Sofia Ariadne seorang wanita cantik, mandiri dan kuat, terjebak dalam permainan taruhan yang dibuat oleh Alessandro Calvin Del Piero, seorang mafia playboy, tampan dan berkuasa.
Ketika Sofia mengetahui dirinya hamil benih dari Alessandro, dia harus menghadapi ancaman dari musuh Alessandro yang ingin menggunakan bayi itu sebagai alat untuk menghancurkan Alessandro.
Namun, Sofia yang tidak ingin terlibat lagi dengan Alessandro memilih untuk melarikan diri sejauh mungkin. Meskipun harus menjalani susahnya hidup dengan kehamilan tanpa adanya pasangan.
Bagaimana kelanjutan kisah percintaan antara Sofia dan Alessandro yang penuh dengan intrik serta konflik etika. Yuk, kepoin terus ceritanya hanya di Noveltoon. Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Dibalik Dalang
Di dalam sebuah ruangan berdinding serba putih dengan aroma obat yang khas, suasana terasa hening. Hanya suara hembusan nafas dan tetesan air infus yang terdengar.
Alessandro masih belum sadarkan diri pasca operasi luka bakar pada punggungnya. Sementara Sofia hanya diam menatap kosong langit-langit kamar.
"Alessandro... Maafkan aku." Ucap Sofia.
Sementara itu di luar ruangan terlihat tiga orang sedang bersitegang.
"Kenapa datang terlambat, lihat apa yang terjadi. Alessandro harus menderita luka bakar cukup serius, karena mencari barang penting milik Sofia." Ucap Naren lirih tapi sinis.
"Kami berdua dihadang sekolompok mafia musuh dari kami. Dan aku rasa semua ini ada kaitannya."
"Apa yang sedang kamu pikirkan Darren?" Tanya Tom dan Naren.
"Mobil pemadam kebakaran yang tidak datang, warga sekitar yang tidak terlihat menolong, dan kedatangan kami yang sengaja dibuat terlambat. Kebakaran ini bukan musibah, tapi sengaja dilakukan oleh seseorang yang memiliki motif kuat. Sementara cctv sengaja dihapus dari banyak sudut pandang."
"Jadi kalian tidak bisa menemukan dalangnya, cih katanya mafia tapi kok abal-abal." Hina Naren.
"Kamu..." Ucap Darren mulai terpancing.
"Kenapa? Mau marah? Bukankah omonganku benar? Hanya menyelidiki seperti ini kalian kesulitan. Lalu bagaimana jika menghadapi yang lebih sulit." Cecarnya.
"Apa yang dikatakan Naren benar, jika menyelidiki ini sulit berarti..."
"Berarti musuh kita bukan orang sembarangan, bukan mafia kecil. Tapi ada sosok besar di belakangnya."
"Tolong, kalian harus menemukan pelakunya secepatnya. Toko itu, satu-satunya peninggalan keluarga Sofia. Kasihan dia, sudah kehilangan seluruh keluarganya sekarang harta peninggalan pun lenyap semua."
"Baik, kami akan terus mencari info sambil menunggu Tuan Alessandro."
Sedangkan di dalam ruangan, Sofia yang tadi termenung kini sudah terlihat bangkit dan melangkah keluar dari ruangan rawat kekasihnya. Dia menemui Naren, Tom dan Darren.
"Jadi apa yang sudah kalian berdua temukan?" Tanya Sofia dingin pada tangan kanan Alessandro itu.
"Kami sulit melacak, karena cctv sudah terhapus." Ucap Darren menunduk.
"Pinjam leptop kalian." Ucap Sofia.
Dengan gerakan jari jemari yang lincah dan sangat cepat, Sofia mengetik kode-kode yang sulit dipahami. Bahkan sekelas Darren yang merupakan ahli IT di klan mafia merasa pusing melihatnya. Semua menatap takjub pada sosok Sofia, wanita sederhana penjual roti yang memiliki banyak kemampuan yang tersembunyi.
"Siapa wanita tua ini? Kenapa dia terlihat mengendap-endap di sekitar toko." Ucap Sofia penasaran.
"Coba tolong perbesar." Ucap Tom.
Setelah layar dizoom terlihat gambar sedikit buram, tapi Tom dan Darren mengenali wanita tua itu.
"Karina Evelyn, ibu dari Bella." Ucap serempak Tom dan Darren.
"Jadi dia yang membakar tokoku."
"Tunggu Sofia, ini tidak sesederhana kelihatannya. Dia hanya seorang wanita tua yang seharusnya tidak punya power. Tapi lihat yang terjadi, satupun tetangga tidak ada yang datang menolong memadamkan api. Bahkan mobil pemadam tidak kunjung tiba. Kami yang dihadang hingga terlambat datang, dan rekaman cctv jalanan dan sekitar toko yang hilang."
"Aku yakin, ada orang kuat yang memanfaatkan rencana Karina. Dia ingin menghancurkan tanpa menyentuh. Entah siapa target yang sebenarnya, kamu atau Alessandro." Darren mencoba menjabarkan.
"Masuk akal tapi, sekarang Alessandro sedang terluka, aku tidak bisa menanyainya. Jadi tolong cari info pada kakek Dario. Aku yakin kakek tahu segalanya." Ucap Sofia.
