Shenina Jean atau yang akrab disapa Nina adalah seorang wanita karir sekaligus istri dari lelaki bernama Argan Dio. mereka merupakan sepasang kekasih yang menikah atas dasar saling mencintai.
karena tak kunjung mendapatkan keturunan, Shenina memutuskan untuk meninggalkan dunia kerja dan melepaskan jabatan bersama mimpi-mimpinya. Agar bisa lebih fokus pada program kehamilan yang tengah ia jalani.
Namun setelah semua usaha yang ia lakukan, ternyata Shenina mendapati suami yang sangat dicintainya justru menjalin hubungan gelap dengan wanita lain merupakan orang terdekatnya.
Kenyataan pahit atas pengkhianatan tersebut membuatnya hancur berkeping-keping. hingga ia memutuskan untuk pergi sejauh mungkin. menghilang tanpa jejak, merombak dirinya secara keseluruhan lalu kembali dengan kehidupan dan identitas yang benar-benar baru.
Bagaimana kisah kelanjutannya....? apakah Shenina akan balas dendam ? Atau justru memulai cinta yang baru ? Nantikan kisahnya ya……..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Tahun Kemudian
Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat, wanita cantik dengan penampilan barunya itu kini menjadi bintang yang bersinar terang.
Selama tinggal disana, Shira bekerja sebagai model dari berbagai macam brand fashion dan produk kecantikan terlaris sejak setahun terakhir ini.
Wanita cantik itu terus menjaga penampilannya. Ia rutin melakukan berbagai macam perawatan hingga membuat dirinya semakin menarik.
Shira kelihatan jauh lebih muda lagi dari usianya. Tidak ada yang pernah tahu jika wanita itu sudah pernah menikah. Baginya hal itu hanyalah masa lalu yang tak perlu dikenang. Cukup dijadikan sebagai pelajaran saja.
Sedikit demi sedikit Shira terus mengumpulkan uang untuk bertahan hidup di negeri orang. Karena kini dia sudah tidak punya tempat bergantung selain dirinya sendiri.
Karena mau bagaimanapun juga Shira tidak bisa terus menerus mengandalkan tabungannya. Dia juga bukan tipe orang yang betah berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Shira lebih suka menjalani kariernya daripada berleha-leha di rumah.
Sebelum aktif menjadi seorang model, Shira juga membuka toko kue dan camilan manis khas buatannya. Awalnya ia sempat ragu kalau-kalau rasanya tidak cocok dengan lidah orang-orang disana.
Namun berkat rasanya yang enak serta dapat diterima oleh semua kalangan, akhirnya toko itu selalu ramai oleh pembeli.
Semakin hari toko tersebut semakin populer, para pembeli juga terkagum-kagum dengan sang penjual yang sangat cantik. Mereka terus menerus menyarankan agar Shira menjadi seorang model saja.
Siapa sangka Shira benar-benar mencoba saran dari para pelanggannya. Karena pada dasarnya wanita itu memang sangat suka mencoba hal-hal baru. Tidak ada salahnya jika ia mencoba.
Dan benar saja, semenjak dirinya menjadi model justru toko kuenya menjadi semakin ramai. Karena Shira sendiri yang menjadi bintang iklan untuk mempromosikan produk olahannya.
Sampai kini toko kue itu masih terus beroperasi di bawah kepemilikannya, sambil dikelola langsung oleh manajer toko yang ia tunjuk untuk membantu menjalankan usahanya.
Beruntung dia punya teman sebaik dokter Seon Ji yang lebih seperti adiknya sendiri. Dokter itu juga yang membantu mempromosikan Shira sebagai seorang model dan lebih banyak lagi.
Meski tidak pernah terlintas dalam benaknya, menurut Shira menjadi seorang model tidaklah buruk. Justru sangat menyenangkan, dia sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan tidak terpaku dalam satu ruangan saja.
Dua tahun tinggal di negeri orang, Shira sudah sangat menguasai dan fasih dalam berbahasa sehari-hari. Wanita cantik itu tetap sering memasak dan melakukan hobinya di sela-sela waktu luangnya.
