NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.

April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.

April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.

Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.

Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.

Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

"Eric, aku lelah. Bisakah kamu membawakan belanjaanku?" Janeta mengeluh berat bawaannya, apalagi kakinya sudah merasa linu - linu.

Eric menghentikan langkahnya, "Baru berjalan beberapa langkah saja kamu sudah merengek apalagi kalau sudah hamil besar?" Eric terpaksa mengambil alih barang bawaan Janeta.

Janeta mengerucutkan mulutnya, "Ini anak siapa, anak kamu juga kan ?"

"Iya, baiklah. Ayo pulang!" ajak Eric, ia juga merasa lelah dan ingin cepat sampai rumah.

Baru beberapa langkah keluar dari area pertokoan, pandangan Janeta terkunci pada sosok wanita yang tengah berdiri di muka mobil mewah.

"Eric, bukankah itu mantan istrimu?" tunjuk Janeta pada April.

Eric meluruskan pandangannya ke arah jari telunjuk Janeta. Ia menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatan di bawah terangnya cahaya lampu. "Iya, itu benar. Sedang apa ia berdiri di situ ? Ayo, kita ke sana!"

Eric berjalan cepat diikuti Janeta dari belakang.

"April !" panggil Eric.

Tak asing dengan suara itu, April menoleh cepat. "Eric ?"

"Benar bukan, sedang apa kamu berdiri di depan mobil kami? Minggir !" celetuk Janeta yang mengaku jika mobil itu adalah milik mereka.

Eric mengikuti saja permainan istrinya.

"Aku mau apa, itu bukan urusan kalian !" sahut April sinis. Malas juga meladeni mereka.

"Setelah aku usir dan aku ceraikan, rupanya seperti ini hidup kamu. Kamu sedang mengincar pria hidung belang dan menjajakan lubang sempit kamu kan !" tuduh Eric sembari menatap jijik.

April tak terima dengan tuduhan mantan suaminya itu. Darah April mendidih. Matanya melotot. Tangannya melayang cepat dan berhasil mendarat dengan kasar di pipinya.

"Plak!"

" Jaga mulutmu ! Itu hadiah untukmu atas tuduhan yang tanpa bukti terhadapku." ucap April dengan begitu geramnya.

"Kau !" Eric memegang pipi bekas tamparan, tak terima direndahkan oleh mantan istri.

Janeta terlonjak kaget bukan main.

"Jangan samakan aku dengan wanita jalang ini !" tunjuk April pada Janeta.

"Sialan kamu, berani memanggilku wanita jalang. Aku ini sekarang sudah menjadi istrinya Eric." Janeta menimpali.

"Kalau bukan jalang, apa ! Pelakor ?"

"Sekarang kamu sudah berani menamparku!" hardik Eric yang tidak terima dengan perlakuan April terhadapnya.

"Kita sudah bercerai. Tidak ada yang perlu aku takutkan lagi darimu. Enyahlah kalian berdua dari hadapanku !" usir April, jengah bertemu dengan dua pasangan laknat itu.

Eric ingin membalas perlakuan April terhadapnya. "Kamu mengusirku ? Tidak semudah itu, rasakan pembalasanku!" Tangan Eric terangkat ke atas dan siap melayang.

"Berhenti!" Tangan Dave menahan tangan Eric lalu memilinnya. Beruntungnya Dave datang cepat. Ia tadi sedang pergi ke toilet.

Eric kalah tenaga dan mengerang menahan sakit. "Siapa kamu dan jangan ikut campur urusanku !"

"Urusan April, urusanku juga." Dave melepaskan tangannya dan mendorong tubuh Eric hingga membuat Eric mundur dan hampir terjungkal.

Janeta menghambur ke arah Eric, "Eric, kamu tidak apa - apa ?" memastikan keadaannya baik - baik saja.

"Ayo, kita pulang !" ajak Dave pada April. Dave membukakan pintu mobil untuknya lalu berputar kembali ke kemudi. Mobil melaju meninggalkan area parkir.

"Siapa pria itu dan mengapa terlihat begitu dekat dengan April ?" gumam Eric tak mengira juga mobil mewah itu dikendarai oleh mantan istrinya bersama pria asing.

"Mantan istri mu sudah menjadi wanita simpanan pria lain. Pilihanmu tepat untuk menceraikan dia." Janeta mengompori.

Sementera di dalam mobil.

"Apa kamu terluka?" tanya Dave sedikit cemas.

"Tidak." sahut April singkat dan enggan untuk menjawab.

" Kamu mengenal mereka ? Siapa mereka ?" tanya Dave lagi, berharap di kemudian hari tidak terjadi.

"Mantan suamiku dan istrinya." sahut April terpaksa berbicara juga.

"Oh," Dave tak lagi bertanya lalu keduanya kembali diam. Dave tak ingin ikut campur dengan masa lalu orang lain.

Dave hendak memarkir mobilnya di sebuah rumah makan mewah.

"Kita mau apalagi?" tanya April was - was.

"Kamu tahu tempat ini untuk apa ?"

"Untuk makan."

"Itu kamu tahu."

"Iya, tapi aku mau pulang sekarang. Baby David pasti rewel."

"Sudah aku katakan dari awal tadi. Selama Soraya tidak memberi kabar, itu artinya aman."

