Annika, kembali setelah bertahun-tahun di asingkan oleh keluarga nya sendiri karena bisu. Takut menjadi perbincangan publik seorang anak yatim piatu yang mereka angkat malah di perkenalkan sebagai anak mereka.
Sampai saat pesta perayaan keberhasilan si putri palsu, Annika datang dan membuat semua orang bertanya-tanya siapa kah putri yang asli dan yang palsu itu.
Saksikan kelanjutan ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lafratabassum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
...Setelah mengatakan nya, Amanda segera menjauh dari Calvin. Dia kesal, dan takut dengan reaksi Calvin, lebih baik menyelamatkan diri terlebih dahulu sebelum terlambat dan menerima amukan suaminya....
Di sisi lain, pelayan yang mendapatkan perintah dari nyonya, akhirnya bisa bernafas lega. Mereka dengan segera membawa Annika yang dalam kondisi tak sadarkan diri ke rumah sakit keluarga Masashi.
" hati-hati.. " ucap salah seorang pelayan pada pengawal yang menggendong tubuh Annika.
Hanya satu pengawal saja, memang tubuh ramping itu semakin kehilangan berat badan. Tidak perlu banyak mengeluarkan energi untuk bisa membawa nya.
" Kamu pergilah, temani nona" beberapa pelayan tampak saling suruh, mereka tidak mau menemani Annika. Lantaran tidak akan menerima imbalan apapun. Posisi Annika begitu dibawah, mereka tidak akan mendapatkan keuntungan apapun sekalipun saat ini sedang menolong anak majikannya.
" tidak. jangan aku.. Bukannya kau yang menelpon tuan tadi. Aku yakin tuan akan mencari mu nanti untuk meminta penjelasan. Jadi lebih baik kau saja yang pergi.." jelas pelayan itu dengan alasan logis.
" ah kau ini... ! " gerutu pelayan.
Dengan berat hati, pelayan yang menelpon tadi ikut masuk ke dalam mobil. Wajahnya kesal bukan main. Malam-malam begini bukannya istirahat, malah mendapatkan tugas tambahan.
Begitu mobil hitam itu pergi melewati gerbang, seseorang yang di tugaskan untuk memantau kediaman Masashi segera memberikan informasi.
Lewat panggilan telpon, dia mengadukan pada majikannya. " tuan, mereka membawanya keluar"
" terus ikuti"
" baik tuan"
Kamar rawat Pengacara Han.
Pengacara Han barusaja menerima satu set menu sarapan. Tetapi tidak dia sentuh sama sekali. Dia masih ragu dengan siapa yang membawanya kemari.
Meskipun mereka terlihat baik dengan memberikan perawatan medis pada tubuhnya. Tetapi tidak membuat Pengacara Han yakin jika mereka dalam kubu yang sama.
Ceklek
Tap tap
Jonathan masuk ke dalam kamar. Dengan wajah datar berjalan mendekati ranjang.
" bagaimana keadaan mu?" Jonathan mencoba dengan berbasa-basi terlebih dahulu. Setidaknya dia harus mencairkan suasana agar Pengacara Han bersedia membuka mulutnya tanpa perlawanan.
Pengacara Han tidak merespon.
" kau sungguh tidak merasa jika kami sudah memperlakukan mu dengan begitu baik? kami tidak akan melakukan hal buruk padamu, kau tenang saja" kembali lagi Jonathan mulai menjelaskan maksud dari tindakan nya.
" kalian siapa?" pertanyaan Pengacara Han sudah di prediksikan oleh Jonathan. Maka dari itu, Jonathan tersenyum tipis.
" yang jelas kami tidak berada di pihak Calvin" ucap Jonathan membuat pengacara Han mulai mengerti.
seseorang yang membawanya adalah rival dari tuan Calvin, tapi apa yang dia dapatkan jika mengatakan semua kebenaran ini.
pengacara Han bukan orang bodoh. dia terbiasa dalam dunia keras. antara untung dan rugi, begitulah yang dia pelajari selama berkarir di dunia pengacara
"meskipun begitu aku tetap tidak percaya kalian akan tetap memperlakukan ku dengan baik setelah kalian mendapatkan apa yang kalian inginkan" Jonathan tersenyum singkat, dia tidak menyalahkan pemikiran itu. " kau benar, tapi setidaknya keselamatanmu masih kami pertimbangkan, daripada berada di tangan Calvin. "
Pengacara Han terdiam, sebenarnya posisinya terbilang belum aman. Dia tidak bisa terus seperti ini kalau tidak. Dia akan berakhir sama tragisnya saat di tangkap anak buah Calvin. " apa kalian akan melepaskan ku setelah aku mengatakan semuanya?" Akhirnya pengacara Han memulai negosiasi.
" tentu saja, " jawaban cepat Jonathan malah terdengar mencurigakan oleh pengacara Han. beberapa saat berpikir, pengacara Han akhirnya mulai bersuara " ..aku terlibat hutang dengan tuan Calvin, lalu.."
" ha ha ha " Jonathan tertawa terbahak-bahak.
sangat lucu baginya.
Sedangkan pengacara Han segera menghentikan penjelasannya dengan tatapan bingung. dia telah melakukan kesalahan..
