Viola merasa di tipu dan dikhianati oleh pria yang sangat dicintainya. Menyuruh Viola kuliah hingga keluar negeri hanyalah alibi saja untuk menjauhkan Viola dari pria itu karena tidak suka terus di ikuti oleh Viola.
Hingga 8 tahun kemudian Viola kembali untuk menagih janji, tapi ternyata Pria itu sudah menikah dengan wanita lain.
"Aku bersumpah atas namamu, Erland Sebastian. Kalian berdua tidak akan pernah bahagia dalam pernikahan kalian tanpa hadirnya seorang anak"
~ Viola ~
Benar saja setelah 3 tahun menikah, Erland belum juga di berikan momongan.
"Mau apa lo kesini??" ~ Viola ~
"Aku mau minta anak dari kamu" ~ Erland ~
Apa yang akan terjadi selanjutnya pada Viola yang sudah amat membenci Erland??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Menata hati
Erland memang sengaja belum memberi tahu mertuanya, Mamanya Sarah atas pernikahannya dengan Viola. Tapi tanpa Erland ketahui ternyata Sarah sudah lebih dulu mengadu pada Mamanya.
"Aku harus gimana Ma??" Sarah duduk di taman belakang rumahnya. Rumah besar yang jadi tempat pesta pernikahannya dengan Erland.
"Kenapa kamu harus bertanya Sarah?? Tentu saja kamu harus merebut kembali suamimu. Pertahankan dia, jangan sampai kamu yang justru di buang oleh Erland. Ingat Sarah, hidup kita sekarang bergantung padanya" Rasti terus menyiram bunga anggreknya yang berjejer belasan itu.
"Tapi Ma, aku nggak mau berbagi cinta Mas Erland sama perempuan lain. Aku tidak akan kuat Ma" Sarah menangis menutup wajahnya dengan bantal sofa yang berbentuk persegi.
"Maka dari itu. Kamu pepet terus suamimu. Jangan berikan celah untuk wanita itu masuk. Ingat Sarah, tanpa Erland kita tidak akan kehilangan rumah kita yang besar ini!!" Sarah hanya menghentakkan kakinya jika mengingat kenyataan itu. Bertahan menjadi keharusan bagi Sarah saat ini.
Sarah memang berasal dari keluarga yang cukup kaya. Usaha yang di bangun Papanya cukup besar dan mampu menghidupi Rasti dan Sarah dengan kehidupan yang mewah.
Tapi semua itu berakhir saat Papa Sarah terkena serangan jantung dan meninggal secara mendadak karena saham perusahannya yang merosot drastis. Kematian Papanya menjadi titik balik untuk Rasti dan Sarah.
Semua hartanya habis kecuali rumah yang masih di pertahankan oleh Rasti. Mereka berdua menjual semua harta benda mereka termasuk beberapa mobilnya hanya untuk menebus rumah mereka yang di sita oleh bank.
Sarah yang dulunya dengan mudah mendapatkan uang hanya dengan menodongkan tangannya pada Papanya, mulai saat itu harus banting tulang untuk menyambung hidupnya dan Mamanya.
Mulai dari sanalah Sarah mengenal Erland. Sarah bekerja sebagai staf keuangan di perusahaan Erland. Namun di samping itu Sarah juga bekerja sebagai penerjemah di sebuah situs berbahasa asing.
Erland yang tertarik dengan Sarah karena pekerjaannya yang bagus, menjadi semakin dekat karena Sarah yang terlihat pekerja keras.
Hubungan mereka semakin dekat hingga dua tahun kemudian mereka memutuskan untuk menikah. Seluk beluk keluarga Sarah yang bangkrut pun Erland tau. Maka dari itu, Erland sering memberikan sejumlah uang kepada Rasti untuk kebutuhan rumah besar mereka.
Karena kebaikan Erland itulah Rasti tidak mau menyia-nyiakan kesempatan hidup enak dengan di topang uang dari Erland.
"Sudahlah lebih baik kamu pulang. Jadi istri yang baik supaya suamimu semakin mencintaimu. Kalau sampai Erland merasa tidak di pedulikan olehmu pasti dia akan datang pada perempuan itu. Ingat pesan Mama!!"
Sarah menurut apa kata Rasti. Tanpa membantah, Sarah segera pergi dari rumah lamanya itu.
*
*
*
*
"Sudah Mi, Vio kenyang" Tolak Vio saat Maminya ingin menyuapkan satu sendok lagi sop iga kesukaan Vio.
"Ya sudah minum dulu"
Setelah kepergian Sarah tadi, Mami dan Papi Vio datang berkunjung. Menemani putri kesayangan mereka di rumah sakit.
"Kapan Vio boleh pulang Pi??" Tanya Vio karena tadi Papi Vio datang menemui Dokter.
"Tadi hasil pemeriksaan kamu sudah keluar, dan katanya besok kamu sudah boleh pulang" Mami Vio langsung sumringah mendengar kabar baik itu.
"Kok kamu nggak seneng gitu Vi??" Tanya Papinya karena Vio hanya melamun.
"Beca dimana Mi??" Tanya Vio tak menjawab pertanyaan Papinya.
"Bukannya Beca sedang mengurus untuk ujian kesetaraan kamu ya?? Katanya kamu mau buka klinik di sini??" Jawab Maminya.
