Mengejar Cinta Istri Yang Kabur

Setelah mendapatkan informasi dari tetangganya Lisa bergegas menuju alamat yang ia dapatkan.

**************

Di kantor.

"Nona Anggel?"

Semua karyawan yang ada di kantor Kaisar terkejut melihat kedatangan Anggel.

"Itu benar nona Anggel kan, kekasih tuan Kaisar."

"Lebih tepatnya mantan kekasih."

"Aku sudah lama tidak melihatnya bersama tuan Kai, aku rasa mereka sudah putus." Bisik-bisik para karyawan saling bersahutan.

Tidak ada yang tau kalau Kaisar bukan hanya sudah berpisah dengan Anggel tapi malah sudah menikah dengan Lisa.

"Selamat siang!" Sapa Anggel.

"Selamat siang Nona."

"Saya ingin bertemu dengan tuan Kaisar?"

"Maaf nona, tuan Kaisar sedang tidak ada di ruangannya, beliau sedang pergi makan siang bersama sekertaris Jhon." Salah satu karyawati menjelaskan pada Anggel.

"Baik, kalau begitu saya tunggu di ruangannya saja."

"Tapi Nona, tuu ...."

"Kenapa? Kamu mau melarang saya? Kamu tidak tau siapa saya." Anggel menatap tajam karyawati yang mencoba mencegahnya.

Ia berjalan dengan angkuh menabrak lengan karyawati itu, lalu berjalan ke arah Lift.

Semua saling pandang setelah Anggel berlalu.

"Tidak mungkin tuan Kaisar marah kan kalau nona Anggel yang masuk ke ruangannya? nona Anggel kan kekasih tuan Kai."

"Ia, tuan Kaisar tidak mungkin marah, pasti dia malah senang karena kekasihnya kembali dan memberi kejutan untuknya, saking senangnya siapa tau kita dapat bonus dari tuan Kaisar." Sambung salah satu karyawati meyakinkan temannya.

****************

"Apa benar alamat rumah ayah yang baru di sini pak?" Tanya Lisa pada sopir ketika ia tau mobil masuk kawasan perumahan elit.

"Benar nona ini sesuai alamat yang di berikan ibu-ibu tadi." Jawab pak sopir yakin.

Beberapa menit mobil mengitari perumahan itu, akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah mewah ber CAT putih dengan pagar yang menjulang tinggi berwarna hitam.

"Sepertinya ini rumah ayah nona."

Lisa segera turun dari mobil, ia memandangi rumah yang ada di hadapan nya, rumah mewah dengan dua mobil mewah pula yang terparkir di depan rumah tersebut.

Apa benar keluarganya tinggal di rumah semewah ini, rumah ini pasti sangat mahal, tapi ketika Lisa mengingat soal uang 12 miliar itu ia menjadi yakin bukan tak mungkin keluarganya tinggal di rumah se mewah ini dengan uang sebanyak itu.

Di tengah keraguan, pandangan Lisa menangkap sosok yang keluar dari dalam rumah tersebut.

"Sella! iya itu benar Sella " tanpa buang-buang waktu Lisa segera mendekat di rumah yang tertutup pagar tersebut.

"Sellaaa..." Lisa memanggil Sella cukup keras.

Sella yang hendak melangkah kakinya menuju mobil seketika terhenti ia cukup terkejut melihat Lisa yang tiba-tiba ada di depan rumah.

"Sella buka pagarnya Sel?" Lisa kembali berteriak pada Sella yang hanya mematung di sana.

Hingga satpam yang menjaga rumah Yusuf pun keluar.

"Maaf nona, anda ingin bertemu dengan siapa?"

"Saya ingin bertemu dengan pak Yusuf dan Mona, saya putrinya?" Ucap Lisa yang sedikit kesal karena sudah sejak kemarin ia menahan emosinya.

"Maafkan saya nona, silahkan." Pak satpam segera membuka kunci pagar itu.

Dengan langkah cepat Lisa menghampiri Sella dan menatap nya dari atas hingga ke bawah.

"Ada apa? Kau makin terpesona dengan kecantikan ku ini ha"? Ketus Sella.

"Di mana mamah dan ayah?"

"Di da .... "

Belum usai Sella bicara Lisa langsung nyelonong masuk ke dalam rumah.

"Dasar anak tidak tau sopan santun." Kesal Sella.

Lalu bergegas menyusul Lisa ke dalam.

Di dalam rumah Lisa berteriak memanggil Yusuf dan Mona, rumah ini sangat luas jadi kalau tidak berteriak kedua orang itu tidak akan mendengarnya, mungkin begitu yang ada di fikiran Lisa.

Mendengar keributan di bawah, Mona dan Yusuf bergegas turun ke lantai bawah.

"LISA." Yusuf dan Mona sama-sama terkejut melihat Lisa, dari mana Lisa tau kalau mereka tinggal di sini, mungkin itu yang mau di katakan Yusuf dan Mona.

Dengan cepat Mona dan Yusuf menuruni anak tangga.

"Lisa sayang, kenapa kamu bisa ada di sini?" Dengan basa-basi Mona memeluk Lisa.

"Bukankah mamah ingin bertemu dengan ku, mamah bilang merindukan ku, makanya aku datang kesini."

"Tapi kamu tak harus ke sini sayang, kan Mamah sudah bilang, mamah yang akan mengunjungi mu."

"Kenapa?" Tanya Lisa dengan penuh selidik.

Mona gugup, " Ka .... Ya Kaisar suami mu, bagaimana dengan suami mu jika kamu harus pergi dari Mansion."

"Sudahlah, Mamah ayah, tolong jelaskan padaku kenapa kalian bisa tinggal di rumah se mewah ini?"

