NovelToon NovelToon
Two Promises

Two Promises

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Minamoto Haruki adalah seorang pemuda yang hancur. Kebahagiaan dan kehidupannya porak-poranda ketika kekasihnya, Yoshimoto Sakura, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Diliputi penyesalan dan keputusasaan, Haruki hanya bisa berharap bisa kembali ke masa lalu dan mengubah takdir kelam itu.

Ajaibnya, harapan Haruki terkabul. Ia terbangun dan menemukan dirinya kembali ke masa lalu, tepat satu tahun sebelum tragedi terjadi. Di sinilah, di hari pertamanya di tahun ketiga SMA, ia bertemu kembali dengan Sakura yang masih hidup dan ceria, serta temannya yang protektif, Yoshida Hana.

Dengan kesempatan kedua di tangannya, Haruki bersumpah akan melindungi Sakura dan mengubah masa depan mereka. Namun, ia segera menyadari bahwa mengubah takdir tidak semudah yang ia bayangkan. Ada detail-detail kecil yang berbeda, interaksi yang tak sama, dan rahasia yang belum terungkap.

Ikuti kisahnya di "Two Promise"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch.9 - Langkah yang terpantau

[Kemarin, 25 April — 2015]

[•] Kamar Apartemen Minamoto Haruki

Sudah hampir 2 minggu aku kembali ke masa lalu. Sampai saat ini, sudah banyak hal terjadi.

Mulai dari sikap Sakura dan Hana yang berubah, Megumi yang datang menemuiku, sampai akhirnya aku bertemu dengan Akari, adik dari Sakura.

Semakin lama aku berada di masa lalu ini, makin banyak sekali hal yang berubah. Serta, semakin membuatku terus berpikir.

—Apakah aku dapat menyelamatkan Sakura?

Semakin aku berpikir seperti itu, semakin besar juga celah pengawasanku.

—Aku harus bisa melewatinya!

"Benar juga!."

Hari ini dan besok, akan ada kelas tambahan rutin setiap bulannya. Padahal kan sekarang hari sabtu.

Meskipun ini hanya dilakukan selama seminggu setiap bulan. Tetapi...

—Mengorbankan satu hari sabtu dan minggu setiap bulannya hanya untuk kelas tambahan. Bukankah itu hal yang cukup kejam?

"Ya sudahlah, aku berangkat saja..."

Aku pun segera mengenakan seragam sekolah, lalu berangkat menuju sekolah untuk mengikuti kelas tambahan.

[•] Sekolah

Ketika aku sampai di depan gerbang sekolah, aku melihat Megumi sudah sampai lebih dulu.

"Megu-" saat aku ingin memanggilnya, suaraku terhenti seketika saat melihat punggungnya yang tak biasa itu.

—Dia kenapa?

"Megumi!"

Setelah aku memanggilnya, dia pun berbalik. Namun, senyum di wajahnya itu seperti...

"Selamat pagi, Haruki!"

"Selamat pagi juga, Megumi," balasku.

Tapi kenapa ya... Megumi terasa seperti orang lain. "Tumben sekali kau datang lebih dulu dariku, Megumi."

"Aku hanya bangun lebih cepat dari biasanya kok, Haruki," jawabnya dengan wajah tersenyum.

Senyumannya terlihat seperti dipaksakan untukku. Ada apa denganmu, Megumi.

"Baguslah kalau begitu."

Aku harus mencari tahu alasan di balik senyum palsunya itu. Alasan yang dapat membuat orang seperti Megumi dapat menunjukkan senyum palsu.

Setelah itu, aku selalu memperhatikan Megumi sampai kelas berakhir.

Mulai dari mengobrol dengan Hana dan Sakura di dalam kelas, sampai kami berempat mengobrol bersama di kantin, bahkan di saat pulang bersama.

Aku tak juga menemukan alasan di balik senyumannya itu.

