Dikhianati adik sendiri tentu akan terasa sakit, apa lagi ini soal cinta.
karena kesibukan Anya yang bekerja, dirinya selalu membuat sang kekasih berdekatan dengan sang adik, tidak tahu ini salah cinta atau salah Anya yang tak bisa menjaga kekasih nya.
sampai menjelang hari pernikahan dia baru tahu jika sang kekasih menghamili sang adik.
Bisakan Anya keluar dari bayang-bayang pengkhianatan cinta dan menemukan cinta baru dari lelaki lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewiwitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamera tersembunyi
POV Anya
Malam ini aku pulang dari kantor sekitar jam delapan malam, Aku baru saja selesai mandi dan berganti pakaian.
Bugh.
Aku tak sengaja menjatuhkan boneka kecil di atas meja televisi yang ada di kamar, aku tak pernah ingat jika aku memiliki boneka kecil.
"Apa ini punya Zizah?"
Saat ingin aku letakkan kembali ketempat semula, tak sengaja aku melihat salah satu mata boneka itu mengeluarkan titik berwarna merah.
"Apa ini kamera tersembunyi."
Aku sedikit takut, kemudian aku memasukkan boneka itu kedalam paper bag. Aku akan menyerahkan boneka ini kepada polisi.
"Siap yang beraninya memata-matai aku."
Aku membawanya keluar dari apartemen, tapi saat aku sampai didepan lobby tak sengaja aku menabrak seseorang dan itu adalah Indra.
"Mbak Anya mau kemana?"
Tanpa basa basi aku langsung memungut boneka yang terjatuh dan langsung memasukkan nya kedalam paper bag.
"Mbak berikan boneka itu kepada saya!"
Aku tahu ini ulah siapa.
"Jadi kamu yang meletakkan boneka ini di kamar ku."
"Kemarikan!"
Indra secara paksa merebut boneka itu dari tangan ku, aku tak bisa tinggal diam. Ini termasuk tindakan kriminal.
"Lepaskan boneka ini!"
Aku berteriak sehingga semua orang fokus kepada kami yang masih berusaha berebut boneka.
"Serahkan bonekanya pada ku!"
Aku yang seorang wanita jelas kalah kekuatannya denga Indara yang memiliki badan sedikit berisi, boneka itu sukses di rebut oleh Indra.
Aku yang masih gemetaran bingung mau bagaimana, aku tidak bisa tinggal diam. Aku harus merebut kembali barang bukti itu.
"Anya kamu kenapa?"
Mas Raka, dia penolong ku.
"Mas kerja dia."
Aku tidak memberikan alasan kepada mas Raka agar mengejar Indra, tapi mas Raka dengan digap menuruti permintaan ku tanpa banyak tanya.
Aku menelvon Zizah, karena ini akan menjadi masalah kami berdua.
Aku berusaha mengikuti mas Raka yang sudah jauh di depan, aku tidak tahu apakah mas Raka berhasil menangkap Indra dan membawa barang buktinya.
Tak lama Zizah datang di antar seseorang, Pak Shaka. Memang belakang ini Zizah sedang dekat dengan Pak Shaka lantaran karena perjodohan dan karena Sean yang selalu ingin bersama Zizah.
"Nya gimana kejadian nya?"
"Gue tadi abis mandi, gak sengaja gue nyenggol boneka di meja tv. Gue kira itu punya lo tapi gak sengaja mata boneka itu memiliki titik merah yang gue rasa itu kamera tersembunyi."
Aku menjelaskan dengan sedikit terbata dan badan yang masih gemetaran. Aku tak menyangka kejadian seperti ini bisa menimpa ku.
"Siapa pelakunya?"
Kali ini Pak Shaka yang bertanya.
"Mas Raka sedang mengejarnya Pak."
"Ke arah mana?"
Aku menunjuk arah depan tepat jam dua belas, pak Shaka kemudian berlari mencari mas Raka.
"Sumpah Zah gue takut banget, gue engga nyangka kalau Indra ternyata bukan pegawai hotel yang kerjaan nya benerin AC rusak."
"Serius, kamu tahu dari mana?"
"Ini manager hotel baru aja kasih kabar. Kalau mereka tidak ada karyawan yang bertugas membenarkan AC rusak"
"Gue sudah ada feeling kalau dia itu ada niat enggak baik Nya."
"Gue kira enggak sampai sejauh ini."
"lo jangan cemas Nya, pak Raka sama pak Shaka pasti bisa tangkap penjahat itu."
Zizah mengusp bahu ku, aku benar-benar takut jika didalam kamera tersembunyi itu terdapat gambar atau bahkan vidio dimana aku sedang tidak mengenakan baju tertutup.
Polisi mulai berdatangan bersamaan dengan Mas Raka yang datang dengan membawa Indra yang sudah babak belur di hajar.
"Pak tangkap penjahat ini, dia menguntit calon istri saya."
Mas Raka menyerahkan Indra kepada polisi.
"Terimakasih atas laporannya Pak Raka, apakah anda dan calon istri anda bisa ikut bersama kami kekantor polisi untuk memberi keterangan."
Aku dan mas Raka langsung saja meng iya kan. Bahkan aku seolah tuli saat mas Raka mengatakan jika aku calon istri nya karena masih syock dengan kejadian ini.
