NovelToon NovelToon
9 Pintu Perunggu

9 Pintu Perunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Time Travel / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:761
Nilai: 5
Nama Author: Herwanti

Anila mencoba meraba disekitarnya hingga dia merasakan ada dinding di sebelah kirinya. Dia berjalan melangkah ke depan.

Tapi dia tersandung oleh sesuatu membuat dia jatuh ke tanah.”Ini dimana sih kenapa semua gelap. Seharusnya ini masih siang. Kenapa gelap sekali,”ucap Anila dengan wajah binggung. Tapi dimana saat itu Anila berada akan dia bisa keluar dari kegelapan itu dan kembali ke tempat asalnya. Anila akan bisa menemukan teka-teki yang dia dapatkan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Anila dan Harits yang bertemu saling terdiam untuk sesaat.”Apa yang kamu  bawa Anila?,”tanya Harits membuka mulutnya lebih dulu. Anila melihat ke arah apa yang dia bawa.

“Ini cemilan untuk aku bawa ke kamar nanti. Ada apa, apa kakak mau ini?,”jawab Anila dengan santai.

“Bukan yang itu, tapi yang ada di punggung kamu itu?,”ucap Harits lagi.

“Ohhh ini adalah senjata yang baru saja aku ambil. Untuk perjalanan kita nanti. Tapi kakak mau pergi kemana?,”tanya Anila.

“Aku mencari kamu,”jawab Harits dengan datar.

“Mencariku ada apa?,”tanya Anila yang tampak bingung.

“Hanya ingin tahu apa yang kamu lakukan saja,”kata Harits segera berbalik berjalan lebih dulu. Anila yang masih terdiam kembali melangkah dengan wajah memerah di wajahnya.

“Ini tidak mungkin kalau dia suka denganku bukan. Aku harus bisa mengunci perasaan ini. Jangan baperan Anila,”hati Anila yang masih menolah perasaannya.

“Kenapa aku berkata seperti itu, Mulut yang tidak bisa di jaga,”hati Harits yang berjalan didepan Anila. Anila melihat punggung Harits merasakan ada kenyamanan yang tidak bisa dia jelaskan.

“Semoga saja ini akan menjadi baik untuk nantinya,”hati kecil Anila.

“Ada apa dengan kamu ayo segera kembali. Tidak ada yang perlu kamu beli lagi bukan,”kata Harits menoleh ke samping belakang. Anila segera berjalan melangkah hingga mereka berdampingan dengan wajah tersenyum.

“Tidak ada,”jawab Anila. Harits melihat Anila kembali seperti biasa saja merasa hatinya lega. Di perjalanan mereka hanya bisa diam hingga mereka sudah sampai di rumah Baki. Tapi hal tidak terduga terjadi. Hanan melihat mereka berdua masuk bersama.

“Kamu lagi,”ucap Hanan yang dengan wajah cemberut.

“Hanan kenapa kamu disini?,”tanya Anila berjalan mendekat.

“Itu bukan urusan kamu. Kenapa kamu masih disini?,”tanya balik Hanan.

“Kenapa aku masih disini, bukan sudah dikatakan oleh Baki. Kalau aku tinggal disini,”ucap Anila dengan santai.

“Apa tidak ada tempat lain untuk kamu tinggal,”kata Hanan. Anila menggelengkan kepalanya kepada Hanan dengan santai hingga Baki dan Bani keluar.

“Apa yang sedang kamu lakukan Hanan. Jangan membuat keributan ya,”ucap Baki.

“Tidak kok,”jawab Hanan dengan santai tapi memperlihatkan sikap berubah yang aneh di wajahnya.

“Baiklah aku tidak masalah tapi kenapa kak Hanan ada disini kak Baki,”tanya Anila.

“Dia datang ke sini menanyakan kapan kita pergi ke pegunungan Tratam,”jawab Baki. Semetara itu Bani melihat Harits dan Anila datang bersama berkata dalam hati,”Apa mereka sudah dekat kembali. Tapi kenapa aku lihat sama saja ya. Tidak ada yang berubah dari keduanya. Aku harus mencari tahu ini.

“Kak Bani apa yang kamu lihat,”ucap Anila merasakan ada aura yang aneh dari Bani. Tapi Bani hanya menggelengkan saja hingga dia menyeret tangan Harits untuk berbicara.

“Apa yang terjadi dengan kak Bani,”tanya Anila yang melihat sikap Bani yang aneh.

“Biarkan saja dia. Tapi bagaimana dengan Hanan ikut dengan kita Anila. Kamu tidak masalah bukan,”ucap Baki.

“Tunggu dulu kenapa kamu bertanya kepada Anila. Bukan perjalanan ini kamu yang merencanakannya,”kata Hanan.

“Itu benar, tapi kami disini hanya membantu Anila saja,”jawab Baki dengan santai.

“Kamu kenapa ingin pergi ke pegunungan Tratam,”ucap Hanan merasa curiga.

