ELEA (Tak Pantaskah Aku Dicintai?)

ELEA (Tak Pantaskah Aku Dicintai?)

BAB 1| Antagonis Vs Protagonis

...BYUR!...

Teriakan keras dari bawah sana di saat air dari ember bekas pel berpindah ke arah gadis berambut sebahu di bawah sana, senyum menyeringai terbit di bibirnya. Siswa-siswi berkerumun, secara serentak yang ada di lantai bawah berlarian ke arah lapangan. Sementara yang ada di lantai 2 sampai 4 ikut turun ke lantai satu, memperhatikan siapa orang gila yang menyiram si queen dari sekolah SMA ELANG RAKABUMING.

"ELEA!" jeritnya geram.

Ember di tangan langsung dibuang ke samping, gadis yang dipanggil dengan nama Elea itu malah mengacungkan jari tengahnya.

"Mampus, lo!" seru Elea terkekeh kecil.

Gadis berambut coklat terang sepinggang itu meninggal rooftop gedung sekolah, bersenandung bahagia.

"Astaga, si Elea lagi."

"Cih! Itu anak emang nggak ada elegannya kek Rania."

"Kasian Rania, mana basah semua lagi."

"Bisa apa? Si Elea anak kandung sementara si Rania anak angkat."

"Eh, eh, eh, asalkan kalian tau. Si Elea katanya kagak di sayang sama Nyokap dan bokapnya."

Bisik-bisik lirih dari siswa-siswi mengalun, sementara remaja lelaki yang mendekati Rania dengan memakaikan gadis cantik tersebut jaket dan membawanya menjauh.

Jika di lapangan sekolah riuh karena ulah Elea, maka di lantai 4. Elea dicegat oleh pemuda yang dua tahun lebih tua dari Elea, kedua tangan Elea dilipat di dada.

"Apa yang lo lakuin ke Rania, hah!" berang Zion dengan gigi geraham bergemeretak.

Mendapatkan tatapan seolah-olah siap melayangkan pukulan, Elea malah nampak santai.

"Lah, Abang nggak ngeliat kah? Adik tersayang Abang gue siram pakek air bekas pel," jawab Elea ceria.

"Sakit lo, El," balas Zion, "sejak kehadiran lo di mansion. Nggak ada hari tenang sedikit pun, Rania salah apa sama lo? Ampek lo segila itu ngebully dia, hah!"

"Salahnya dia, apa," ulang Elea, tak percaya, "pertama dia udah gantiin posisi gue, yang kedua karena dia udah ambil keluarga gue, dan yang terakhir... karena dia bikin gue diabaikan."

Zion tersenyum mencemooh. "Ngaca, El! Ngaca. Lo itu yang bikin orang rumah nggak suka, apa yang terjadi nggak ada hubungannya sama Rania. Dia itu cewe baik-baik, yang punya prestasi. Bikin bangga Nyokap dan Bokap, sementara lo? Lo cuma punya darah dari keturunan Baskara. Tapi, lo nggak pernah bisa nunjukin kalo lo benar seorang Baskara."

Elea mendesah kasar, ya, apa yang dikatakan oleh kakak kandungnya ini benar sekali. Di tubuh Elea mengalir darah Baskara tapi, Elea tidak bisa membanggakan keluarga besar Baskara.

"Gue ingetin ya, buat terakhir kalinya sama lo. Jangan nyentuh Rania, seujung kuku pun. Gue nahan diri buat nggak ngegapar lo sebab gue masih waras. Jangan ampek kewarasan gue ilang, peduli setan sama lo yang katanya Adik kandung gue sediri!" Zion menunjuk-nunjuk muka adiknya dengan wajah merah padam.

Zion membalikkan tubuhnya melangkah terburu-buru meninggalkan lantai 4, ekspresi pongah Elea perlahan memudar. Kedua matanya nampak berkaca-kaca, Elea cuma mau diperhatikan. Dicintai, bukan dimaki-maki. Bahkan dibandingkan, Elea sadar diri.

