Aku tak pernah menyangka di usiaku yang ke 30, aku sudah menjadi seorang janda. Walau perpisahan ini aku yang menginginkannya Namun hatiku terasa sangat sakit.
Penghianatan yang dilakukan suamiku dengan sekertarisnya sendiri dengan alasan untuk memperoleh keturunan tidak akan kumaafkan.
Cukup sudah hinaan dari mertuaku selama ini yang menuduhku mandul, hingga menyebabkan mamaku meninggal karena serangan jantung.
Cukup sudah....!!!
" Aku Emma Watson tak akan diam lagi, akan ku buktikan pada kalian yang menyakitiku bahwa aku bisa bangkit dan aku tak akan mau lagi di sakiti laki laki!!! " tekadnya sambil meninggalkan Bali tempatnya di besarkan selama ini.
Pertemuannya dengan Sean o Brown bos Barunya yang arogan sedikit banyak mewarnai kembali hidupku Emma.
Bagaimanakah kehidupan Emma setelah perceraiannya ? apakah ia bisa membuka hatinya kembali.... silahkan baca novel ini.
Termehek boleh tertawa boleh Apalagi mau ngebom votee... di persilahkan
Ini adalah novel ke 3 aku, silahkan juga membaca novelku yang lain
1. Akhir pelarian
2. My Starla
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mety, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Guling
pov. Sean
Malam ini aku tidur nyenyak sekali, entah mengapa malam ini guling yang kupeluk wangi sekali seperti aromaterapy yang membuatku nyaman. Semalaman kupeluk erat guling kesayanganku itu sampai pagi hari. namun tiba tiba saja... kupingku mendengar jeritan yang seakan memecah gendang telingaku
" Aaaaaaaaa..... " Emma berteriak histeris, mata Sean pun otomatis terbuka dan ia segera menutup telinganya
" Ada apa denganmu Emma, berisik sekali " ucap Sean
" Kau laki-laki mesum !! mengapa kau bisa tidur di ranjangku dan memelukku kurang ajar " jawab Emma, Emma mengambil guling dan memukulnya sekuat tenaga ke kepala Sean
Sean yang masih mengantuk terdiam mendengarnya, matanya melihat sekeliling kamar tiba-tiba buk bak buk... pukulan guling bertubi mengenai kepalanya
Sean terebah karena belum siap, Emma menindihnya lalu mengacak dan menarik rambut Sean
" Mentang-mentang aku janda kau fikir bisa berbuat seenaknya padaku, awas kau walau kau bosku aku tak takut padamu " Emma sudah sangat marah
Sean yang sudah mulai terang matanya segera menangkap kedua tangan Emma lalu membalik keadaan, kini Sean yang menindih Emma kedua tangan Emma si tahannya di samping kepalanya hingga ia tak bisa bergerak
" Hei janda muda, buka matamu lebar-lebar lihatlah di mana kau berada " ucapnya kesal, Emma lalu memperhatikan ke adaan sekitarnya.. lho kok ini bukan kamarku, mengapa aku berada di kamar Sean??? Emma pun terdiam karena bingung
" Lepaskan aku... mengapa aku berada di kamarmu... Oh Tuhan, mengapa kau tak memakai baju Sean...!!! " Emma baru menyadari jika Sean hanya memakai celana piyamanya saja
" Baru sadar kalau sekarang kau yang mesum, seorang janda memasuki kamar seorang jejaka... dan tadi bukan aku yang memelukmu, tapi kau yang memelukku erat seperti sebuah guling, apa kau bermaksud mengodaku ?? " ucap Sean sambil tersenyum
" Mengodamu, dalam mimpimu... Semalam kan aku di ruang kerjamu, mengapa bisa berakhir di sini. "
" Bukan urusanku.... buktinya kau disini.. di ranjangku "
" Lepaskan aku... aku tak nyaman dengan posisi ini Sean!! " pinta Emma
" Tidak.. sebelum kau meminta maaf padaku "
" Mengapa aku harus minta maaf, apa salahku " kilah Emma
" Kau bahkan tidak menyadari semua kesalahanmu hem... baiklah akan kusebutkan satu persatu "
" Tapi lepaskan dulu aku... kau berat Sean.... "
" Tidak...pertama kau tidur di ranjangku, kau hampir memecahkan gendang telingaku dengan teriakanmu itu. Kedua kau memukulku dan mencaci maki ku dan terakhir kau membuat banyak rambutku rontok... kau tau berapa mahal perawatan rambutku hah... " ucap Sean sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Emma
Emma bahkan bisa merasakan hembusan nafas Sean saking dekatnya
" Glek.... " Emma hanya bisa meneguk salifanya berkali-kali
" Le... lepaskan aku.. " ucap Emma terbata, kedua mata mereka bertemu... deg... deg... deg....
