Musuh tapi menikah?
Itulah yang terjadi pada Essa dan Maureen, menjadi rival sejak kecil membuat hubungan mereka seperti Tom and Jerry, bertengkar dan selalu bertengkar tiap kali bertemu. Namun sebuah insiden yang terjadi membuat hubungan mereka seketika berubah dari musuh menjadi sepasang pasutri, padahal Maureen sudah punya kekasih yang akan melamarnya namun semuanya gagal akibat insiden ini.
Mampukah mereka mengarungi bahtera rumah tangga tanpa cinta ini sebagai mana mestinya? Atau kah pernikahan ini akan berakhir begitu saja?
Simak terus ceritanya ya. Boleh kasih like, komen, vote, dan Rate bintang 5 nya jika kalian suka. Segala bentuk dukungan kalian adalah penyemangat bagi author. Terima saran dan komentar membangun, tapi tidak hate komen ya, jika tidak suka skip saja, terimakasih 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Keputusan Maureen
Maureen sontak mendorong Arkan dari tubuhnya, membuat rangkulan mereka terlepas sempurna. Arkan menatap tajam kearah Essa, pun sebaliknya.
Essa menatap sinis kearah Maureen, “kau menyuruhku cepat-cepat kemari hanya untuk melihat ini?” Desisnya.
Maureen menelan salivanya, entahlah dia merasa tak enak hati pada Essa, “tidak, bukan begitu, aku errr...,”
“Hubungan kalian tidak baik-baik saja kan?” terka Arkan, menatap penuh selidik kearah Essa.
“Bukan urusan lo. Maureen, kalau kamu masih ingin disini, aku pergi dulu.” pamitnya, kesal, hatinya terasa panas, itu yang Essa rasakan saat ini. Meskipun dia dan Maureen tak seperti suami istri pada umumnya, tapi tetap saja melihat dia berpelukan dengan Pria lain di depan matanya Essa tetap tak terima.
“Aku ikut Sa!” Maureen berjalan menyusul langkah lebar Essa, setengah berlari.
“Maureen tunggu!” teriak Arkan yang tak dihiraukan Maureen.
Essa naik ke atas motornya, Maureen gadis itu pun ikut duduk di belakang Essa.
Essa langsung memacu kendaraannya tanpa suara, dia hanya bungkam sejak tadi meski beribu kata seolah ingin menerobos keluar dari bibirnya yang terkatup rapat.
“Sa, elu marah sama gue?” tanya Maureen yang tak di gubris sedikit pun oleh Essa, laki-laki itu tetap fokus pada kendali motornya.
“Sa, sorry ya. Elu pasti marah karena gue maksa elu buat cepet-cepet dateng jemput gue, gue juga denger tadi pas elu ngomong sama orang di telpon, gue siap ganti rugi ko.” Ucap Maureen lagi sedikit mengeraskan suaranya agar Essa bisa mendengar ucapannya, namun lagi-lagi laki-laki itu hanya diam.
“Essa!” kesal Maureen, dia mencubit pinggang Essa membuat motornya oleng ke samping dan hampir terjatuh.
“Lu apa-apaan sih Reen, lu udah bosen hidup? Kalau kita kecelakaan gimana?” kesal Essa, dia menepikan motornya di bawah pohon Kersen.
“Habisnya elu dari tadi diem bae Sa, sebutin aja berapa yang harus gue bayar, gue siap ganti rugi kok.” Ungkap Maureen.
“Ganti rugi?” Essa mendengus kasar, sambil bertolak pinggang.
“Iya, gue denger ko pas elu bilang mau ngegratisin ongkos bengkelnya pelanggan elu di telpon tadi.” Jelas Maureen.
“Cih, gak usah makasih. Gue cuma gak habis pikir sama elu Reen, elu kan udah tahu kalau si Arkan itu punya bini, elu masih aja mau-maunya di peluk sama dia. Apa elu gak sayang sama harga diri lu.”
“Jadi maksud lu gue murahan gitu.”
Essa membuang pandangannya kearah lain masih dengan mimik wajah yang sama, “Gue gak bilang elu murahan, tapi kalau lu masih tetep berhubungan sama tuh cowok, ya elu tak ubahnya seperti cewek murahan.” hardiknya.
“Sialan lu ya!” protes Maureen tak terima.
“Kenapa? Lu gak terima? Gue cuma pengen lu tuh sadar Reen, masih banyak cowok lain di dunia ini, lagian dia gak pantes buat lu.”
Maureen mendelik sebal dengan tangan terlipat di dada. Ucapan Essa benar-benar menohok ulu hatinya, namun dia pun tak dapat memungkiri jika ucapan Essa benar adanya.
“Ya udah sih, lagian ini kali terakhirnya gue ketemu sama dia. Gue ketemuan sama istrinya juga tadi dan dia mohon-mohon ke gue buat balikin suaminya.”
“Terus apa yang akan lu lakuin?”
“Hubungan gue ama Arkan udah berakhir saat gue tahu dia udah berkeluarga, jadi ya udah sih gue mundur aja.” Ucap Maureen dengan pandangan tertunduk.
Essa tersenyum samar, raut kemarahan di wajahnya perlahan sirna.
“Keputusan yang elu ambil udah yang paling tepat Reen, lagian kalau lu bener-bener nikah sama si Arkan, itu gak menjamin dia gak bakal selingkuhin elu di kemudian hari, laki-laki yang sudah pernah menyelingkuhi pasangannya dia akan mudah tergoda lagi oleh wanita lain yang mungkin jauh lebih cantik dari pasangannya yang sekarang, menurut versinya.”
Maureen menghela nafas berat, sambil mengusap cairan bening dari ujung matanya.
“Tapi tetep aja hati gue sakit Sa.” Lirihnya.
“Mau gue pinjemin pundak gue? Lu bisa nangis sepuasnya disini.” Ucapnya sambil menepuk pundaknya sendiri.
“Dih gak ah, makasih. Gue udah gak mau nangis lagi sekarang. Sesuai kata lu, masih banyak cowok diluar sana yang jauh lebih baik dari Arkan.” Maureen tersenyum lembut.
“Diluar, lu lupa di dalam kamar lu juga masih ada cowok.” Celetuk Essa.
Seketika Maureen terdiam, dia melempar tatapan penuh tanya pada Essa.
❤❤❤❤❤😉😀😀😀😀😀
di perusaahaan lain masih banyak...
❤❤❤❤
itu akal2an Arkan aja biar Maureen mau kembali padanya...
hubungan mereka jln di t4 aja...
😀😀😀❤❤❤❤
gak usah pakai kode apa2..
pasti Essa langsung ngerti klao kmu mau diunboxing ama essa..
Mauteen..
😀😀😀❤❤❤❤
daripada penasarannn..
😀😀😀❤❤❤❤❤
cari keeja di tempat lain..❤❤❤❤❤
❤❤❤❤
😀😀😀❤❤❤❤
apa dia niat ceraikan Maureen pas udah setahun..
❤❤❤❤❤
dikit amat .....
btw vanya ngetik apa buat Essa....
terus dibalas apa ya ama Essa...
❤❤❤❤❤
ayo akui kalo syka ama essa..
biar dia gak lari..
❤❤❤❤
segera buka hatimu buat Essa..
kalo gak keburu diembat oeang..
😀😀😀❤❤❤
❤❤❤❤
moga2 hati maureen segera terbuka buat Essa..
❤❤❤❤
mantan nempel Mulu kah kalau iya bagus tapi ga bagus jg sih
kalo gak gtu..
mqireen gak cemburu..
😀😚😀❤❤❤