"Iya, lagipula Tuan Dario juga belum sempat kita beritahu tentang keadaan Tuan Muda Alessandro." Ucap Tom seolah memberi angin segar.
"Tunggu apalagi, kalian berdua pulanglah. Biar aku yang jaga Alessandro. Naren juga pulanglah, lalu mampir ke rumahku tolong ambilkan aku beberapa potong baju." Ucap Sofia.
"Baik, kami bertiga segera kembali."
Setelah ketiga temannya pergi, Sofia mencoba kembali menggali ingatan. Siapa yang menjadi musuhnya saat ini.
"Apa ini ada kaitannya juga dengan masa lalu, dimana seluruh keluargaku harus meregang nyawa tanpa aku tahu kesalahan mereka apa sehingga dibunuh dengan sangat keji. Aku harus menyeledikinya juga, sudah cukup selama ini aku diam."
Sementara itu, Tom dan Darren sudah berada di mansion untuk bertemu Kakek Dario. Mereka melakukan pertemuan tertutup di ruang kerjanya.
"Katakan ada apa? Dimana cucuku?"
"Apa Tuan Besar sama sekali tidak tahu kabar mengenai Tuan Muda?" Tanya Darren memberanikan diri.
"Tidak, hari ini aku baru kembali dari Luar Negeri." Jawabnya.
"Tua Alessandro sedang dirawat di Rumah Sakit akibat luka bakar serius di punggungnya. Kemarin toko roti milik Sofia dibakar oleh Karina ibunya Bella. Tapi ada yang memanfaatkan kejahatan Karina untuk kepentingannya sendiri." Ucap Tom, kemudian menjelaskan juga banyak kejanggalan saat itu. Dan tujuannya datang untuk meminta bantuan dari kakek Dario.
"Kalian dihadang mafia lain, apakah kalian bisa memberikan ciri-ciri dari orang-orang yang telah menyerang kalian?" Tanya Kakek Dario.
"Ada tatto sebuah gambar ular berkepala lima di leher bagian kiri." Jawab Darren memberi kesaksian.
"Kenapa aku tidak melihatnya, Darren." Ucap Tom merasa dirinya kecolongan.
"Karena tattonya terlalu kecil ukurannya."
"Alfonso Guillermo, hanya satu orang yang menaruh dendam padaku karena kesalahpahaman di masa lalu." Ucap Kakek menerawang jauh ke belakang.
Dulu Alfonso dan Dario adalah dua orang sahabat yang sering bersama. Hingga masing-masing menikah dengan pilihan hati mereka sendiri. Tapi suatu hari, istri Alfonso mendatangi Dario sendirian ke perusahaan.
Istri Alfonso bernama Amanda Lugue adalah teman dekat dari istri Dario yang bernama Monica Maureen. Dario dan Monica menjadi sepasang kekasih sejak mereka kuliah. Sedangkan Amanda dikenalkan pada Alfonso yang bukan satu kampus dengan mereka. Jadi Dario, Monica, dan Amanda satu kampus. Sedang Alfonso berbeda, tapi Dario dan Alfonso bersahabat.
Amanda sebenarnya mencintai Dario, tapi Monica lebih dulu menjadi kekasih Dario. Sehingga membuat rasa iri dengki di hati Amanda yang ditutupi dengan sikap manisnya pada Alfonso. Karena sejak Alfonso dikenalkan pada Amanda, pria itu sudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Berbeda dengan Amanda yang hanya berpura-pura menerima cinta Alfonso.
Singkat cerita, kedua pasangan ini menikah di hari yang sama. Alasannya klasik, karena ingin menjadi cerita dalam kenangan jika keempat orang ini adalah sahabat sejati. Kemudian tak lama setelah pernikahan, Amanda dan Monica telah berbadan dua dengan waktu bersamaan. Mereka sangat bahagia, seolah mereka benar-benar sahabat sejati yang diberkati.
Tapi, tidak dengan Amanda. Diam-diam dia ingin merebut Dario dari Monica. Memberikan cerita-cerita palsu tentang Dario yang memiliki selingkuhan terhadap Monica. Awalnya Monica tidak percaya, tapi beberapa foto yang diambil dengan angel membelakangi layar nampak Dario yang selalu bersama dengan wanita yang tidak lain adalah Amanda itu sendiri.
Puncaknya, ketika Amanda nekat mendatangi perusahaan Dario untuk merayu pria itu. Mengatakan jika seharusnya dia yang menjadi istri Dario bukan Monica. Dan Amanda juga mengatakan terpaksa menerima cinta Alfonso demi terus bisa dekat dengan Dario. Hari itu, Amanda membuka seluruh pakaiannya di hadapan Dario. Ingin sahabat suaminya itu menyentuh dirinya.
Tidak peduli dengan perut besarnya, Amanda melakukan hal diluar dugaan Dario. Naik ke pangkuan Dario yang masih duduk di kursinya, membuat pria itu seketika murka.
Dario mendorong keras tubuh Amanda hingga terjengkang. Sehingga musibah itu datang, darah mengalir dari selang kangan Amanda. Bersamaan pintu terbuka dengan kasar oleh seorang pria.
ayo lanjut lagi, thor.