Karena meskipun sudah cukup lama tinggal di negara tersebut, nampaknya lidahnya belum terbiasa dengan makanan yang ada disana.
Selain lidahnya, ternyata hatinya pun masih belum terbiasa dengan kehidupan sehari-hari yang ia jalani.
Shira sendiri juga tidak mengerti mengapa dia bisa memiliki perasaan seperti itu. Wanita itu merasa bahwa dirinya sudah bahagia, namun terkadang dia juga merasa sedih di waktu yang bersamaan.
Ada ruang kosong dihatinya yang tidak bisa diisi oleh siapapun termasuk dirinya sendiri. Raganya bahagia di tempat yang sekarang, tapi separuh hati dan jiwanya seolah tertinggal di suatu tempat yang sangat jauh.
Tempat itu seolah memanggilnya untuk kembali, tetapi dirinya belum siap menginjakkan kaki kesana. Shira takut tempat itu akan membuka luka lama, mengingatnya pada kejadian dua tahun lalu yang membuatnya nyaris mengakhiri hidupnya.
Bahkan kenangan buruk itu seringkali membangunkan Shira lewat mimpinya.
Hari itu Shira mendapat kabar dari manajernya bahwa ada sebuah brand kosmetik dari luar yang ingin bekerjasama dengannya.
Alangkah terkejutnya ia ketika membaca proposal tersebut. Ternyata tawaran kerjasama itu berasal dari sebuah brand ternama yaitu Luxe’me Cosmetic.
Perusahaan milik keluarganya, sekaligus menjadi tempat awal mula wanita bernama Shenina Jean bekerja meniti karier.
“Kak Shen…” ucapnya sambil membaca satu persatu lembar proposal yang ada di tangannya.
Hanya nama itu yang terlintas dalam benaknya. Seketika hatinya kembali terketuk, ruang kosong di hati Shira seakan menemukan penghuninya
“Apa kau kenal dengan Tuan Shendra ??” Tanya sang manajer.
“Hmm, aku pernah mendengar namanya tapi belum pernah melihat orangnya” jawab Shira menggeleng pura-pura tidak tahu.
“Kalau begitu pas sekali, kebetulan Tuan Shendra sedang berada disini. Dia ingin bertemu denganmu secara langsung”
“Apaaa ??” Matanya langsung membulat saat mendengar Shendra sedang berada disana.
“Kau kenapa Shira ??”
“Ti…tidak, sepertinya aku belum bisa bertemu dengannya”
“Tidak !! Kau harus bertemu dengannya besok, jadwalmu juga sedang kosong. Aku sudah membuat janji temu dengan sekretarisnya”
“Jenifeeerrrrr……!!!” Lagi-lagi Shira dibuat pusing dengan keputusan manajernya yang kerap membuat janji tanpa persetujuannya.
Jenifer Lee adalah seorang wanita cantik yang sudah setahun bekerja sebagai manajer Shira. Gadis itu merupakan sepupu dokter Seon Ji.
Usianya sepantaran dengan Shira tetapi penampilannya sangat berbeda dengan Shira. Jen selalu tampil dengan gaya rambut pendek dan pakaian formal. Gadis itu tidak pernah memakai rok, setiap hari dia selalu mengenakan blazer dan celana panjang.
Orang-orang menyebutnya gadis cantik yang tampan. Karena wajahnya yang cantik namun juga memiliki sisi tampan secara bersamaan.
Menurut Shira, sifat manajernya itu tidak jauh berbeda dengan Seon Ji.
Mereka pribadi yang menyenangkan, hanya saja Jenifer lebih tegas dalam menjalankan pekerjaannya. Jen tidak pernah ragu mengambil keputusan yang menurutnya bisa menjadi peluang bagus serta menguntungkan untuk semua pihak.
Jen juga merupakan sosok keras kepala jika menyangkut soal kebaikan Shira. Karena ia tahu Shira adalah wanita yang lemah lembut. Jen hanya tidak ingin orang sebaik Shira dibodohi atau dimanfaatkan oleh manusia tidak bertanggung jawab.