Setelah itu, aku hanya berharap dapat menemukan alasan itu di lain hari.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

Setelah itu, selama satu hari, tak ada lagi kegiatan lain yang aku lakukan.

[26 April — 2015]

"Ah... kenapa Megumi saat di Sekolah terlihat berbeda. Kemarin, bahkan hari ini pun masih belum kutemukan alasan di balik senyumannya itu."

—Kira-kira kenapa ya?

—Apa aku sudah berbuat salah kepadanya?

Aku tak terpikirkan satu pun cara untuk menemukan alasan di balik senyumnya itu.

Jika tidak bisa menemukan alasannya, aku harus dapat mengembalikan senyum tulusnya seperti dulu.

—Tapi bagaimana caraku dapat mengembalikannya?

"...."

"Aku keluar sajalah. Sekalian membeli bahan masakan untuk makan malam," gumamku.

Setelah itu, aku pun keluar apartemenku untuk berjalan mencari suasana baru di luar.

[Beberapa menit kemudian]

Setelah selesai membeli bahan masakan untuk makan malam, aku pun berjalan menuju taman untuk istirahat.

[•] Taman

Ketika sampai di sana, aku seperti melihat seseorang yang mungkin aku kenal.

Rambut hitam itu, tinggi badan, serta postur tubuhnya, mirip seperti adiknya Sakura.

—Kalau tidak salah, namanya siapa ya?

Ah...

"Ah, ternyata benar Akari-chan..." ucapku.

Aku bertemu dengan Akari, adik dari Sakura. Akari tidak mengenaliku saat kupanggil, padahal pernah bertemu.

Setelah itu aku bertanya padanya, "Sedang apa kau berada di sini, Akari-chan?"

Kemudian dia menjawab kalau dia sedang mengikuti kakaknya karena sikap kakaknya yang sedikit berubah setelah pulang sekolah.

Saat aku melihat Sakura yang berada di taman, aku merasa kenal dengan orang yang berada di sampingnya.

Punggung itu, rambut pendek itu, serta tinggi dan postur tubuhnya. Kalau tidak salah...

"Oh, itu kan Yoshida-san. Sedang apa dia bertemu dengan Sakura di tempat itu?" ujarku.

Setelah aku mengatakan itu, Akari terkejut dengan perkataanku.

"Eh, jadi dia Kak Hana!?" ucapnya dengan ekspresi terkejut saat mengetahui kalau orang yang bersama dengan Kakaknya adalah Hana.

Kemudian, aku pun mengikuti Akari untuk membuntuti Sakura.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[Beberapa menit setelahnya]

Ketika aku dan Akari sedang mengikuti Sakura dan Hana yang sedang berjalan menuju sebuah kafe, aku menyadari kalau ada seseorang yang mengikuti kami jauh dari belakang.

Sesekali aku menoleh untuk melihat siapa orang yang mengikuti kami berdua.

Satu saat aku menoleh, aku melihat Megumi yang sedang mengintip di balik tembok.

—Megumi!? sedang apa dia mengikuti kami?.

Aku tetap melanjutkan berjalan mengikuti Sakura dan Hana, bersama dengan Akari.

Sesekali aku melirik ke arah Megumi, untuk memastikan waktu yang tepat menghampirinya.

Setelah beberapa saat, Megumi terlihat sedang berhenti. Sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

Aku berpikir kalau sekarang adalah saat yang tepat untuk menghampirinya. Karena itulah aku berjalan ke arah Megumi.

Ketika aku sedang berjalan, Akari berbalik dan bertanya, "Kak Minamoto mau ke mana?"

Lalu aku menjawab, "Aku ada urusan dulu, Akari. Kau tunggu di sini ya?"

Setelah itu aku berjalan menuju tempat Megumi berdiri.

Ketika aku menyapanya, Megumi terkejut karena ketahuan olehku.

Dia pun bertanya, "Apa yang sedang kau lakukan di sini, Haruki?"