"Vio sudah suruh Beca membatalkannya. Mungkin dia sedang berkemas"
"Berkemas?? Maksud kamu??" Via tak mengerti yang di maksud berkemas oleh Vio.
"Papi, Mami sekali lagi maafkan Vio karena Vio kembali mengambil keputusan ini. Vio akan kembali ke Korea" Sontak saja Via langsung memegangi dadanya.
"Vio apa yang kamu katakan?? Kenapa kamu pergi lagi??" Dito mendekati Via yang memegangi dadanya.
"Pi, ijinkan Vio untuk menata hati Via lagi Pi. Vio sudah hancur di sini. Via butuh waktu Pi, Vio nggak sanggup untuk terus berhadapan dengan Bang Erland Pi. Vio mohon sama Papi, Mami" Viola memegang kedua tangan Papi Maminya.
"Tapi tidak harus kembali ke sana Vio" Via sudah menangis tak rela melepas putrinya lagi setelah kembali dari sepuluh tahun lamanya.
"Hanya di sana Vio bisa tenang Mi. Vio bisa melupakan masalah Vio kalau berhadapan dengan pasien. Ijinkan Vio pergi Mi, Vio mohon. Vio hancur disini Mi" Via memeluk putrinya yang meraung merasakan sakit pada hatinya yang sudah berkeping-keping itu.
"Asalkan kamu jangan pernah berbuat nekat lagi, Papi ijinkan" Keputusan itu Dito ambil karena takur putrinya semakin tertekan dengan perasannya sendiri. Mengingat apa yang baru saja Viola alami.
"Terimakasih Papi, Mami. Viola sayang kalian. Viola janji, kalau Viola sudah siap, Vio pasti kembali" Mereka bertiga akhirnya meluapkan kesedihan masing-masing dengan saling berpelukan.
"Lalu bagaimana dengan Erland Vi?? Papi sungguh minta maaf karena mengambil keputusan untuk menikahkan kalian. Papi juga sedih melihat kamu harus menjadi istri ke dua. Sekarang Papi serahkan pada kalian berdua. Papi memang tidak mendukung perceraian, tapi kalau kalian ingin berpisah, Papi tidak bisa berbuat apa-apa" Pasrah Dito pada Vio, karena yang menjalani adalah putrinya maka Dito tidak akan menghalangi keputusan putrinya.
"Bang Erland nggak mau menceraikan Vio Pi. Dia bersikeras mempertahankan pernikahan ini. Bahkan jika Vio yang menuntut dia pasti tidak akan menyetujuinya" Viola teringat kerasnya hati Erland saat menolak ajakannya untuk bercerai.
"Sepertinya Erland tidak mau bermain-main dengan pernikahan Vio. Dia pasti sudah memikirkannya dengan matang" Via mengusap punggung Viola.
"Itulah alasanku ingin segera kembali ke Korea Mi. Karena Vio pasti akan sering bertemu bang Erland, dan Vio belum sekuat itu"
"Mami mengijinkan kamu Vi, mami akan sering mengunjungi kamu di sana" Setelah mendengar penjelasan Vio, juga melihat keadaan Vio yang masih belum siap menerima semua ini. Akhirnya Via merelakan putrinya kembali berjuang di negara orang.
"Terimakasih Mami, Papi. Vio sayang sama kalian"
"Enggak sayang sama Abang??" Vino datang bersama Beca.
"Abang?? Ya jelas sayang dong. Mana ada Vio nggak sayang sama Abang ku satu-satunya ini" Vio merentangkan tangannya untuk memeluk Vino.
Kakak beradik itu memang begitu dekat sejak kecil. Mereka berdua memang saling menyayangi. Bahkan Vino juga yang mencari Viola ke Korea saat berhari-hari Viola tak dapat dihubungi karena ponselnya hilang.
"Abang sudah dengar rencana kamu kembali ke Korea daei Beca"
Beca hanya meringis mendapati Viola yang meliriknya.
"Jadi boleh kan Bang?? Mami dan Papi juga sudah mengijinkan" Viola harap-harap cemas tak dapat ijin dari Kakaknya itu.
"Tentu saja, asalkan kamu bahagia di sana. Jangan pikirkan masa lalu lagi. Tetaplah masa depan, susun kembali impian-impian kamu yang baru. Kamu masih 27 tahun, jalan kamu masih panjang"
"Iya Abang, terimakasih karena Abang udah sayang sama Vio" Vio kembali memeluk Kakaknya.
"Tentu saja, karena kamu adik Abang satu-satunya" Beca yang tak punya siapa-siapa hanya bisa memandang kedekatan mereka dengan rasa iri di hatinya. Andaikan saja dulu Beca tidak di tinggalkan begitu saja oleh kedua orang tuanya di negara asing itu. Pasti sekarang Beca bisa hidup dengan keluarganya.
"Aku iri dengan kedekatan kalian. Tapi aku bersyukur bisa berasa di tengah-tengah kalian" Batinnya.
"Tapi ada satu hal lagi yang Vio minta sama kalian"
Mereka bertiga menunggu Vio mengatakan apa yang dia mau.
"Jangan beri tau siapapun tentang keberangkatan Vio besok, termasuk Bang Erland"
mana bisa keguguran hamil juga ngga....
susah siihh kalo emang udah diniatin dari awal ngga bener yaa ngga bener kedepannya juga. sakit dibikin sendiri bertahan hanya demi harta🤨🤨