Jika dirinya tidak seperti Rania yang dibesarkan layaknya seorang lady konglomerat, Elea dihantam gelombang kehidupan pahit. Ia bahkan terlotang-lantung di luar sana, hidup keras tanpa kasih sayang.

Setelah semuanya berakhir, di saat ia diketahui sebegitu anak kandung dari pasangan konglomerat. Harapan Elea akan disayang, dihujani cinta. Nyatanya sebaliknya, Elea diabaikan. Dibanding dengan Rania yang cantik, berprestasi, anggun, dan baik.

"Ya, gue si antagonis di sini. Dia si protagonis, baik Papi maupun Mami, bahkan Abang Zion. Kalian cuma sayang dia, cuma mengeluh-eluhkan dia. Harusnya kalo emang kalian nggak butuh gue, jangan pungut gue di jalan. Cuma karena gue punya darah Baskara," monolog Elea parau.

Bulir bening mengalir di pelupuk mata, Elea sakit hati. Namun, ia tak suka dilihat saat menangis. Ia tidak ingin dikasihani apalagi dianggap remeh, lebih baik menjadi penjahat yang kejam dibandingkan sosok lemah.

Notifikasi pesan masuk di ponselnya, membuat Elea mengusap kasar air matanya. Tangannya merogoh saku rok, jari jemari lentik Elea mengetuk layar.

"Brengs*k!" Elea memaki dengan tangan bergerak melemparkan ponsel mahal hingga hancur berkeping-keping.

Kedua sisi bahunya naik-turun, emosinya memuncak. Sepenting itukah seorang Rania? Hingga ibunya langsung mengirimkan pesan peringatan padanya.

...***...

"Wah, siapa ini?"

Elea duduk di kursi mini bar, meskipun di bawah umur. Gadis remaja satu ini punya kuasa, maka sudah pasti mudah untuk masuk ke tempat yang tidak seharusnya ia datangi.

"Jos! Gue mau pemainan yang menarik. Lo bisa bantu gue?" Elea merogoh saku tasnya mengeluarkan segepok uang.

Para bartender langsung saling sikut, siapa yang tidak kenal Elea Baskara. Putri tunggal dari pemilik tambang minyak serta perusahaan terbesar di Ibu Kota. Elea gadis remaja yang unik, menghamburkan uang bukanlah masalah besar.

"Kali ini, Lady Elea mau permainan yang seperti apa, hm?" tanya Joseph.

Jari jemari Elea terlihat mengetuk-ngetuk permukaan meja, rasa frustasinya harus segera teratasi. Elea akan menghambur-hamburkan uang sialan dari kedua orang tuanya, toh bagi mereka itu hal kecil.

"Aha!" Elea berseru bahagia.

Jari telunjuknya bergerak memberikan kode untuk Joseph mendekat, Joseph dengan senang hati memajukan tubuhnya ke depan, dengan memiringkan wajahnya membiarkan Elea membisikan keinginannya.

Pupil mata Joseph melebar, kedua kelopak matanya berkedip dua kali. Elea menjauhkan wajahnya dari daun telinga Joseph, dahi Joseph mengernyit.

"Nggak sanggup?" tanya Elea membuat Joseph secara cepat mengeleng.

"Bukan kek gitu, Lady Elea. Cuma cari orang seusia itu dan sesuai susah," jawab Joseph lirih, "gimana permainan yang lain aja."

Elea mengeleng, ia hendak meraih uang yang diletakkan di atas meja. Dengan cepat Joseph mencegahnya, atensi Elea tertuju pada Joseph.

"Katanya sulit," ujar Elea mencemooh.

"Hehe... kalo pakek duit, nggak sulit kok. Kalo gitu, Lady Elea tunggu di ruangan VVIP. Saya akan segera membawanya," balas Joseph serius.

Senyum lebar terbit di bibir Elea. Elea turun dari kursi bersenandung bahagia, melangkah menuju ruangan VVIP.

...**,*...