Sedikit banyaknya Jenifer juga mengetahui bagaimana kehidupan Shira sebelum ia menjadi seperti sekarang.
Tetapi baik Jenifer ataupun Seon Ji, mereka tidak pernah tahu kalau Shendra adalah kakak angkatnya dan Luxe’me Cosmetic merupakan perusahaan tempatnya bekerja. Mereka hanya tahu Shira sebagai Shira, bukan Nina atau siapapun itu.
Karena wanita itu datang dengan identitas aslinya, sementara nama Nina hanya nama panggilan dari panti asuhan yang pernah menampungnya. Dan tambahan nama lengkap Shenina Jean berasal dari Tuan Dehan dan istrinya yang ingin memasukkan Nina sebagai anggota keluarganya.
Setelah pihak berwajib mengonfirmasi kematiannya, maka secara otomatis nama Shenina Jean tercatat sebagai warga negara yang sudah meninggal dunia.
Shira juga menghabiskan banyak uang untuk menghapus segala jejak digital atau semua foto-foto yang berhubungan dengan dirinya dulu. Sehingga jejaknya benar-benar hilang ditelan bumi.
Meskipun seluruh wajah dan tubuhnya sudah berubah dan sangat berbeda, tapi tetap saja Shira melakukan semuanya dengan sangat detail dan secara totalitas demi menjaga identitas aslinya sebagai Genna Shira.
Tapi sekuat apapun Shira merubah seluruh hidupnya, hati dan perasaan yang ia miliki tetap tidak berubah sedikitpun. Entah sampai kapan dia bisa bertahan, hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Malam itu Shira masih bimbang apakah besok dia akan pergi bertemu Shendra atau tidak. Shira bahkan belum mengambil keputusan untuk menerima kerjasama diantara dia dan Luxe’me Cosmetic.
Jika dilihat dari proposalnya Jenifer pasti akan memaksanya menandatangani kontrak. Karena dia sendiri tahu bagaimana cara Luxe’me memperlakukan rekan bisnisnya dengan sangat baik.
Para model yang pernah teken kontrak dengan perusahaan besar seperti itu selalu mendapat dukungan penuh serta keuntungan yang besar.
Tapi Shira sedikit heran, kenapa Shendra harus repot-repot bertemu dengannya ?? Bukankah seharusnya dia melimpahkan pekerjaan seperti ini kepada penanggung jawabnya ??
Keesokan harinya Shira dan Jen sudah datang lebih dulu ke kafe yang sudah dijanjikan. Tidak lama setelah itu dari kejauhan terlihat dua orang laki-laki yang sedang menuju ke arah mereka.
Jenifer melambaikan tangannya saat sekretaris Ken melihatnya. Sementara Shira justru gelagapan seperti orang yang tidak ingin tertangkap basah oleh Shendra. Wanita itu takut kalau Shendra atau Ken bisa mengenalinya.
“Kau ini kenapa Shira ? Sejak kemarin kau terlihat gelisah, tidak biasanya kau bertingkah seperti ini ??” Tanya Jenifer yang bingung dengan sikap Shira.
“Haha a..aku hanya sedikit gugup Jen” ucapnya sembari menyeka keringat dingin di wajahnya.
“Tenang saja Shira, lagipula kabarnya CEO Luxe’me Cosmetic ini masih muda dan sangat tampan, bukan pria tua dengan perut buncit seperti yang kau pikirkan”
“Kurasa aku perlu ke toilet sebentar Jen”
“Tidak, itu mereka sudah datang. Kau harus duduk cantik disini, siapa tau kalian berjodoh” ucap Jen menahan tibuh Shira dengan kedipan andalannya yang suka memaksa.
Meskipun sering menolak, anehnya Shira selalu takluk dan menuruti kata-kata sang manajer meskipun harus dengan paksaan.
Shira semakin panik saat kedua lelaki tersebut makin mendekat. Ia sempat ingin bersembunyi dibawah meja, tetapi Jenifer menariknya. Alhasil Shira hanya bisa pasrah sambil menutupi wajahnya dengan buku menu.