“Aku pergi mencari pung-puing teka-teki dari raja bodoh saja. Apa ada yang salah. Tapi kamu sendiri kakak apa tidak masalah kamu ikut dengan kami. Ini tempat yang berbahaya loh,”jawab Anila.

“Kamu tenang saja aku akan baik saja. Aku ini seorang dokter hewan dn ahli dalam racun berbahaya. Jadi kamu tidak usah khawatir. Khawatirkan diri kamu sendiri, OK,”ucap Hanan.

“Baiklah, kalau dia merasa tidak masalah. Aku tidak keberatan sih,”ucap Anila.

“Tapi kak Baki kamu mau pergi ke mana dengan pakaian yang rapih,”kata Anila.

“Ohhh soal ini, aku ingin bertemu dengan pamanku. Jadi kamu jaga rumah ya Anila,”jawab Baki. Anila mengangguk dan melihat Baki dirangkul oleh Hanan.

“Jelas sekali kalau dia cemburu denganku. Tapi aku tidak ada rasa suka dengan kak Baki,”guman Anila masuk ke dalam.

Sementara Bani yang menyeret Harits dengan wajah tenang dan bingung.Setelah sudah jauh Bani melepaskan tangan Harits yang sama saja biasa dan tidak ada yang aneh.”Harits kamu suka dengan Anila ya,”suara kecil Bani. Harits mendengar kata itu hanya memalingkan wajahnya dengan perkataan,”Tidak, kamu pasti ada yang salah.”

“Kamu kira aku ini siapa kakak kecil. Aku sudah mengenal kamu lebih lama kakak kecil. Tidak mungkin aku tidak tahu perubahan kamu itu,”ucap Bani dengan wajah serius. Harits tidak bisa berkata hanya diam saja apa lagi wajah yang memerah tidak bisa disembunyikan.

“Ayolah aku tidak usah menyembunyikannya. Aku dukung kamu kakak kecil,”kata Bani.

“Tapi apa kamu sudah mengatakan perasaan kamu kepada Anila belum,”tanya Bani. Harits menggelengkan kepalanya kepada Bani.

“Belum ya kurasa kamu akan sulit dekat dengan Anila. Kamu tahu kalau dia memiliki masalahnya sendiri. Di tambah dia itu sulit untuk didekati. Jadi kamu bersabar saja ya,”jawab Bani yang sedikit merasa kasihan. Harits yang tahu hanya terdiam hingga Bani melihat Baki bersama dengan Hanan berjalan bersama.

“Apa yang kalian lakukan disini?,”tanya Hanan.

“Hanya bicara saja. Kita pergi sekarang Baki,”ucap Bani.

“Kemana kita akan pergi,”ucap Harits yang sama sekali tidak melihat Anila.

“Anila di rumah. Apa kamu mau menemani dia,”kata Baki yang melihat dari sorotan matanya mencari Anila.

“Tidak ayo kita pergi,”kata Harits. Segera mereka menuju mobil dan pergi ke rumah paman Aliy. Sementara itu Anila yang sudah menutup pintu masuk ke dalam kamar dengan cemilan yang dia beli. Anila juga mengambil minuman di lantai bawah.

Melihat ruangan yang sepi Anila hanya bisa kembali ke kamar. Dimana dia sudah membuka laptopnya dan mulai menulis cerita yang baru saja dia dapatkan dengan cemilan disampingnya. Tangan mulai berkerja dengan kaybord didepannya. Menulis kata demi kata untuk membuat satu cerita yang menarik.

Waktu terus berlalu hingga malam telah tiba. Anila melihat keluar jedela hari sudah malam. Segera dia turun ke bawah untuk menyalakan lampu. Anila melihat ada pesan dari Baki kalau mereka tidak kembali untuk makan malam. Anila yang sudah mendapatkan pesan dari Baki membalas baik. Anila hanya bisa membuat makan malam untuk dirinya sendiri.

Tapi saat dia selesai membuat makanan. Dia mendengar langkah kaki yang bukan dari Harits, Baki dan Bani yang menyusup ke dalam rumah. Anila mendengar itu hanya bisa bersantai dan tenang dengan makanan di depannya. Setelah musuh masuk dengan lampu mati membuat Anila bersiap untuk melawan balik. Tepat musuh ada di belakang Anila bisa melawan dengan garbu di tangannya hingga  musuh jatuh ke lantai.

“Kurasa tidak hanya satu orang yang datang,”ucap Anila segera pergi ke sisi mereka untuk membereskannya hingga semua sudah selesai. Anila menyalakan lampu melihat ada lima orang berpakaian serba hitam.”Bukan mereka ini adalah orang yang waktu itu kenapa mereka ada disini,”hati kecil Anila. Setelah dia mengikat dengan tali Anila mengambil ponsel dan memproteknya dan dia kirim ke Aliy yang saat itu bersama dengan Baki. Anila kembali melanjutkan makan malamnya dengan damai. Tapi bagaimana respon dari Aliy nantinya?.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!