NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hasriani

Dinda memilih untuk menikah dengan seorang duda beranak satu setelah dirinya disakiti oleh kekasihnya berkali-kali. Siapa sangka, awalnya Dinda menerima pinangan dari keluarga suaminya agar ia berhenti di ganggu oleh mantan pacarnya, namun justru ia berusaha untuk mendapatkan cinta suami dari hasil perjodohannya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 31

Rindu akhirnya berpamitan pada Dinda setelah selesai sarapan, ia juga berjanji akan kembali lagi nanti untuk menemani Dinda.

Setelah Dinda mengantar Rindu sampai di pintu, Dinda pun kembali masuk dan berjalan mendekati tempat tidur Ayahnya, ia duduk dikursi di samping tempat tidur pasien dimana Ayahnya terbaring.

"Papa, terima kasih sudah bertahan, Papa cepat bangun yah, Dinda masih butuh Papa. Dinda janji, setelah ini Dinda akan menuruti semua keinginan Papa, apapun itu." Ucapnya menggenggam erat tangan Ayahnya yang hangat.

"Tangan Papa hangat sekali, tangan inilah yang membesarkan Dinda sampai sekarang, Dinda tidak mau kehilangan kehangatan ini Pa, Dinda mohon Pa, bertahan untuk Dinda." Pintanya dengan senyuman getir.

Walaupun Ayahnya berhasil melewati masa kritisnya, namun Dinda masih belum bisa lega sepenuhnya melihat Ayahnya sampai sekarang belum sadarkan diri.

Dokter tadi mengatakan Ayahnya memang sudah melewati masa kritisnya, namun untuk kembali pulih dan sadarkan diri tergantung dari kemauannya sendiri, Dokter hanya memintanya tadi untuk terus berdoa agar Ayahnya ingin berjuang untuk sadar kembali.

Rasa kantuk kembali menghampiri Dinda, matanya terpejam perlahan, tangannya masih menggenggam tangan Ayahnya dan ia akhirnya tertidur di kursi samping tempat tidur Ayahnya dalam posisi duduk dan menjadikan lengannya yang ada di kasur sebagai bantal.

***

Cukup lama ia tertidur, mata Dinda perlahan mengerjap, pandangannya yang awalnya buram perlahan menjadi jelas.

Rasanya seperti mimpi berada ditempat asing saat Ia mengingat Ia masih berada di rumah sakit menemani Ayahnya, Dinda pun menatap Ayahnya dengan senyum saat melihat wajah Ayahnya yang tampak segar walaupun ia terbaring dengan begitu banyak alat yang menempel dibadannya, kaki kirinya pun juga di perban karena mengalami patah tulang.

"Pasti sakit sekali ya Pah, maafkan Dinda, Papa jadi seperti ini karena menyelamatkan Dinda." Ucapnya dengan tatapan sendu, merasa sedih karena Ayahnya berkorban untuknya.

Tatapan mata Dinda tertuju pada jari Ayahnya yang mulai bergerak, senyumnya semakin mengembang, matanya berbinar melihat mata Ayahnya yang mulai mengerjap pelan dan perlahan bangun dari tidurnya.

"Papa.." Dinda benar-benar senang saat melihat mata Ayahnya yang sudah terbuka sempurna.

Dengan cepat ia berlari keluar dari pintu dan memanggil Dokter.

Dokter pun bergegas masuk ke dalam ruang rawat Ayahnya dan memeriksa keadaannya, Dinda berdiri di dekat Ayahnya dengan tatapan penuh harap mendapatkan kabar baik dari Dokter.

"Kondisi Ayah anda semakin membaik, Ayah anda benar-benar sudah melewati masa kritisnya, tapi tetap masih harus dipantau sampai Ayah anda pulih." Jelas Dokter tersebut saat ia selesai memeriksa keadaan Ayahnya Dinda.

"Terima kasih banyak Dokter." Ucap Dinda dengan wajah yang begitu gembira, Dokter pun mengangguk pelan tersenyum ke arah Dinda.

"Terus pantau kondisi pasien." Pesannya pada perawat yang datang bersamanya.

"Baik Dokter." Jawab perawat tersebut mengerti.

Dokter tersebut pun berpamitan saat tugasnya sudah selesai, "Saya permisi dulu."

"Terima kasih Dok." Ucap Dinda merasa sangat bersyukur dengan adanya Dokter, tenaga kesehatan dan rumah sakit didunia ini.

Dinda berpikir bagaimana jadinya orang-orang seperti Ayahnya akan selamat jika tidak orang seperti mereka.

Ia kemudian mengikuti Dokter dan perawat tadi keluar untuk mengantar mereka sampai di pintu, setelahnya ia kembali masuk dan menghampiri Ayahnya, ia kembali duduk ditempatnya dan menggenggam erat tangan Ayahnya.

"Terima kasih Pa, Papa sudah mau bertahan untuk Dinda." Ucap Dinda penuh rasa syukur melihat Ayahnya perlahan bangkit kembali.

Ayahnya tersenyum perlahan mendengar ucapan putrinya, matanya berkaca-kaca karena masih diberi kesempatan menemani putrinya satu-satunya.

