Arumi tidak menyangka. Jika tawa Ibu mertua nya selama ini, hanya lah untuk menutupi lu-ka yang ada di dalam diri nya. Ibu mertua yang begitu baik, ternyata selama ini hidup tersik-sa di rumah nya. Beliau bukan hanya di sik-sa oleh kakak ipar nya Arumi. Tapi juga Abang ipar nya. Mereka berdua, benar-benar manusia yang tak punya hati.
Sanggup kah Ibu mertua nya Arumi bertahan dengan kelakuan anak dan menantunya? Atau, apakah Arumi bisa membawa Ibu mertuanya pergi dari neraka itu?
Ayo temukan jawaban nya langsung! Baca nya jangan lompat-lompat, ya. Biar author semangat nulis nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Hindun merasa tidak tahu harus melakukan apa. Ia benar-benar malu dan takut saat ini. Mana sanggup ia mengganti ponsel mahal milik Arumi.
Rasa kesal yang ada di dalam hati nya, kian bertambah karena Aminah saat ini, memiliki anak seperti Romi.
"Bagaimana, pilih ganti ponsel ku, atau ke kantor polisi?" Tanya Arumi.
Mereka yang ikut campur urusan Hindun dan juga Aminah tadi, Tina saja langsung berlutut di depan Aminah dan meminta maaf.
Mereka semua benar-benar tidak menyangka semua itu akan terjadi.
"Aminah, maaf kan kami. Tolong katakan pada menantu mu. Kami tidak sanggup untuk membayar ponsel mahal nya itu." Ucap salah satu si pembuat onar.
"Itu benar, Aminah. Tolong lah kami. Bukan kah sebagai tetangga, kita harus saling tolong menolong?"
Bu Aminah tiba-tiba tertawa saat salah satu dari mereka mengatakan hal itu. Sejak kapan, mereka menganggap Aminah adalah tetangga.
Bahkan selama ini, Aminah susah sendiri pun, tak ada yang peduli. Sudah lah tidak membantu, mereka pun malah sering menghina nya.
Dan saat ini, ketika mereka berada dalam masalah, baru lah mereka ingat, jika memiliki tetangga yang bernama Aminah.
"Kalian sungguh lucu. Bukan kah selama ini, kalian tidak pernah menganggap ku tetangga? Kalian pun, sering sekali menghina ku, dan menyalahkan aku."
"Tapi kan, kami udah minta maaf. Apa kamu tetap tidak mau memaafkan kami? Kamu itu bukan Tuhan, Aminah. Jadi jangan sombong."
Bu Aminah menghembuskan nafas nya dengan kasar. Apa yang di katakan oleh wanita itu, membuat nya benar-benar marah.
Mereka yang salah, tapi mereka masih juga merasa sok benar. Bu Aminah benar-benar tidak habis pikir.
"Arumi, Ibu mau pulang saja. Terserah kamu, mau melakukan apa pada mereka."
"Benar, Bu?"
"Iya, nak. Lakukan saja. "
"Baiklah kalau begitu. Seperti nya mereka semua ini, harus masuk penjara supaya jera."
Arumi pun mengambil ponsel nya yang lain. Ponsel itu, merupakan ponsel pribadi yang tidak semua orang tau.
Ia pun menghubungi salah satu bodyguard nya yang selalu berada tidak jauh dari diri nya. Arumi dan juga Bu Aminah, harus menunggu beberapa saat, untuk menunggu pihak kepolisian datang.
Dan kemudian, suara mobil polisi pun terdengar. Wajah Hindun dan teman-temannya yang lain sudah memucat.
Arumi langsung mendatangi salah satu polisi dan mengatakan apa yang telah terjadi pada nya di tempat itu.
Polisi yang sudah tahu siapa Arumi, langsung menciduk Ibu-ibu yang tadi membuat masalah.
"Kami tidak salah, Pak. Mana kami tahu mereka punya barang yang mahal. Penampilan nya saja biasa." Ucap salah satu teman nya Hindun.
"Hal itu bukan jadi hal. Kami sebelum ke sini sudah mencari tahu tentang kejahatan kalian."
"Tapi, Pak. Kami bukan penjahat."
"Mana ada maling mau ngaku."
Arumi meledek Ibu-ibu itu. Mereka bingung dalam bicara. Sehingga bisa berbicara seperti itu.
Pihak kepolisian pun membawa mereka semua untuk memberi keterangan dan di periksa di kantor polisi terdekat.
Setelah beberapa dari mereka di bawa, baru lah tempat acara kembali seperti biasa. Arumi dan Aminah pamit undur diri. Mereka tidak ingin lama-lama ada di tempat seperti itu lagi.
"Arumi, apa mereka akan di hukum berat?"
"Tidak, Bu. Paling hanya di tahan sebentar. Ibu tenang saja. Biar Arumi yang urus masalah itu."
"Baiklah, Nak."
"Bu, lain kali kalau ada yang jahat, Ibu melawan ya. Rumi kasihan melihat Ibu."
"Ibu tidak pintar seperti kamu."
"Nanti Rumi ajari deh."
"Iya." Ucap Bu Aminah sambil tersenyum. mereka berdua pun pulang dengan tenang.
mau ku getok 🔨
biar encer lgi tuh otak apa ya bikin esmosi aja
tp q rasa kek gitu juga krn bu aminah sllu membela kali jd kyk gtu juga 🤔
wis lah sakarep mu dik