Elea yang menyadarkan punggung belakangnya di sofa empuk, dengan minuman tanpa alkohol di atas meja terlihat terkesiap di saat beberapa pria seusianya memasuki ruangan. Bukan karena semua terlihat tampan, akan tetapi di antara 8 pria remaja. Ada 1 orang yang Elea kenali, di saat mata lelaki itu terangkat.

Kedua matanya terbelalak melihat siapa yang duduk di depan sana menatap ke arahnya dengan wajah tegang, dua detik kemudian menyungging senyum.

"Inilah orang-orang yang sekiranya pas untuk Lady Elea inginkan," tutur Joseph dengan ekspresi dan nada suara yang ramah.

Elea sontak saja bangkit, mengitari kedelapan pria. Lalu berhenti tepat di depan lelaki berparas tampan dengan kedua sisi rahang yang tegas, jari telunjuk Elea menunjuk ke arahnya.

"Gue mau yang ini, yang lain silakan keluar aja. Dan yang nggak kepilih pun, duitnya akan gue transfer," ujar Elea bak bos besar.

"Oh, satu doang?" tanya Joseph syok.

Kepala Elea mengangguk, ia menggerakkan tangannya memberikan kode untuk Joseph pun ikut meninggalkan ruangan. Pintu ruangan ditutup, Elea tertawa keras. Sementara remaja lelaki itu menatap tajam ke arah Elea, gadis sialan yang kejam di sekolah malah ada di tempat terkutuk itu.

"Eh, mau kemana?" Elea menghentikan tawanya lantaran pria itu mengayunkan langkah kakinya.

"Gue nggak butuh duit lo," ujarnya sebelum kembali mengayunkan langkah kaki yang sempat tertunda.

"Yakin? Gue bisa kasih berapa pun yang lo, loh." Elea menaikan intonasi nada suaranya.

Sayangnya pemuda itu tetap melangkah meninggalkan ruangan VVIP, Elea mengulas senyum menyeringai.

"Cowo sangar, kulkas dua pintu itu ternyata..., hm. Menarik banget, gimana kalo si Rania tau. Dia bakalan terkejut apa langsung mokat?" Elea rasa ia kembali bersemangat.