" Tok... tok... tok... boss sudah jam 7.30 mengapa kau belum siap " suara Billy terdengar dari balik pintu.. lalu
Klek.... pintu dibuka dari luar, Billy terdiam melihat pemandangan di depannya, dimana posisi Emma dan Sean yang begitu intim. Emma dan Sean juga serentak melihat ke arah Billy....
Sejenak... Krik... Krik... Krik...
1 detik....
2 detik...
3 detik...
" Maaf bos...silahkan di lanjutkan he he " ucapnya dan kembali menutup pintu
" Omg baru hari kedua mereka sudah ena.. ena... hebat juga pesonamu Emma " rucau Billy lalu turun kembali ke ruang tamu
Sementara di kamar Sean
Melihat Sean yang lengah, Emma menendang Boy nya Sean dengan lututnya
" Oh Shett Emma, its heart " Sean lalu terguling dan berebah di ranjang sambil kesakitan
" Salah sendiri dari tadi kau tak mau melepaskanku " ucap Emma lalu melarikan diri dari kamar Sean
" Emmaaa........ awas kau " Sean kesal sekali namun ia tak bisa mengejar Emma
Emma berlari dan masuk ke kamarnya, di kuncinya pintu kamarnya dengan benar. Emma takut Sean akan mengejarnya
" Ya Tuhan... apa yang sebenarnya terjadi semalam, mengapa aku bisa tertidur di kamar Sean.... apakah kami... " Emma memperhatikan pakaiannya termasuk cd nya lalu ia berkaca melihat sekitar leher dan dadanya
" Huffff aman.. aman... sekarang apa yang harus aku lakukan, tuan Sean pasti memecatku... tapi itu lebih baik, tak tahan aku berada di dekatnya bisa busa pecah jandaku " Emma kemudian mandi dan memakai mini dress, dipikirnya hari ini ia sudah tak akan bekerja lagi di kantor Sean
Selesai berdandan pak Edy memanggilnya untuk sarapan, Emma berdoa sebelum keluar kamar
" Mama... bantu aku ma... Emma takut, Emma hanya sendirian sekarang.. Emma hanya punya mama di hati Emma "
Emma berjalan ke ruang makan dengan perasaan yang tak karuan.
Di ruang makan sudah duduk Billy dan Sean. Billy dengan senyum sumringahnya seolah-olah mengatakan.. kalian ketahuan
Sedangkan wajah Sean nampak masam dan merengut, menandakan suasana hatinya yang penuh kemarahan.
Emma kemudian duduk di dekat Billy, ia tak berani dekat dekat dengan Sean. Mata Sean mengikuti pergerakan Emma sampai Emma duduk di sebelah Billy.
" Apa kau lupa apa yang kukatakan kemaren? " ucapnya memandang ke arah Emma
" Tidak... aku tak berani dekat-dekat denganmu " ucap Emma tertunduk, sumpah rasanya jantung Emma mau copot mendapat pandangan yang begitu tajam dari Sean
" Emma pindah saja... tak mungkin bos memakanmu lagi, kan sudah tadi di kamar " ucap Billy tanpa dosa
" lupakan apapun yang otak mu pikirkan, tak terjadi apapun " ucap Emma
Ehem.. Ehem... Sean memberi kode pada Emma, akhirnya Emma pun berdiri dan pindah ke sebelah Sean
Ketiganya makan dalam diam, masing masing hanyut dengan pemikirannya sendiri. Selesai makan Sean kembali menatap Emma
" Aku menunggu..... "
" Menunggu apa..? "
" Apa perlu ku ulang daftar kesalahanmu itu? " ucap Sean kesal
Emma menarik nafas panjang, mau tak mau ia mengalah karena memang ia bersalah walau tak sepenuhnya salahnya
" Maafkan aku.... " ucapnya tertunduk
" Begitu saja?? "
" Bagaimana lagi.. kan aku sudah minta maaf "
" Akui semua kesalahanmu.... " pintanya
" Di sini....? " tanya Emma sambil melirik Billy
" Aku malu.. disini banyak orang " ucapnya lagi
" Baik... aku beri keringanan, kau boleh meminta maaf di kantor, kita sudah kesiangan " ucap Sean lalu berdiri bersiap ke mobil
" Aku masih bekerja, kau tidak memecatku? " tanya Emma, Sean dan Billy terkejut mendengarnya
" Memecatmu... enak saja baru 2 hari, kontrakmu masih panjang nona... ha ha " jawab Sean senang
" Aku punya 6 bulan untuk membalas mu Emma ha ha " ucapnya dalam hati senang, sedangkan Emma merutuk dalam hati
" Ini akan menjadi 6 bulan yang paling menyiksa... mama tolong anakmu ma.. hik.. hik.. hik.. "
See you next eps
Jangan lupa like komen dan vote ya
Happy reading