NovelToon NovelToon
Menjerat Nyawa Suamiku

Menjerat Nyawa Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Keluarga / Romansa / Dendam Kesumat / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:29k
Nilai: 5
Nama Author: Rossy Dildara

Gisel mendapatkan ide gila dari keluarganya, yaitu untuk memb*nuh Evan—suaminya. Karena dengan begitu, dia akan terbebas dari ikatan pernikahannya.

Mereka bahkan bersedia untuk ikut serta membantu Gisel, dengan berbagai cara.

Apakah Gisel mampu menjalankan rencana tersebut? Yuk, ikuti kisahnya sekarang juga!

Jangan lupa follow Author di NT dan di Instaagram @rossy_dildara, ya! Biar nggak ketinggalan info terbaru. Sarangheo ❣️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 6

"Umi ... maaf," ucap Gisel tiba-tiba, yang seketika menghentikan aktivitas Umi Mae. Dia lantas menatap sang menantu yang baru saja menggeser posisi untuk menghadap ke arahnya.

"Kenapa, Nak?"

"Kenapa Umi nggak tidur? Ini 'kan udah malam, Umi. Umi pasti ngantuk, kan?"

"Umi nggak ngantuk, Nak." Umi Mae menggeleng sambil tersenyum. "Umi juga ada rencana mau begadang malam ini. Sambil baca sholawat."

"Lho, kenapa begadang? Nggak boleh lho, Umi. Begadang 'kan nggak baik buat kesehatan."

"Umi begadang karena mau nungguin Evan, Nak." Umi Mae perlahan menatap anak bungsunya yang masih terlelap. "Barangkali nanti dia butuh sesuatu, masa kita berdua tidur? Jadi salah satu dari kita harus berjaga, dan biar Umi aja."

"Ya kalau begitu mending aku aja, Umi. Kan dari kemarin Umi udah nungguin Bang Evan, jadi gantian akunya."

"Nggak apa-apa, biar Umi lagi. Kamu istirahat saja, Nak. Lagian kamu kemarin 'kan habis kena mencret." Dengan lembut, tangan Umi Mae menyentuh pucuk rambut Gisel dan mengelusnya. "Kamu tidur aja."

"Aku udah sembuh sekarang, Umi. Kan dari pagi aku udah bilang."

"Yaaanggg ...." Tiba-tiba, terdengar suara lembut Evan yang memanggil, membuat dua wanita berbeda generasi itu berdiri dan langsung menatap ke arahnya.

"Abang kok bangun? Bukannya daritadi udah tidur, ya?" tanya Gisel.

"Kamu kenapa, Nak?" Umi Mae langsung menyentuh pucuk rambut anak bungsunya, sebab Evan terlihat meringis menahan sesuatu sambil menyentuh perut bagian bawahnya.

"Aku kepengen kencing, Umi," jawabnya, lalu menatap ke arah Gisel. "Yang, tolong bantu aku ke kamar mandi, ya? Aku takut jatoh soalnya, agak pusing kepalaku."

"Sama Abang-Abangmu saja ya, Nak. Biar Umi panggilkan diluar," tawar Umi Mae.

"Nggak usah, Umi!" tolak Evan cepat seraya menarik tubuhnya untuk duduk. Perlahan dia menaruh tangan kanannya dipundak Gisel. "Biar sama Gisel aja. Kalau sama Bang Yunus atau Bang Soni akunya malu."

"Ngapain malu? Orang mereka saudaramu. Lagian sama-sama laki-laki."

"Tetap saja aku malu, Umi. Biar sama Gisel aja. Ayok, Yang, bantu aku." Evan menatap dengan raut memohon.

"Ayok." Gisel mengangguk, lalu membantu Evan turun dari ranjang dengan hati-hati. Umi Mae juga ikut membantu mereka. Dengan langkah yang tertatih-tatih, akhirnya Evan berhasil masuk ke dalam kamar mandi bersama Gisel.

Jangan mengira Gisel melakukannya dengan ikhlas, tentu saja tidak. Hanya saja dia tak ada pilihan untuk menolak, apalagi posisi ada Umi Mae juga.

"Sekalian tolong bukain celanaku, maaf, Yang," pinta Evan yang berusaha menahan air kencing. Dia juga berpegang pada tembok, berusaha menopang tubuhnya sendiri.

"Iya, tunggu sebentar." Gisel langsung berjongkok lalu meraih celana Evan. Sayangnya belum sempat Gisel menariknya, tapi celana itu justru sudah rembes duluan. Tampaknya Evan kehilangan kendali untuk menahannya. "Lho, kok Abang malah ngompol, sih?" Gisel mendengkus, tampak sebal dengan apa yang terjadi. Apalagi dia mencium aroma pesing itu.

"Ya ampun maafin aku, Yang. Nggak ketahan banget aku, sampai udah keluar duluan." Evan jadi merasa bersalah, apalagi melihat wajah asam yang ditampilkan istrinya.