"Aku tidak percaya ini. Aku mau menelpon bibi Soraya untuk memastikan keadaanya." April merogoh ponsel dari saku tasnya.

"Hallo, bibi Soraya. Bagaimana dengan kabar baby David, apa dia rewel ?" tanya April begitu cemas dan rindu seolah sudah seminggu tidak bertemu.

Soraya menjawab, "Semua aman terkendali."

April tidak percaya bayi itu begitu pintar ketika ia tinggal. "Boleh aku melihatnya?"

"Tentu saja," Soraya mengarahkan layar ponselnya ke box bayi. Terlihat baby David tengah tidur begitu lelap.

Karena sudah yakin aman tidak ada masalah, April menjadi tenang sekarang, ia mencium dengan jarak jauh ke arah pipi gembulnya. April menutup panggilannya dan memberi pesan untuk mengabarinya jika terjadi sesuatu.

Dave melihat sosok April dari sisi lain. Seperti seorang ibu kandung yang mencemaskan anaknya. Begitu tulus seakan menjadi sosok Lara di tubuh dia.

"Bagaimana, aman bukan ? Kalau begitu, cepat turun. Aku sudah sangat lapar !" Dave membuka pintu mobil, lalu turun duluan.

Ingin menolak sepertinya itu tidak mungkin, perutnya saja sudah keroncongan. April bergegas turun juga.

Dave dan April duduk saling berhadapan. Ini kali pertama Dave makan diluar bersama wanita lain selain Lara.

Pelayan restoran menyajikan menu premium berupa Kaviar Beluga dan Bluefin Tuna. Itu terdengar asing bagi April yang setahunya hanya makan nasi dan lauk.

"Mana nasinya ?" protes April. Membuat beberapa pengunjung memperhatikannya dan saling berbisik.

"Ini restoran mahal dan mewah, masa mencari nasi di sini."

"Kolot !"

April menjadi minder dan canggung.

Dave mengetahui perubahan wanita yang lebih muda 6 tahun darinya. "Jangan hiraukan mereka, buatlah dirimu senyaman mungkin !" Dave memanggil pelayan untuk diambilkan dua porsi nasi.

"Makanlah, dan abaikan mereka!" ucap Dave begitu pesanan datang lalu memulai duluan.

April sedikit ragu dan perlahan ia mulai terbiasa dan kembali menjadi dirinya.

"Kamu harus makan banyak agar ASI untuk David terpenuhi." saran Dave.

"Aku tahu, apa aku boleh nambah lagi ? Telur ikan ini sangat lezat."

Dave tak mempermasalahkan harganya yang penting April enjoy. "Tentu." Dave memanggil pelayan untuk dibuatkan seporsi kaviar Beluga lagi.

"Wanita ini memiliki selera yang sangat bagus. Kaviar adalah hidangan paling mahal disini." batin pelayan itu.

Usai perut kenyang, keduanya pun pulang.

"Kamu ingin kemana lagi ?" tawar Dave sebelum beranjak pergi ke kasir.

"Kemana lagi, tentu saja aku ingin pulang. Dadaku sudah terasa menegang dan basah." April merasa risih dengan penampilannya.

Dave tahu itu, "Baiklah. Ayo, kita pulang!" Dave beranjak lalu menuju kasir.

"Berapa semuanya ?" Dave megeluarkan kartu debitnya lalu menyerahkannya.

"Semuanya 100 juta." sahut si kasir sembari menggesek kartu itu.

April seperti salah mendengar, ia pun mengajukan protes. "Apa tidak salah, hanya makan telur saja selangit harganya."

Si kasir tersenyum, "Maaf, disini restoran mahal dan mewah, sudah tertera jelas harganya."

April membuat Dave merasa malu saja, Dave menarik tangan April pergi usai melakukan transaksi pembayaran.

"Untuk apa kamu protes masalah harga tadi ? Membuatku malu saja." ucap Dave sembari masuk ke dalam mobil.

"Tentu saja, itu kan hanya olahan telur ikan." April tidak terima.

"Masalahnya, itu bukan telur ikan biasa. Telur itu diambil dari ikan belugar betina yang bisa bertelur 10 - 15 tahun sekali saja. Makanya mahal."

"Hah !" April membuka lebar mulutnya. Rupanya ia telah banyak menghabiskan uang Dave dalam beberapa jam saja. Termasuk baju dan sepatu.

"Aku tidak tahu harganya bisa semahal itu. Maafkan aku, Tuan Dave. Bisakah kamu memotong gajiku sebagai ganti rugi untuk hari ini ?"

Dave berdecak, "Gajimu seumur hidup tidak akan mampu untuk melunasinya."

"Lalu aku harus bagaimana ?" April menjadi merasa bersalah. Terlihat lucu juga jika ekspresinya seperti itu.

"Berperanlah sebaik mungkin menjadi istri ku, besok."

Deg !

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: sama sama kak
Kam1la: terimakasih kak, atas dukungannya. dari sekian penggemar cuman kak Cindy yang aktif komen
total 3 replies
Kam1la
dari sekian penggemar, cuman kak Cindy yang aktif. terimakasih Kak atas support untuk author receh ini.
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Kam1la
siap kak!
Cindy
lanjut kak
Kam1la
jangan lupa teman - teman untuk like dN rating nya juga. terima kasih...
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: oh, gitu kak😊
Kam1la: belum dapat inspirasi kak...
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!