Di kantor polisi bukan hanya aku yang di mintai keterangan, Zizah juga dimintai keterangan karena didalam vidio rekaman kamera tersembunyi juga menapilkan Zizah yang hanya mengenakan handuk.
Kami memang sering tidur bersama, dan jelas Zizah pun pasti tidak menyadarinya jika kami selama ini di untit.
"Saya mohon agar kepolisian bisa menindak lanjuti kasus ini sampai selesai."
Pak Shaka memberikan jaminan tanda pengeal, aku rasa dia menggunakan kekuasaan nya untuk memberi Indra pelajaran.
"Anya, kamu ada masalah apa?".
Rafael yang mengemal kami pun menghampiri kami, mungkin dia sedang jaga malam.
"Ini gue jadi korban kamera tersembunyi."
"Barang bukti sudah di serahkan?"
"Sudah, gue harap pihak kepolisan bisa usut masalah ini sampai tuntas karena gue yakin masih ada korban lainnya."
"Kamu jagan khawatir, aku akan kupas tuntas masalah ini."
Rafael meninggalkan kami dan kembali keruangannya tanpa menyapa Zizah yang berada tak jauh dari posisi ku berdiri.
"Zah, tumben Rafael enggak menyapa?"
"Iya, dia mau nikah dan aku bilang jangan ada hubungan lagi."
"Ya ampun. Opet mana lagi yang bisa ku percaya."
Aku dan Zizah bersamaan saling tertawa, tidak menyangka bahwa Rafael akaan menikah karena beberapa minggu lalu Rafae masih mau berhubungan bersama Zizah.
.
.
.
.
.
Kami kembali ke apartemen kami, di sana sudah ada manager keamanan dan meminta maaf dengan insiden yang baru saja terjadi dengan ku.
"Silahkan masuk Pak."
Aku mempersilahkan pak Shaka masuk medalam apartemen ku, sedangkan mas Raka tanpa di persilahkan masukpun mas Raka sudah berjalan sampai kamar ku.
Kami sibuk memeriksa setiap sudut ruangan, atau bahkan memeriksa semua perabotan yang ada dengan teliti.
"Nya sepertinya udah aman."
Zizah menghampiri ku dan berkata bahwa semua sudah aman dan bersih.
"Syukur kalau memang sudah enggak ada apa-apa, gue takut banget."
Kami akhirnya duduk di sofa ruang tamu, Aku dan Zizah menyajikan minuman dan makanan ringan untuk mas Raka dan pak Shaka.
"Jadi bagaimana bisa kamu kenal Indra itu?"
Pak Shaka bertanya.
"Dia waktu itu pernah sempat membenarkan AC di kamar, katanya layanan dari apartemen tapi ternyata tidak ada."
"Asal bapak tahu Indra itu lelaki gila, waktu kita mau ke acara pernikahan Andira. Si Indra pernah menahan tangan Anya terus bicara yang sensitif."
Zizah menceritakan kejadian saat kami ingin pergi kepernikahan Andira, tapi kejadian itu memang menakutkan.
"Seharusnya waktu itu, aku tidak melepaskan dia."
Terlihat raut wajah marah dari mas Raka, aku sadar disini yang sangat ngotot agar Indra di hukum berat adalah mas Raka dan aku baru sadar kalau mas Raka sangat mencemaskan aku tadi dia sempat memeluk ku dan berkata semua akan baik-baik saja jangan takut ada aku.
Hati ku seketika menjadi tenang, aku sangat nyaman berada di dekat mas Raka. Aku merasa ketulusan mas Raka saat berada di dekat ku tapi apakah aku sudah siap memulai hubungan baru, aku bukanya tidak tahu kalau mas Raka menaruh hati pada ku tapi aku masih takut untuk memulai menjalin hubungan baru dengan orang barun.
"Memang lo lepasin apa?"
Kali ini pak Shaka yang bertanya.
"Kemarin pas gue mau jalan sama Anya, enggak sengaja gue liat orang yang mondar-mandir di depan apartemen Anya. Pas gue deketin dianya kabur."
"Beneran mas?"
"Iya, nanti kita serahin aja bukti cctv kalau beneran itu Indra berarti dia memang menguntit kamu Anya."
Kalu di pikir benar juga ucapan mas Raka, selama ini aku memang sudah di untit jadi perasaan jika ada yang mengikuti aku diam-diam itu memang beran.
"Zah, nginep sini ya."
"Iya."
Setelah keadaan benar aman, pak Shaka dan mas Raka pamit pulang. Aku merasa jauh lebih berani karena mas Raka menginap di apartemen nya malam ini.
"Anya kalau tante sama om Anggara tahu kayak nya lo bakal di suruh pulang."
"Jangan sampai mereka tahu."
Kami bersiap untuk tidur, tapi sebelum aku memejamkan mata aku mendapat pesan singkat dari mas Raka dan tiba-tiba saja dada ku berdebar.
Mas Raka
Jangan cemas, ada aku. Jadi tidurlah yang nyenyak.
Jangan di balas.
good night beautiful sweet dreams💗💗
Aku benar-benar gila, jantung ku mau meledak. Sial ada emot love, sepertinya aku tidak bisa tidur nyenyak sekarang.
biar aman dari adik durjana Thor