"Terus gimana dong sekarang? Abang sih bandel, harusnya tadi Bang Yunus sama Bang Soni aja yang bantu. Biar Abang digendong, kan lebih cepet." Gisel mengomel, meluapkan sedikit emosinya.

"Kan aku udah bilang, kalau akunya malu, Yang. Udah sekarang kamu keluar dulu buat ngambilin aku celana ganti."

"Ya udah, tapi tolong Abang bilas sendiri celananya. Aku nggak mau bersihin bekas pipis Abang, bau." Gisel merengut, segera dia keluar dari kamar mandi.

Evan perlahan meraih selang air, lalu menyemprotkan showernya ke arah celana. Biar sisa air kencing itu hilang oleh sendirinya karena terbawa air.

Tak lama, Gisel datang dengan membawa pakaian ganti. Tapi bukan hanya celana, melainkan baju juga. Itu semua atas usulan dari Umi Mae, karena khawatir baju Evan pun ikut basah.

"Ini, Bang!" Gisel mengulurkan tangan, memberikan semua apa yang dia bawa.

"Tolong sekalian pakaikan, Yang. Bantu lepaskan juga. Kepalaku pusing." Evan segera duduk di atas kloset yang tertutup, saat merasakan pandangan yang berputar-putar. Khawatir kalau sampai dia terjatuh.

"CK!" Gisel hanya bisa berdecak, mau tidak mau dia menuruti permintaan Evan. Meski dalam lubuk hatinya yang terdalam dia sangat tidak ikhlas. 'Harusnya kamu itu kemarin malam mati aja, Van. Jadi 'kan nggak nyusahin aku kayak gini. Iihhh!! Kesel banget aku!!' geramnya dalam hati.

Pakaian Evan akhirnya telah berhasil terlepas semua, membuat tubuhnya kini telaanjang bulat. Akan tetapi, disaat Gisel hendak memakaikan cellana dalam, dia justru salfok dengan sesuatu yang bergelantungan dengan manja. Sebab selain panjang dan besar, dia juga menjulang ke hadapannya.

'Eh, sejak kapan burung si Evan sepanjang dan sebesar ini? Kok aku baru tau, ya?' Gisel membatin dengan perasaan bingung. Kedua matanya bahkan tak mampu berkedip, susah payah dia juga menelan ludah.

"Sayang ... kamu lagi ngapain sih? Kok lama banget? Segala bengong lagi." Evan menatap heran istrinya, yang berjongkok dihadapannya dengan pandangan kosong. Benar-benar aneh menurutnya. "Sayaanggg!" panggilnya sekali lagi, sembari menoel pipi. Membuat Gisel sontak terhenyak.

"Astaghfirullah!! Maaf-maaf. Aku kok malah ngelamun gini." Cepat-cepat Gisel melanjutkan aktivitasnya, dengan hati-hati memakaikan Evan pakaian.

"Aku tau kok, pasti kamu salfok sama burungku. Pasti kamu kangen, kan? Sabar dulu ya, Yang. Nanti kalau aku udah sembuh kita bisa gas sampai seharian," ucap Evan memberikan pengertian.

"Ih apaan sih, Bang. Aku nggak semesum itu, ya!" Gisel mengelak dan justru marah tidak jelas, tapi rona kemerahan yang muncul diwajahnya tak dapat membohongi. Gisel bahkan sekarang merasa malu, karena tebakan Evan yang mengenai sasaran.

"Ah masa sih, Yang? Tapi aku nggak percaya ah, pasti kamu pura-pura."

"Ih beneran, Bang. Udah ah nggak usah dibahas. Ayok sekarang keluar," omel Gisel. Perlahan dia menarik lengan Evan lalu menaruh pada pundaknya, kemudian membantunya lagi untuk kembali ke ranjangnya.

Setelah melihat Evan kembali berbaring, Gisel pun kembali berbaring di kasur lantai. Dan kembali pula, dia mendengar Umi mertuanya melantukan sholawat.

Tampaknya, rencananya malam ini untuk menyuntik mati Evan harus terpaksa gagal. Karena memang terhalang oleh situasi dan kondisi.

'Lolos lagi deh hari ini nyawa si Evan. Aku tidur aja deh kalau begitu,' batinnya lalu mulai memejamkan mata.

Sayangnya, sampai pagi nyatanya Gisel tak bisa tidur sama sekali. Itu semua bukan hanya karena terganggu oleh sholawat sang Umi, tapi juga karena terus memikirkan burung sang suami.

Gisel merasa otaknya kini telah ternodai, karena terus membayangkan benda keras tanpa tulang itu.

*

*

"Aadduuhh!! Sakit banget kepalaku, rasanya seperti mau meledak!!" Gisel menggerutu dalam sambil memijat dahinya sendiri.