,

Terpopuler

Comments

I Rafli

I Rafli

Hae kk aku mampir,,,
semangat 💪💪💪

2025-05-06

1

Musri

Musri

mampir thor.
awal nya aja dah seru🫰

2025-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1| Antagonis Vs Protagonis
2 BAB 2| Salah Elea
3 BAB 3| Gue Bahagia lo Kembali
4 BAB 4| Menemukan Sekutu
5 BAB 5| Mimpi Buruk
6 BAB 6| Meet Him
7 BAB 7| Permainan Dimulai
8 BAB 8| Kemarahan
9 BAB 9| Ingatan yang Samar
10 BAB 10| Saka Vs Elea
11 BAB 11| Berikan Alasan
12 BAB 12| Memory Elea
13 BAB 13| Cegil
14 BAB 14| Serangan
15 BAB 15| Cinta?
16 BAB 16| Rahasia
17 BAB 17| Memilihnya
18 BAB 18| Jangan Bermain dengan Hati
19 BAB 19| Rencana Rania
20 BAB 20| Tak Rela
21 BAB 21| Sad Story
22 BAB 22| Rahasia Zion
23 BAB 23| Seperti Robot
24 BAB 24| Penyesalan
25 BAB 25| Cemburu?
26 BAB 26| Teror
27 BAB 27| Trauma
28 BAB 28| Perasaan yang Mengganjal
29 BAB 29| Dipermainkan?
30 BAB 30 | Notifikasi Like
31 BAB 31| Balapan
32 BAB 32| Kebencian Rania
33 BAB 33| Rencana Buruk
34 BAB 34| Elea Murka
35 BAB 35| Eksekusi Rencana
36 BAB 36| Terluka
37 BAB 37| Gengsi Ngomong Cemburu
38 BAB 38| Berbaik Hati
39 BAB 39| Saka Sakit
40 BAB 40| Alasan Pertunangan
41 BAB 41| Rahasia yang David Ditutupi
42 BAB 42| Pembalasan yang Menyakitkan
43 BAB 43| Siapa Itu?
44 BAB 44| Mereka Mati?
45 BAB 45| Emosi yang Rumit
46 BAB 46| Perubahan Sikap Saka
47 BAB 47| Hanya Rania yang Berharga?
48 BAB 48| Tidak Membencinya
49 BAB 49| Tamparan yang Elea Terima
50 BAB 50| Dia yang Lebih Tulus
51 BAB 51| Jadi Cacat?
52 BAB 52| Dia, tak Bersalah
53 BAB 53| Tak Punya Hati
54 BAB 54| Tetap Elea yang Terluka
55 BAB 55| Hanya Satu Sisi
56 BAB 56| Hai, Elea!
57 BAB 57| Aiden Nakamoto
58 BAB 58| Lebih Baik Berakhir
59 BAB 59| Kehidupan Aiden
60 BAB 60| Makan Malam
61 BAB 61| Penampil Baru Elea
62 BAB 62| Buket Bunga dan Coklat
63 BAB 63| Kiss You
64 BAB 64| Perbedaan Emosi Elea
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1| Antagonis Vs Protagonis
2
BAB 2| Salah Elea
3
BAB 3| Gue Bahagia lo Kembali
4
BAB 4| Menemukan Sekutu
5
BAB 5| Mimpi Buruk
6
BAB 6| Meet Him
7
BAB 7| Permainan Dimulai
8
BAB 8| Kemarahan
9
BAB 9| Ingatan yang Samar
10
BAB 10| Saka Vs Elea
11
BAB 11| Berikan Alasan
12
BAB 12| Memory Elea
13
BAB 13| Cegil
14
BAB 14| Serangan
15
BAB 15| Cinta?
16
BAB 16| Rahasia
17
BAB 17| Memilihnya
18
BAB 18| Jangan Bermain dengan Hati
19
BAB 19| Rencana Rania
20
BAB 20| Tak Rela
21
BAB 21| Sad Story
22
BAB 22| Rahasia Zion
23
BAB 23| Seperti Robot
24
BAB 24| Penyesalan
25
BAB 25| Cemburu?
26
BAB 26| Teror
27
BAB 27| Trauma
28
BAB 28| Perasaan yang Mengganjal
29
BAB 29| Dipermainkan?
30
BAB 30 | Notifikasi Like
31
BAB 31| Balapan
32
BAB 32| Kebencian Rania
33
BAB 33| Rencana Buruk
34
BAB 34| Elea Murka
35
BAB 35| Eksekusi Rencana
36
BAB 36| Terluka
37
BAB 37| Gengsi Ngomong Cemburu
38
BAB 38| Berbaik Hati
39
BAB 39| Saka Sakit
40
BAB 40| Alasan Pertunangan
41
BAB 41| Rahasia yang David Ditutupi
42
BAB 42| Pembalasan yang Menyakitkan
43
BAB 43| Siapa Itu?
44
BAB 44| Mereka Mati?
45
BAB 45| Emosi yang Rumit
46
BAB 46| Perubahan Sikap Saka
47
BAB 47| Hanya Rania yang Berharga?
48
BAB 48| Tidak Membencinya
49
BAB 49| Tamparan yang Elea Terima
50
BAB 50| Dia yang Lebih Tulus
51
BAB 51| Jadi Cacat?
52
BAB 52| Dia, tak Bersalah
53
BAB 53| Tak Punya Hati
54
BAB 54| Tetap Elea yang Terluka
55
BAB 55| Hanya Satu Sisi
56
BAB 56| Hai, Elea!
57
BAB 57| Aiden Nakamoto
58
BAB 58| Lebih Baik Berakhir
59
BAB 59| Kehidupan Aiden
60
BAB 60| Makan Malam
61
BAB 61| Penampil Baru Elea
62
BAB 62| Buket Bunga dan Coklat
63
BAB 63| Kiss You
64
BAB 64| Perbedaan Emosi Elea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!