“Halo selamat siang Mr.Shendra, perkenalkan saya Jenifer Lee dan ini adalah Genna Shira”
Sementara Shira masih menyembunyikan wajahnya dibalik buku menu, Jen yang geram sengaja menginjak kaki Shira dan mencubit pinggangnya.
Shira yang sedikit kesakitan akhirnya bangkit dan memperkenalkan dirinya.
Untung pertama kalinya setelah sekian lama tidak bertemu, kini Shendra dan Shira saling bertatapan dan berjabat tangan.
Keduanya saling terdiam sejenak dengan tangan yang masih saling berpegangan, seolah mereka sedang merasakan sesuatu yang sama tetapi tidak bisa mengutarakannya.
“Ehem….” Jen tiba-tiba berdeham membuat keduanya tersadar dan saling melepaskan tangan.
“Kau ini memalukan sekali Shira, tadi bersikeras ingin kabur sekarang malah tidak berkedip menatap Mr.Shen” bisik Jen pelan.
Shira hanya terdiam, wanita itu tidak merespon apapun yang dikatakan manajernya. Pandangannya terus tertuju pada lelaki yang duduk di hadapannya.
Sementara Jenifer dan sekretaris Ken sedang fokus membicarakan tentang klausal kontrak kerjasama mereka.
Perlahan ia mulai berkaca-kaca, dan tanpa sadar Shira menitikkan sedikit air matanya.
“Shira.., apa yang terjadi ??” Tanya Jen yang khawatir karena tiba-tiba Shira menangis tanpa sebab.
“Tidak apa-apa, aku hanya sedang tidak enak badan” sahut wanita cantik itu menyeka air matanya.
Melihat kondisi Shira mau tidak mau Jenifer mengakhiri pertemuan mereka. Shendra dan Ken juga menyetujuinya. Mereka sepakat jika Shira setuju dan menandatangani kontrak maka Jen akan memberi kabar secepatnya.
Karena waktunya terbatas, dan besok pagi Shendra sudah harus kembali ke tanah air.
Sepanjang perjalanan Shira hanya terdiam, seperti menahan sesuatu sebelum akhirnya wanita itu kembali menangis, membuat Jen semakin khawatir dan bertanya-tanya.
Setibanya dirumah wanita itu langsung mengurung diri di kamarnya. Ia menangis sejadi-jadinya sambil tangannya memukul tempat tidur.
Semenjak bertemu Shendra, ia tidak bisa lagi membendung kesedihannya. Entah kenapa hatinya terasa sesak dan berat, Shira tidak pernah sesakit ini.
Bahkan saat mengetahui dirinya dikhianati oleh Dio, wanita itu masih bisa mengontrol emosinya. Namun kali ini sangat berbeda. Ada perasaan yang tidak bisa dijelaskan, hanya bisa diluapkan lewat tangis dan airmata.
“Aku merindukanmu kak Shen, aku merindukanmu…..” ucapnya lirih disela tangisnya yang tak kunjung reda.
Sementara ditempat lain seorang lelaki sedang termenung menatap keluar jendela.
“Tuan, sepertinya dia memang bukan orangnya. Hanya namanya saja yang sama” ucap sekretaris Ken sembari membukakan minuman untuk Shendra.
“Hmm…entahlah Ken, sepertinya aku terlalu banyak berharap” sahut Shendra yang nampak putus asa.
Namun entah kenapa Shendra merasa sorot mata Shira sangat tidak asing. Cara wanita itu menatap Shendra seolah ia mengenalnya.
Beberapa tahun lalu Shendra pernah mencari tahu asal usul Nina, namun tidak banyak yang ia ketahui. Satu hal yang paling dia ingat adalah nama asli Nina, yaitu Genna Shira.
Itu sebabnya ia sangat antusias saat mendengar nama daftar model yang akan bekerja sama dengan produknya. Shendra bahkan rela datang sendiri untuk memastikan apakah benar dia orangnya.
“(Aku merindukanmu Nina, sangat merindukanmu)
……………………………………………………………..
semoga shendra cepet tau penyebab Nina pisah dengan Dio, biar tau rasa si Dio dan Yuri..