Saat ini dia tengah berada di salah satu restoran, menunggu pesanannya datang.

"Aa ... kayaknya kita datang kepagian deh, jadinya 'kan kayak begini. Dokternya belum datang."

"Iya, Dek. Maafin aku, ya? Tapi 'kan kita bisa menunggu dulu di sini, sambil sarapan."

Dua orang yang berada tak jauh dari Gisel tampak sedang mengobrol. Dari postur tubuh dan suaranya, Gisel dapat mengetahuinya dengan jelas. Sebab ternyata orang tersebut adalah Rama—sang pujaan hati. Hanya saja dia saat ini sedang bersama Sisil—istrinya.

"Mimpi apa aku semalam, bisa ketemu dengan suamiku dimasa depan?"

"Aaahhh, tambah ganteng saja Mas Ramaku. Makin meleleh rasanya Adek Giselmu ini, Mas." Gisel menangkup kedua pipinya di atas meja, dengan malu-malu sembari memandangi wajah Rama.

Namun, secara tiba-tiba Gisel henyak kala mendapatkan sebuah semburan maut dari seseorang yang baru saja datang menghampiri.

Byuurrr!!!

...Nah lho, suruh siapa ngayalin suami orang. Kena sembur 'kan jadinya 🤣🤣...

1
Ana
aku sih setuju aja gimana kak Rossy, aku ngikutin in sya Allah, pokoknya semangat ya kak💪 cuma bisa kasih dukungan sama do'a aja semoga sukses karya nya, berhasil, banyak peminat yang baca
Eva Karmita
aku selalu setia mendukung mu beb semangat 💪🤗
IG: @rossy_dildara: terima kak 😍🥺
total 1 replies
Fri5
tetap semangat ya kak 💪💪👍
IG: @rossy_dildara: terima kak 😍🥺
total 1 replies
Kinara Widya
iya s kak klo sdh nulis...sdh mikir gak d gaji rasanya percuma ...sdh capek segala ibaratnya sia sia perjuangan kak Rossy......tetep semangat ya kak...aku selalu dukung kakak...moga yg lagi d cita2kan segera terwujud kita semua mendoakan kakak....🥰🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪💪
IG: @rossy_dildara: terima kasih atas pengertiannya, kak 🥺🙏
total 1 replies
Anik Trisubekti
tetap semangat kak @IG: @rossy_dildara , semoga apa yg dicita citakan bisa segera terwujud 🤲
IG: @rossy_dildara: amiinn... terima kasih banyak kak ❣️🙏
total 1 replies
Yasfi Khoirul
thor Napa belum up
Dwy Widya
semangat terus Thor💪cerita mu top ada air matanya ada lucu juga seneng q nya
Mujiati Qu
tp kan kasian gisel kayaknya dia udah mulai menyukai evan.
Ana
bang evan kamu kuat💪 semangat bang, keputusan mu sudah benar
jadikan ini sebuah pelajaran berharga didalam kehidupan bang evan, ternyata berumah tangga itu butuh ketulusan hati, cinta dan kepercayaan, jika didasari dengan kebohongan apalagi sampai ingin melenyapkan itu sudah keterlaluan
buat kak Rossy semangat 💪, jujur aku suka ceritanya kak, seru buatku, malah selalu nunggu up tiap hari
Anik Trisubekti
Semoga ada keajaiban ya kak ros 🤲
ouhya
jangan ditamatin, up aja lagi sampe 100++ karena ini cerita bagus dan kemungkinan bisa kayak cerita si citra.
alurnya itu unik dan bikin penasaran cuman pas up pendek banget thor🥲
fee2
gimana ya keluarga gisel pasti bahagia tapi gisel gimana bimbang antara cinta dan gak.... ayo bang evan semangat jangan patah hati lama lama ya banyak yang sayang dan mendukung bang evan....
ajiu jiu
jgn donq Thor, cerita ny bgs gitu .....
Yesi Marsela
sabar kak author 🥺
sabar bang Evan masih ada Risma yang setia menunggu
jangan cepat ditamatin 😭
Kinara Widya
semoga d bab 40 JD bab terbaik ...biar lanjut terus...tetep semangat kak rossy
Eva Karmita
ya Allah semoga cerita babang Evan bisa lolos seperti cerita Aa Steven, om Rama dan om Jojon 🤲🥺 sedihnya jgn cepat ditamatkan otor masih suka dgn cerita mereka 🙏🥺
Kinara Widya
nunggu2dari tadi....akhirnya up juga kak Rossy...untuk Gisel terima kenyataan sajalah...
Bandar Jayalampung
nah Lo skrg klo Lo memang cinta Ama Evan brjuang Gisel gantian
Bandar Jayalampung
up LG yg banyak ya thor
ajiu jiu
mana kamu Thor, koq blm up ....lelah aku bolak-balik 😌😌😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!