Penghiyanatan Sang Adik

Penghiyanatan Sang Adik

Jenaka

Sudah satu jam Anya berdiri di pinggir kolam renang dengan alat penyaring kotoran di tangan nya, ini hari minggu Anya biasanya memang menyibukan diri membersihkan rumah nya. Dia bukanya tak punya pembantu hanya saja dia ingin.

"Non, udah dulu di depan ada tamunya Tuan Anggara..."

Dia bi ijah, pembantu yang paling dekat dengan Anya. Bi Ijah bekerja pada keluarga Anggara wijaya sejak Anya berusia dua bulan.

"Siapa bi? Papa emang enggak ada ya?"

Anya meletakkan alat saringan daun di tempat nya, dan kemudin menghampiri bi Ijah yang berdiri di samping pintu kaca.

"Tuan sedang menyelesaikan pekerjaan kantornya."

"Inikan minggu, papa kebiyasaan deh." Anya berdeck sebal.

Anya berjalan menuju ruang keluarga, disana sudah ada sepasang suami istri dan juga seorang pemuda yang di yakini Anya dia lebih tua dari nya.

"Maaf tante dan om, papa sedang di ruang kerja. Nanti saya panggilkan." Anya menyalami pasangan suami istri itu.

"Kamu Anya ya?" Tanya si wanita yang berusia sekitar empat puluh delapan tahun.

"Iya tante, saya Anya."

"Kenalkan saya, Soraya ini suami saya Rendra dan anak saya Raka."

"Salam kenal om dan tante dan juga Mas Raka."

Tak berapa lama, Anggra datang beserta istri dan juga Andira adik perempuan Anya.

"Hallo Soraya..."

"Hallo jeng Venia..."

Kedua ibu itu saling berpelukan layaknya teletubis hanya saja mereka tidak gendut.

"Ini anak saya Andira adik perempuan Anya."

Andira menyalami Soraya dan Rendra, lalu kemudian Raka.

"Silahkan duduk Soraya, Rendra dan nak Raka."

Anggara mempersilahkan para tamunya untuk duduk, Mereka adalah teman semasa kuliah Anggara. Sedang Soraya dan Venia adalah sahabat sejak di bangku sekolah menengah atas .

"Maaf Maa, Paa, dan om, tante. Anya pamit mandi dulu bau asem." Anya mengendus badan nya dan menunjukkan wajah yang seolah mau muntah "tadi habis beresin taman belakang dan kolam renang, jadi keringetan." Jelasnya.

Setelah pamit Anya langsung berjalan menuju kamarnya dan bersiap mandi.

Drrtt

Drrttt

"Hallo..."

"Hallo, Nya!! Lo dimana??"

Sudah bisa di tebak, dia Zizah sahabat kuliah Anya.

"Di runah Za, kenapa?

"Jemput gue di kantor polisi."

"Lo ngapain di kantor polisi, nyolong jemuran siapa?"

"Enak aja! Pokok nya kesini sekarang. Gue kirim alamatnya."

Tut tutt tutt

Dengan tergesa Anya mengambil kunci motornya, si hitam manis motor vespa yang dia dapatkan saat ulang tahun ke dua puluh.

"Paa, Anya pamit ya. Zizah di tangkap polisi."

Anya meminta izin dengan wajah yang khawatir.

"Kok bisa? Zizah kenapa?" Tanya Anggara.

"Enggak tau, Anya pamit ya Paa, maa, om dan tante..."

Selesai menyalami orangtua dan tamunya Anya bergegas pergi dengan motor vespanya.

Namun seorang lelaki yang tidak dia pamiti hanya diam dengan pandangan memuja.

'Cantik.' Batin Raka.

*****

"Ya alloh, lu lama banget si Nya!"

"Macet biasa."

"Tolongin gue..."

Anya menatap wajah memelas Zizah dan kemudian menatap wajah para pak polisi disana.

"Tahan aja pak! Dia emang suka gitu. Suka banget nyolong jemuran tetangga! Tahan pak tahan!"

Ucapana Anya sontak membuat semua orang mematung heran, bukanya memohon agar di lepaskan Anya memohon untuk menahan Zizah.

"Ente kadang kadang ente! Gue enggak nyolong jemuran."

"Terus apa?"

"Kamu nenye, iya kamu nenye..."

"Tahan pak, iklas saya beneran. Temen enggak ada gunanya pak ngabisin duit jajan aja."

"Jangan dong Nya..."

Tak berapa lama seorang polisi menghampiri merek berdua.

"Selamat siang mbak."

"Iya pak."

Anya menatap tak percaya siapa yang ada di hadapan dirinya.

"Nya, mantan lo..." Bisik Zizah.

"Wahhh, dunia sempit ya Za. Kok bisa gue ketemu manusia penghiyanat." Ucap Anya garang.

"Siapa yang kamu sebut penghiyanat?"

"Nohh, kucing tetangga udah di kasih ikan laut malah ngambil ikan asin bekas tegangga."

Sontak saja ucapan Anya membuat semua polisi tertawa renyah, kocak emang si Anya.