" kau bercanda?! kau pikir kami semua bodoh. dengan jelas kami mengetahui hubungan mu dengan isu anak kandung Masashi, kamu dan Annika kalian bekerja sama bukan?"
Pengacara Han tertegun, dia berhadapan dengan orang yang sama kuatnya dengan keluarga Masashi atau bahkan mungkin lebih.
" sudahlah, kau tidak berguna. percuma menyelamatkan dari mereka" Jonathan segera beranjak duduk. Dia terlalu menaruh harapan yang tinggi.
".. Tunggu.. Tunggu" Pengacara Han segera menghentikan Jonathan. Ada hal penting yang baru dia pikirkan saat ini.
Jonathan menatap Pengacara Han dengan tatapan malas " apa?" tanya nya.
Pengacara Han merubah posisinya menjadi duduk memohon di atas ranjang. Wajahnya memelas penuh harap. Jonathan mengerutkan keningnya, apa yang di lakukan lelaki itu. Lalu dengan kesungguhan hati Pengacara Han berucap " aku.. Aku berjanji.. Jika kalian bisa mempertemukan ku dengan nona Annika.. Aku.. Aku pasti akan mengatakan semuanya. Aku Janji.. "
Lama Jonathan menatap Pengacara Han yang terus mengulang kalimat nya. Seakan keselamatan Annika begitu penting baginya. Setelah menimbang beberapa lama, akhirnya Jonathan menjawab " baiklah, itu mudah sekali" penuh nada kesombongan.
Karena sebenarnya sebelum dia datang kemari, sebelum Pengacara Han meminta seperti ini. Elgar sudah lebih dulu mengirim seseorang untuk membawa Annika. Jadi bisa di bilang sekali dayung dua pulau terlampaui.
Rumah sakit.
Annika masih belum juga sadar setelah semalam dia mendapatkan perawatan. wanita itu datang dengan keadaan yang lemah, fisiknya sudah sangat payah.
Dokter tidak bisa melakukan banyak tindakan kecuali membuat tubuh itu memiliki energi terlebih dahulu.
Pelayan yang mengantar semalam malah terlihat tidur di sofa kamar. Dia sama sekali tidak memperhatikan Annika dengan benar. Bahkan apa yang perlu dia urus tidak dia jalankan.
Baginya berada di sini menjadi aji mumpung dia beristirahat selama yang dia mau.
Pagi ini setelah perawat membawakan sarapan pelayan itu baru terbangun.
" suster.. Bagaimana kondisi nya huaaa" bertanya dengan masih menguap, sama sekali tidak peduli. Bahkan dia jalannya masih sempoyongan saat mendekati ranjang.
" masih belum stabil. Tapi fungsi tubuhnya membaik. sebentar lagi dokter akan melakukan pengecekan kembali, kamu tunggu saja" jawab perawat, setelah nya dia pergi.
Sedangkan pelayan itu melihat makanan di meja dengan tatapan lapar. Dia belum makan sama sekali, alhasil dia mengambil makanan itu untuk dia makan sendiri.
" dia saja belum bangun, daripada di buang mending aku makan" lirihnya lalu duduk di sofa dan melahap semuanya.
Setelah habis, pelayan itu masuk ke kamar mandi. Dia akan membersihkan diri, seperti nya ada Untung nya dia menemani Annika di sini.
itung-itung dia sedikit bersantai dengan menjaga Annika di rumah sakit. Tak ada yang menyuruh nya melakukan pekerjaan rumah.
Pelayan itu benar-benar menikmatinya ritual mandinya. Hingga dia menghabiskan banyak waktu disana. Bagaimana tidak, Annika di rawat di ruang VVIP tentu saja fasilitas nya begitu mewah baginya yang hanya seorang pelayan.
Begitu keluar, pelayan itu melihat ranjang Annika yang sudah kosong.
" perawat sudah membawa nya rupanya" pikirnya. Karena tadi memang akan ada penanganan lanjutan seperti yang perawat tadi katakan.
Alhasil dia hanya bisa menunggu, pelayan itu kembali ke Sofa dan membaringkan tubuhnya. Badan bersih serta perut yang kenyang. Pelayan itu dengan mudah langsung masuk ke alam mimpi.
Hingga sebuah tepukan di bahunya menarik kesadaran.
" dimana nona Annika?" tanya perawat dengan wajah khawatir.
" em.. perawat sedang membawanya untuk di periksa.. " jawabnya tanpa membuka mata. Pelayan itu malah mengganti posisi tidur nya.
Perawat yang mendengar nya tentu saja panik " pemeriksaan apa? Kami masih akan membawanya!" dengan nada cemas.
Pelayan itu seketika terbangun, mata merahnya membuka dengan lebar.
" apa.. Maksud nya.. Kalian.. "
" kami baru akan membawanya tapi nona Annika malah tidak ada.. Bagaimana kamu menjaganya?" ucap perawat itu dengan kesal.
" aku.. tidak tau.. Aku baru saja.. "
" ah kamu ini.. "
Perawat itu keluar dan segera mencari pasiennya. Diikutin Dnegan pelayan yang juga terlihat panik.
semangat kak💪