Aku pun menjawab kalau aku bertemu dengan Akari, dan saat ini kami berdua sedang mengikuti Sakura dan Hana.

Megumi bertanya kembali padaku, "Siapa anak yang bersama denganmu itu, Haruki?"

Aku menjawab kalau dia adalah Akari, adik dari Sakura, kepada Megumi.

Megumi terkejut, badannya mendadak kaku saat mendengar jawaban dariku.

Tentu saja dia terkejut, apa lagi saat aku beritahu kalau Akari adalah adik Sakura. Megumi kan tidak tahu akan hal itu.

—Selain itu... mengapa Megumi yang aku lihat saat ini, sama seperti Megumi yang biasanya? terutama di ekspresinya yang terlihat alami, tanpa ada unsur paksaan.

"Sedang apa kau mengikuti aku dan Akari, Megumi?" tanyaku padanya.

"A-aku hanya kebetulan melihat kalian berdua saja kok. Aku t-ti-tidak ada maksud lain untuk mengikuti kalian," jawab Megumi dengan nada terbata-bata.

"Jadi... mau apa kau dengan mengikuti kami?" tanyaku sekali lagi.

"Aku hanya penasaran dengan kalian yang sedang mengikuti Yoshimoto dan Yoshida," jawab Megumi.

"Ya sudahlah... bagaimana kalau kau ikuti kami saja, Megumi?" tanyaku mengajaknya.

"Baiklah Haruki, aku akan mengikuti kalian berdua!" jawab Megumi tersenyum. Kali ini, senyumannya terlihat lebih tulus dari sebelumnya.

Aku, Akari, dan Megumi pun bersama-sama membuntuti Sakura dan Hana.

Selagi kami berjalan, Akari melirik ke arahku, "Kenapa kau mengajaknya, Kak Minamoto?" bisik Akari bertanya.

"Memangnya tidak boleh ya?" tanyaku balik.

"Bukannya tidak boleh, tapi..." jawab Akari, suaranya semakin kecil. "Kenapa harus dia?"

Tunggu... kenapa Akari bertanya seperti itu. Bukankah mereka berdua tidak pernah sekali bertemu.

"Aku tidak tahu maksudmu, Akari-chan. Memangnya ada apa dengan Megumi?" tanyaku berbisik.

"Bukan apa-apa, Kak Minamoto," jawab Akari. Sepertinya dia mencoba mengalihkan pembicaraan.

—Apa maksudnya? kenapa Akari seperti mengenal Megumi? bukankah mereka berdua belum bertemu sekalipun?.

—Apa sebenarnya mereka berdua pernah bertemu, namun Megumi tidak mengingatnya?

Isi pikiranku saat ini, tak jauh dari pertanyaan terkait Akari dan Megumi.

Setelah itu, aku tetap melanjutkan langkahku untuk membuntuti Sakura dan Hana, bersama dengan Akari dan Megumi.

...Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω...

[Beberapa menit kemudian]

Setelah beberapa menit mengikuti Sakura dan Hana, akhirnya kami melihat mereka berdua berhenti di depan sebuah kafe.

Sakura terlihat memasuki kafe tersebut, sementara Hana menyusulnya setelah beberapa saat.

Kami bertiga saling pandang, lalu memutuskan untuk ikut memasuki kafe tersebut.

Saat aku membuka pintu kafe tersebut, bertapa terkejutnya kami bertiga saat melihat Hana di depan kami semua.

Hana berada tepat di balik pintu, ia seperti menunggu kami bertiga memasuki kafe. Dan saat pintu terbuka, terlihat Hana dengan tatapan tajam ke arah kami.

"Kenapa kalian membuntuti aku dan Sakura?"

Bersambung....

1
Roxanne MA
okay next thor bab berikutnya aku penasran sma next chapter
Reaz
ayo mampir juga/Coffee/
Lounyx
semangat Thor/Hammer/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!