola pikir Reyesh yang sederhana, namun logis dan terstruktur.

Awalnya, ia merasa sedikit tertekan dengan ketegasan Reyesh di tiga hari pertama mengajar. Kalau bukan karena perpustakaan, Mutiara yakin ia sudah habis dibentak oleh si jenius dingin itu.

Pintar juga memilih tempat belajar di perpustakaan. Pasti untuk meredam emosinya sendiri saat capek mengajariku. Pikir Mutiara secara simpel.

Lama-kelamaan, Mutiara sudha mulai terbiasa oleh sistem pengajaran yang diberikan Reyesh.

Ia juga kagum dengan kedisiplinan dan kecerdasannya. Meski Reyesh tidak pernah menunjukkan ketertarikan lebih padanya, Mutiara justru semakin penasaran dengan si jenius dingin itu. Ada sesuatu dalam diri Reyesh, yang membuat Mutiara ingin mengenalnya lebih dalam, melewati batas antara mentor dan tentor. Melewati batasan terkait kontrak bimbel.

Tapi, Mutiara sadar, ini bukan saatnya untuk memikirkan hal lain, selain belajar.

 

Setelah lima hari belajar bersama Reyesh, Mutiara mulai merasakan perubahan dalam dirinya. Memang sedikit, tapi bagi Mutiara itu merupakan landasan yang kuat buat kedepannya.

Ia bukan hanya belajar memahami materi kuliah, tetapi juga memahami nilai kerja keras dan ketekunan. Mutiara belajar dari Reyesh untuk mulai menghargai proses, bukan terfokus dan terpaut hanya pada hasil.

Reyesh, dengan segala sifat dinginnya, justru membuka mata hati Mutiara tentang arti sebenarnya dari perjuangan. Tanpa disadari, Mutiara semakin nyaman berada di dekat pria itu. Tapi ia tahu, Reyesh tidak seperti pria lain yang akan mudah terpengaruh oleh pesonanya.

"Rey, sabtu dan minggu ini aku izin off dulu belajarnya, karena ada acara keluarga. Salah satu saudaraku menikah dan aku bersama sepupu lain, diminta menjadi pagar ayu."

"Baiklah, nanti akan kuhitung berapa uang yang harus kukembalikan dari dua hari bolong itu." ucap Reyesh.

"Hah?! Dikembalikan? Tidak usah, Rey!" jawab Mutiara, menolak niat baik Reyesh yang tidak mau dibayar jika tidak mengajar.

"Tidak bisa, Mut. Tetap akan kuhitung dan kukembalikan."

"Kalau aku menolak, bagaimana?"

"Sudah kuduga, sifat alami dirimu memang sekeras itu, ya?" ucap Reyesh.

Mutiara hanya senyam-senyum memperhatikan wajah si jenius dingin di hadapannya.

"Begini saja, aku tetap tidak mau menerima apapun cashback ataupun uang kembalian karena bimbel kita ada yang off. Tapi, sebagai gantinya, aku ingin bersama denganmu seharian. Dan diluar pelajaran. Murni healing. Bagaimana? Boleh?" Mutiara memberikan tawaran menggiurkan. Ia harap, Reyesh tetaplah seorang laki-laki, dan akan tergoda oleh penawaran seperti itu.

"Kalian semuanya, para perempuan... sangat merepotkan, ya!" cetus Reyesh.

Kalimat itu bukanlah yang diharapkan oleh Mutiara. Sangat jauh dan diluar ekspektasinya.

"Baiklah. Asal jangan terlalu masuk dan mengganggu kehidupanku. Sepakat?" akhirnya, dengan terpaksa dan wajah ditekuk, Reyesh menyetujui penawaran dari Mutiara.

"Sepakat sih sepakat, bang. Tapi, wajahnya jangan cemberut gitu dong! Gantengnya jadi meredup, lho..." goda Mutiara dengan puas, diiringi senyum dan tawa yang sangat terpingkal.

"Bodo amat!" jawab Reyesh dengan dingin dan kaku.

Kegiatan bimbel di jumat sore itu, perlahan habis. Waktu semakin menjelang maghrib. Reyesh bersiap karena tugasnya akan selesai. Berbeda dengan Mutiara, ia masih ingin berlama-lama bersama sang jenius.

Dari sekian banyak orang yang mengajarinya sesuatu, hanya Reyesh lah yang mampu memberikan Mutiara kesan terbaik. Gadis itu mampu mencerna dengan optimal segala bimbingan dari Reyesh.

Tidak hanya itu, Mutiara pun jadi lebih bersemangat saat berada disekitar Reyesh. Entah dalam hal ingin menyaingi atau hanya untuk setara dengan si jenius itu.

Memang seperti pepatah atau istilah dari seorang anonim,

Cinta akan membawa dirimu lebih jauh. Menggerakkan langkahmu lebih cepat tanpa kau sadari. Membuka segala potensi yang selama ini terkunci. Sementara, seorang musuh akan memicu dan membuka potensimu jauh lebih dari yang kau bayangkan selama ini. Kombinasi mengerikan dari keduanya, jika kamu telah mencintai seseorang dan menjadikannya pesaingmu (dalam hal positif tentunya), maka potensimu tidak terbatas dan kamu tidak terkalahkan!

Begitulah yang saat ini dirasakan oleh Mutiara. Ia mulai ada ketertarikan pada Reyesh. Tapi, sekaligus ingin menjadikannya pesaing, bahkan rival. Tanpa perlu memberitahukan pada si jenius itu.

"Oke. Pertemuan minggu ini selesai. Kuharap kamu jangan lengah dan terus membayangkan dalam imajinasimu, ya!" ucap Reyesh memberikan saran.

"Maksudnya gimana?"

"Pembahasanku jangan selesai di meja ini. Kamu harus bawa dalam bayanganmu di manapun berada. Saat mandi, saat buang air besar, atau waktu luang. Pikirkan beberapa soal, bayangkan cara mengerjakannya, sambil memejamkan mata. Kalau bisa selesai tanpa perlu corat-coret, artinya SELAMAT... kamu akan naik level, Mut!"

Bersambung......

1
Musri
awal yg bagus...
alfphyrizhmi: thanks kaaakk... ditunggu terus ya. nanti sore akan update lagi.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!