Sudah satu tahun berlalu Yuna menjanda, setelah dicampakkan Wawan sang mantan suami dengan alasan telah jatuh cinta pada gadis lain yang lebih cantik dan terawat..
huh.. alasan seperti apa itu..
Yuna mendengus kesal..
tunggu lah pembalasanku.. akan ku lakukan hal yang sama padamu..
kan kubuat kau jatuh cinta lagi kepada ku bukan untuk mencintai mu sekali lagi..
tapi untuk mencampakkan mu..
agar kau tahu seberapa sakit dan hancur nya diriku saat kau tinggalkan..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fennira 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sang Eksekutor
Dua hari Yuna kecil harus dirawat dirumah sakit,hanya Sulastri yang berjaga disana bila ada dokter dan perawat yang menanyakan keberadaan papa Yuna, maka dengan tersenyum manis Sulastri akan mengatakan kalau suaminya sedang kerja keluar kota..
Selama dua hari keadaan Yuna semakin membaik dan diperbolehkan pulang..
Dalam perjalanan pulang, ada seseorang menelpon Sulastri,memberitahu kan pesanan nya sudah ready..
Sulastri menyanggupi harga yang ditawarkan walaupun hampir menguras semua isi tabungan nya, Sulastri tak peduli..
Beberapa hari kemudian, seorang kurir khusus mengantarkan pesanan nya..
Sulastri menimang-nimang benda yang baru saja diterima nya itu, ternyata cukup berat pikir nya..
Dengan sangat hati-hati, Sulastri memakai sarung tangan dan mulai memegang pistol Berreta71, sengaja dia memesan pistol jenis ini karena ada peredam nya..
Setelah melihat petunjuk penggunaan nya, Sulastri kembali menyimpan benda itu..
Sulastri bukan lah orang yang gegabah, bak sutradara ulung ,dia telah menyusun skenario
agar rencananya berhasil tampa ada yang curiga..
Kini Sulastri telah menyusun rencana dengan matang..
Sudah hampir dua minggu, suami Sulastri belum pulang.. dengan alasan perselingkuhan ,Sulastri memilih mengadu pada RT setempat sekalian ingin meminta pendapat pada orang yang dianggap paling bijak didaerah tersebut..
Dan pak RT berinisiatif menjadi penengah diantara keduanya, karena Sulastri tak ingin bercerai dari suami nya hingga dia ogah membawa kasusnya ke pengadilan agama..
Alhasil Pak RT yang bergerak, eh Bu RT nya ngegosip sampai seluruh kampung tahu kalau suami Sulastri berselingkuh..
Rupanya inilah tujuan Sulastri yang sebenarnya, secara tidak langsung ingin memberikan kesan tentang siapa yang telah jadi korban..
Rencana pertama telah sukses,Sulastri tersenyum dalam diam nya..
Bila ada kang sayur, Sulastri sengaja menggendong Yuna sambil belanja sayuran..
Bukannya Sulastri tak mendengar bisik-bisik tetangga yang sedang bergosip tentang nya..
Bahkan ada juga yang berani terang-terangan bertanya pada Sulastri tentang perselingkuhan suaminya..
"Eh.. mbak, apa iya suaminya gak pulang-pulang..!? "
"Mbak sabar banget jadi istri, kalau aku pasti langsung minta cerai dong..!
" Kalau aku sudah kujambak-jambak perempuan sundal yang berani goda suamiku..! "
Bla.. bla.. bla..
Sulastri cuma tersenyum saja menanggapi semua celoteh ibu-ibu komplek..
"Saya gak mau cerai Mbak, karena saya takut jadi janda, lagian memang saya yang salah karena gak bisa kasih suami saya anak laki-laki, saya rela kok dimadu, bahkan sekamar bertiga pun saya gak keberatan..!! "
"Hah.. sekamar bertiga..!! "
Bagai paduan suara ,ibu-ibu komplek mengucapkan kata yang sama secara berbarengan..
Sulastri sekali lagi tersenyum..
"iya mbak, saya ikhlas yang penting anak saya tidak kehilangan papa nya..! "
Ibu-ibu komplek pada geleng-geleng kepala..
Sulastri pun pulang sambil menggendong Yuna, sangat memberi kesan seorang wanita yang lemah dan tak berdaya..
Beberapa hari kemudian, Sulastri memanggil beberapa tukang untuk memperbesar kamar tidur nya, seolah ingin membuktikan kata-kata nya dengan ibu-ibu komplek tempo hari, bukanlah bualan semata-mata..
"Bang.. nanti kamar nya dibongkar ya, keramik nya juga diganti dengan warna biru pastel..! "
Sulastri memberikan arahan pada abang tukang..
"Pasirnya dibawa masuk rumah saja, agar abang gak capek keluar masuk rumah,selain itu biar pekerjaan cepat selesai..! "
"Nya.. ngaduk semennya gak pa-pa dalam rumah, nanti kotor semua..! "
"Nggak pa-pa bang kotor, namanya juga ngerehab rumah, nanti kan bisa dibersihkan..!
Sulastri meyakinkan tukang nya..
Abang tukang pun memulai pekerjaan rumah nya, separuh dinding kamar telah dihancurkan dan keramik lantai sudah dibongkar..
Sulastri sudah membeli beberapa kardus keramik dan semua bahan-bahan bangunan sudah teronggok didalam rumah..