Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Puncak perdebatan
"Jika nama baikmu yang menjadi masalahnya baiklah, cukup kau membiarkan aku pergi, aku akan mengatakan kepada semua orang bahkan jika perlu aku akan mengatakan pada semua penghuni semesta, jika di sini aku yang salah, aku yang menjebakmu untuk menikahiku, aku akan mengatakan jika aku melukai diriku sendiri, kau disini hanya korban atas semua ambisi dan kejahatanku bahkan aku akan mendatangi kantor urusan agama untuk membatalkan pernikahan kita mengingat umur pernikahan kita baru berumur tiga hari, aku akan mrngembalikan setatus jejakamu, aku akan mengembalikan nama baik keluarga dan pesantren ini, aku tidak akan menuntut apapun baik padamu ataupun pada keluargamu, setelahnya kau bisa menikahi kekasih hatimu si Ayudia yang sholehahnya luar biasa, aku rasa itu cukup adil bagimu, aku hanya ingin pulang Agus". Kimmy tak kalah kencangnya mengatakan hal itu.
Belum sempat Ridwan membuka mulut untuk berbicara, sudah terdengar gedoran dari luar kamar mereka.
"Buka pintunya atau kami akan mendobraknya".
.
Riza yang melintas tak jauh dari kamar pengantin baru itu mendengar perpengkaran antar pasangan itu, dirinya segera mendatangi Abi serta Uminya, Riza khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk lagi pada kakak iparnya mengingat sifat Kimmy yang pemberontak.
"Abi, Umi cepat kita harung menolong Kak Kimmy, aku takut mas Ridwan melakuhan hal buruk lahi padanya". Saat ketiganya sampai di depan pintu kamar pengantin itu mendapati Risma yang sama paniknya menekan handel pintu.
"Abi pintunya di kunci dari dalam".
Sedangkan di dalam kamar masih terdengar perdebatan dan puncak perdebatan itu saat suara Ridwan menggelegar seakan menghancurkan setiap pembatas di rumah itu, di susul dengan suara Kimmy yang berteriak, Abi dan yang lain terkesiap dengan apa yang di teriaki Kimmy kepada anaknya.
"Abi lakukan sesuatu Umi takut Ridwan menjadi gelap mata". Umi menyadari kekurangan putranya yaitu terlalu cepat emosi yang siap kapan saja meledak.
"Buka pintunya atau kami dobrak pintunya". Tak kunjung di buka dari dalam, Riza sudah berada di depan pintu dengan linggis di tangannya entah dari mana pemuda itu mendapatkan linggis dengan kurun waktu yang begitu cepat.
Belum sempat Riza mengayunkan linggisnya sudah terdengar kunci di putar dari dalam. Pintupun tetbuka Umi dan Mbak Risma segera memburu tubuh Kimmy, menelisik serta menelitinya dengan seksama Khawatir jika terjadi sesuatu dengan anggota baru keluarga mereka.
"Apa kau baik-baik saja nak?". Umi segera memeluk menantunya. Sedangkan Kimmy hanya bergeming di tempatnya tanpa membalas ataupun menolak pelukan dari ibu mertuanya.
Di cakuplah kedua pipi Kimmy oleh tangan keriput mertuanya sorot matanya teduh seakan menyalurkan kekuatan, berbeda dengan raut muka Kimmy yang terpancar jelas amarah bercampur rasa kesal di sana, Kimmy sebenarnya bertanya apa yang di inginkan si Agus mengapa menolaknya saat Kimmy meminta di ceraikan tak habis pikir dengan Ustaz angkuh itu.
"Abi, Umi, Kimmy minta maaf karna telah membuat ke gaduhan". Tanpa menunggu jawaban Kimmy meraih ponselnya dan keluar dari kamar setengah berlari.
Ridwan panik mendapati istrinya melarikan diri, ia tau istrinya istrinya tidak main main dengan ucapannya. Pun dirinya segera ikut berlari mengejar langkah istrinya.
"Kimmy Tunggu! "
"Kimmy jangan melakukan sesuatu saat kau sedang emosi". Kimmy mengumpat karna ucapan si Agus bisa-bisanya pria itu berceramah sedangkan dirinya sendiri bertindak seenaknya.
"Kimmy tunggu, atau kau akan menyesal".
Cih menyesal, justru ia sangat menyesal telah menyukai Ustad angkuh dan terlibat hal konyol di neraka suci ini.
Kimmy sendiri terus melarikan kakinya menuju pintu gerbang teriakan demi teriakan Ridwan tak ia hiraukan sama sekali bahkan ia enggan untuk menoleh kebelakang.
"Sial!., Gerbangnya di kunci". Tidak ada cara lain selain memanjat pagar tinggi itu, Kimmy memasukan ponselnya ke kantong samping gamisnya dan segera memanjat gerbang.
Kimmy sekarang menjadi pusat tontonan gratis para santri yang tengah mengaji pagi di kelas dan di mesjidpun berbondong-bondong keluar karna mendengar teruakan Gus mereka.
"Astaghfirullah apa gadis itu titisan seekor monyet".
"Kau itu nakal sekali sudah aku katakan berhenti kau masih memanjat, bagai mana jika kau terjatuh dan mati di sini? "
"Itu akan lebih baik, aku justru akan merasa sangat bersyukur".
"Ya Allah Kimmy, aku mohon jangan seperti ini, mari bicara di rumah jangan mendebatku di sini malu sama santri dan ustaz-ustazah melihat kita".
"Minggir, jangan menghalangi jalanku".
Ridwan akhirnya berhasil menyusul langkah istrinya, tanpa babibu lagi Ridwan memanggul tubuh istrinya bagai sekarung beras, tubuh Kimmy memberontak meminta ingin di turunkan.
"Lepaskan aku! ".
"Diam! "
"Lepas".
Saat keduanya tengah berdebat dengan Kimmy yang berada di pundaknya, seorang Ustaz mendatangi keduanya dan bertanya.
"Ada apa Gus? "
"Biasa istriku sedang merajuk, biasa masalah pengantin baru". Ridwan mengatakan itu tanpa sadar Ayudia menangis mendengar ucapan pujaan hatinya, dirinya merasa cemburu mengapa bukan dirinya yang menjadi istri dari Gus Ridwan.