Lisa menatap mata kedua orangtuanya, dia sangat berharap tidak ada kebohongan di sana.

Yusuf diam saja tak mau menjawab ia hanya mengikuti arahan dari Mona.

"Eee ....m .... Ayah dan mamah tinggal di sini karna Kam ...."

"Apa kalian menyewanya?" Potong Lisa.

"Tentu saja bukan." Saut Sella dengan lantang.

"Sella!" Mona mencekam lengan putri kesayangannya itu.

"Auwww... Sakit mah! Memangnya kenapa kalau Lisa tau? Mamah dan ayah tidak bisa menyembunyikan lagi dari Lisa, baik sekarang atau nanti Lisa pasti akan tau juga, jadi lebih baik beri tau dia sekarang saja." Kesal Sella.

Dada Lisa mulai terasa sesak, dia tau apa maksud dari perkataan Sella, tapi Lisa kembali meyakinkan hatinya, Lisa masih yakin bahwa semua ini tidak benar, video yang dia lihat itu tidaklah benar, semua perkataan Julia tidaklah benar, ya Lisa harus yakin itu.

Mona dan Yusuf tidak berani mengeluarkan sepatah katapun.

Dan Sella lah yang mengungkapkan semua faktanya.

"Jadi rumah mewah ini di beli oleh ayah, dan kamu pasti bertanya-tanya kan ayah dapat uang dari mana? Dan jawabannya adalah, ayah dapat uang dari Kakek suami tampan mu itu."

Seketika benteng kepercayaan pada orangtuanya, yang Lisa bangun setinggi dan sekuat mungkin, hancur tak bersisa.

"Jadi benar soal uang itu?" Tanya Lisa dengan bergetar menahan tangisnya.

"Lisa, ayah bisa jelaska nak, ayah hanya minta uang mahar pada tuan Marwan tidak lebih dari itu "

"Sudahlah Lisa kamu tidak perlu memasang wajah sedih seperti itu, justru kau harusnya bahagia bisa menikah dengan lelaki tampan dan kaya raya, wajarkan jika ayah dan mamah meminta mahar besar pada suami kaya mu itu, anggap saja sebagai balas budi karena ayah dan mamah sudah merawat mu sejak kecil, setidaknya hidupmu sedikit berguna untuk keluarga ini."

"SELLA CUKUP!" Bentak Yusuf.

Sekitar Sella langsung terdiam.

"Jadi benar ayah menukar ku dengan uang 12 miliar itu pada keluarga Airlangga?"

Deg, Kaliini Yusuf yang terkejut.

"12 miliar, apa maksudmu nak?"

"Kenapa ayah tega melakukan ini padaku? Bukankah aku ini putri ayah tapi kenapa ayah tega menukarku dengan uang? Bahkan ayah sampai hati menandatangani berkas penyerahan seutuhnya putri mu ini pada keluarga Airlangga, Dan jika memang ayah mengharapkan balas Budi dari ku aku akan membayarnya yah."

Hati Yusuf bagai di hantam batu besar, Sakit, itulah yang di rasakan Yusuf saat ini ketika melihat putrinya meluapkan kemarahan dan kesedihannya.

"Bahkan ayah tidak pernah menanyakan kabar putrimu ini setelah kau jual pada orang lain, tidak! Ayah memang sudah tidak peduli dengan ku, seharusnya aku sadar sudah sejak sepuluh tahun yang lalu aku kehilangan sosok ayah ku yang dulu, yang dulu menyayangi ku dengan sepenuh hati mendengar kan ocehan ku menenangkan ketika aku sedang sedih."

Lisa meluapkan semua kesedihan yang ia pendam selama bertahun-tahun, sekuat hati Lisa menahan agar matanya tidak mengeluarkan bulir bening.

Lagi! Yusuf hanya bisa menahan sesak di dadanya, ia sadar bahwa selama ini dia sudah menyakiti hati putrinya, dia juga baru sadar bahwa selama ini ia sudah menciptakan jarak yang begitu jauh dengan putrinya sendiri, dia sudah tidak pernah lagi menanyakan keadaan putrinya mendengarkan keluh kesahnya, bahkan dia juga ingat betul kapan terakhir kali memeluk putrinya itu.

Yusuf lunglai menjatuhkan diri di sofa, Mona segera menghampirinya.

Yusuf memegang dadanya yang teramat sakit, ia menatap wajah putrinya dengan penuh kesedihan.

Sungguh hati Lisa benar-benar hancur saat ini keluarga yang seharusnya menjadi tempatnya pulang malah membuat luka yang begitu dalam, ia sadar bahwa selama ini keluarganya tidaklah menginginkannya.

*********

Di kantor.

"Hari ini aku ingin pulang lebih cepat Jhon, aku ada janji dengan Lisa mengajaknya makan malam bersama."

" Baik tuan, saya akan mengatur semuanya."

Kaisar dan Jhon sedang berjalan beriringan menuju ruangannya.

Jhon kembali ke meja kerjanya dan Kaisar masuk kedalam ruangan kerjanya.

Kaisar Masuk dan melepaskan jas yang ia pakai.

Tiba-tiba tanpa ia ketahui seseorang memerlukannya dari belakang.

"Kai, sayang aku sangat merindukan mu."

Deg, Kaisar hafal betul suara yang terdengar sangat manja itu.

Hingga ia membalikkan badannya.

"Anggel!" tatapan Kaisar terpaku pada gadis yang berdiri di hadapannya saat ini..

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Terimakasih sudah membaca cerita receh saya 🙏🙏🙏 jika suka like dan tolong tinggalkan saran di kolom komentar ya 🤗🤗

Ntor juga mengharapkan Vote dan hadiah 🤭🤭