***

Di dalam kamar disebuah rumah mewah, Yuda sedang memikirkan bagaimana caranya ia bisa keluar dari sana. Sudah sehari lebih ia dikurung dikamarnya oleh Ayahnya, penjaga pun berkeliling disekitar rumahnya dan didepan kamarnya karena perintah Ayahnya.

"Aku harus menemui Dinda, aku harus minta maaf sama Dinda." Gumamnya terus mencari cara agar ia bisa keluar dari sana.

Sebelumnya Yuda di bawa pulang oleh orang tuanya dan meminta perawatan Yuda dilakukan dirumah saja, selang infus pun masih terpasang ditangannya.

Suara pintu yang terbuka langsung mengagetkannya, ia lalu dengan cepat kembali berbaring di tempat tidurnya.

"Saya mau menyuntikkan obat di infus kamu." Kata Dokter yang masuk ke dalam kamarnya itu.

Yuda hanya diam tidak merespon, Dokter tersebut pun langsung menyuntikkan obat di infusnya. Setelah selesai, Dokter tadi kembali keluar dari kamar Yuda.

Laki-laki itu merasa begitu frustasi mencari cara untuk keluar dari sana dan menemui Dinda, pikirannya menjadi buntu karena terperangkap dikamarnya.

Dalam pikirannya rasa bersalah dan rasa takut serta frustasi bercampur menjadi satu, satu-satunya yang ia inginkan adalah menjelaskan semuanya pada Dinda, mengakui kesalahannya dan mendapatkan pengampunan dari Dinda dan Ayahnya.

Ditengah kekalutannya, pintu kamarnya kembali terbuka, kali ini Ayah dan Ibunya yang masuk ke dalam kamarnya.

"Bagaimana keadaan kamu sayang?." Tanya Ibunya yang langsung duduk di tepi kasur anaknya.

"Yuda sudah baik-baik saja Ma, apa boleh Yuda menemui Dinda?." Jawab Yuda lalu meminta izin pada Ibunya untuk menemui Dinda.

"Untuk apa kamu menemui Dia lagi?, kamu pikir setelah perbuatan kamu yang kelewatan itu Dinda masih mau bertemu dengan kamu?." Kata Ayahnya yang sudah jelas menolak permintaannya, tidak lupa menyadarkan putranya atas perbuatannya.

"Yuda akan berusaha mendapatkan maaf dari Dinda Pa, Yuda juga penasaran dengan kondisi Papanya Dinda." Ucap Yuda tampak begitu bertekad.

"Papanya sudah sadar, jadi kamu tidak perlu memikirkan Dinda dan keluarganya lagi." Perkataan Papanya membuat Yuda sedikit lega, setidaknya ia tau Ayahnya Dinda sudah sadar.

"Papa kamu benar sayang, biar Papa kamu yang menyelesaikan semuanya." kata Ibunya tidak ingin anaknya bertidak lebih jauh lagi.

"Betul, serahkan saja semuanya pada Papa, setelah kamu pulih, kamu bersiap untuk berangkat ke Amerika." Ucap Ayahnya membenarkan perkataan istrinya, ia pun mengatakan sesuatu yang membuat Yuda terkejut.

"Amerika?, buat apa Pa?." Tanyanya dengan nada penolakan.

"Sudah cukup main-mainnya Yuda, kamu sudah dewasa, sudah saatnya kamu belajar bisnis dan mengelola perusahaan keluarga kita. Kamu ke Amerika dan belajar di perusahaan cabang disana." Tegas Ayahnya menjelaskan tujuannya mengirim anaknya ke Luar Negeri.

"Aku tidak mau Pa, Papa juga punya perusahaan disini, Yuda bisa belajar disini." Tolak Yuda tidak ingin menuruti perintah Ayahnya.

"Percuma mendebat Yuda, Papa sudah memutuskan kamu akan Papa kirim ke Amerika untuk belajar bisnis dan mengelola perusahaan disana." Keputusan Ayahnya sudah bulat, Ibunya pun terlihat menyetujui, ketakutan pun mulai menghampiri Yuda.

"Papa!." Ucapnya meninggikan suaranya memberontak.

"Papa tidak akan membiarkan apapun mengganggu kamu, termasuk keberadaan Dinda yang akan terus mengusik kamu dan terus-menerus membuat kamu ingin menemuinya." Ucap Ayahnya dengan tatapan mata yang tajam.

Perkataan Ayahnya dan kuasa yang dimiliki oleh Ayahnya membuat Yuda tertekan, selama ini apa yang di putuskan oleh Ayahnya selalu menjadi hal yang akan terjadi sesuai dengan keputusannya.

***

1
Evi Lusiana
gk kebalik bkn dinda yg ngganggu,justru yuda anakmu yg ngganggu dinda
Titik Sofiah
awal yg menarik ya Thor
kalea rizuky
lanjut donk
Evi Lusiana
emng d rmh dinda gk ada ART dn satpam ny y kak?
Hasriani: Gak ada kak, Dinda sama Papanya cuma tinggal berdua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!