"Saya kan sudah bilang itu salah paham, kamu saja yang keras kepala."

Ucapan Refael yang membuat satu kantor polisi tahu bahwa hubungan nya dengan Anya adalah mantan kekasih.

"Ohh, mantan..."

"Belum kelar cintanya."

"CLBK nih."

"Mantan nya komandan cantik juga."

Refael menatap satu persatu wajah anak buahnya, dan itu sukses membuat semua anak buah nya diam.

"Pak lepasin saya, saya enggak salah." Ucap Zizah lagi.

Anya menatap melas wajah Zizah yang sudah penuh keringat dan debu.

"Lo sebenernya abis ngapain si Za? Kayak gembel baget."

Zizah melotot mendengar ucapan sahabatnya yang mengatainya gembel.

"Sahabat anda ini tadi menghajar pengendara moto."

Anya menatap tajam sahabatnya, kenapa bisa dia punya sahabat cantik tapi kelakuan seperti pereman.

"Enggak gitu Nya, gue tadi nyelametin ibu-ibu yang ke jambren. Terus ya gue hajar aja jambret nya, tapi pak polisi nyangkanya gue lagi ngeroyok orang." Zizah mendengus kesal.

"Kan bapak dengar, sahabat saya enggak salah!" Anya menatap sinis kearah Refael.

"Iya saya tahu, maka dari itu saya datang kemari untuk meminta maaf karena anak buah saya salah menangkap nona Zizah."

Zizah bernafas lega dirinya tidak jadi menginap di sel penjara, kan enggak lucu anak dari pengusaha properti masuk penjara.

"Allhamdullillah, bebas gue."

"Ya, sudah yuk pulang. Males ketemu sama tukang selingkuh." Sindir Anya. Sedang Zizah hanya bisa menahan tawa.

"Ck, wanita memang sama saja suka nya menyalahkan lelaki." Desis Reyhan karena tak terima dikatai tukang selingkuh.

"Kalau begitu, anda jangan menikah dengan wanita. Sana menikah dengan lelaki yang sifatnya sama saja!"

Zizah menahan tubuh Anya agar tidak melukai Rafael dan sama saja anak buah Refael berjaga-jaga takut nanti ada baku hantam.

"Jangan tahan gue, mau ku libaskan wajah sok ganteng nya ini!"

"Saya memang ganteng!"

"Ngaca sana!"

Zizah sekuat tenaga menarik Anya keluar dari kantor polisi, Zizah takut jika Anya akhirnya malah yang akan ditahan karena melawan aparat.

*****

"Gila lo Nya!"

"Iya, emang gue gila. Lagian kenapa gue ketemu playboy macam Refaelajing!"

"Mulut lo Nya emang sarangnya kebun binatang."

Anya mengatur emosinya,"dahlah enggak usah bahas si babi, gue mau balik ada tamu di rumah gue soalnya."

"Ikut Nya, gue lagi gak ada kerjaan."

"Tau gue, lo mau numpang makan kan di rumah gue." Ucapan Anya hanya di balas dengan cengiran oleh Zizah.

"Lu tuh kayak tapi, kayak gembel makan nyari gratisan."

"Nama nya gratisan mau kayak apa miskin juga doyan, dodol."

Akhirnya Anya membawa Zizah pulang, lagian dia juga kasihan dengan sahabat nya itu sudah mirip tunawisma saja.

Setelah menempuh sekitar satu jam perjalanan, Anya dan Zizah sampai di rumah. Dan keadaan rumah masih sama, masih ramai.

"Ada siapa si Nya?"

"Sahabat papa gue."

Setelah memasuki rumah, Anya dan Zizah menuju ruang keluarga yang dimana disana masih terdapat kuatga Soraya.

"Assallamuallaikum, om dan tante semua. Zizah yang cantik datang ini."

"Wa'allaikumssallam, anak Mama..."

Iya beginilah Zizah sudah sepeti kembaran Anya, dia sudah di anggap anak oleh keluarga Anggara.

"Maa, paa, kangen." Zizah berhambur kearah Anggara dan istri nya, kemudian memeluk mereka berdua.

"Duh berasa anak tiri gue." Celetuk Anya yang sontak saja membuat semua orang tertawa.

"Iri bilang boss." Ucap Zizah dengan wajah sombong nya.

Mereka menikmati waktu dengan bercanda dan sampai pada waktunya, Rendra berucap bahwa dirinya mau meminang salah satu anak dari Anggara.

"Saya bertujuan untuk meminang anak kamu Anggara."

"Anak saya, Anya sudah memiliki tunangan. Mungkin dengan Andira."

Semua melirik kearah Andira,"bagaimana nak?" Tanya Rendra.

"Sa-saya mau." Ucapa Andira.

"Wah, aku enggak mau di duluin nikahnya maa, paa."

"Kamu nih sukanya godain adiknya."

Semua tertawa dengan colotehan Anya dan Zizah, namu berbeda dengan sorot mata Andira dan Raka. Mereka seolah tengah berada didunia mereka sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!