"Segera tangkap dia,aku tidak ingin pernikahan ini gagal!"Ucap seorang laki-laki paruh baya dengan stelan jas hitam dan sangat rapi.
"Tapi tuan saya sudah berusaha nona Sena telah kabur bersama seorang laki-laki."Ucap seorang yang seperti nya adalah pesuruh dari laki-laki berpakaian rapi tadi.
Laki-laki paruh baya itu terdiam wajah nya memerah menahan amarah yang saat ini sedang ia rasakan.
Penasaran kan sama ceritanya hehe ayo ikuti kisah-kisah selanjutnya dari novel author yang kesekian ini, semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Yahh,gagal lagi."Ucap Zia kecewa.
"Hentikan permainan bodoh itu,ayo pulang."Ucap Rafael yang sedari tadi lelah menunggu Zia bermain.
"Tapi aku ingin boneka nya."Jawab Zia.
"Aku bisa membeli nya bahkan dengan pabrik sekalipun, hentikan permainan mu kita pulang saja."Jawab Rafael sudah malas untuk berdiri terlalu lama di sana dengan suara bising yang amat membuat nya muak.
"Tapi kan, mendapatkan sendiri itu lebih menyenangkan."Ucap Zia.
"Pulang atau aku tinggal."Ucap Rafael.
Dengan berat hati Zia pun kembali memegang tangan Rafael untuk pulang karena tidak ingin lagi Rafael mengamuk di hadapan orang ramai.
Mereka pun masuk ke dalam mobil.
"Jalan."Ucap Rafael kepada sopir nya.
Di perjalanan pulang Zia tidak berkata sepatah kata pun,ia hanya diam dan diam, berbeda dengan saat pergi tadi ia begitu bawel dan banyak tingkah.
"Apa kau marah?"Tanya Rafael yang merasa istrinya tidak se bawel tadi.
"Tidak."Jawab Zia singkat.
"Yasudah."Jawab Rafael.
Zia terlihat kesal karena Rafael hanya bicara ya sudah,dan tidak peka akan dirinya yang sedang marah.
Tidak butuh waktu lama mereka pun akhirnya tiba di Fila.
Zia turun dari mobil dan seperti biasa ia selalu membuka pintu untuk Rafael dan memegang tangan Rafael untuk menuntun nya masuk ke dalam Fila.
"Kenapa kau diam?"Ucap Rafael yang tidak nyaman saat Zia tidak bicara.
"Tidak apa,aku mengantuk."Ucap Zia judes.
Rafael pun perlahan mulai mengerti, saat ini Zia sedang marah karena tidak mendapatkan boneka tadi.
****
Rafael kini berada di dalam kamar nya, sedang kan Zia, ia berada di kamar nya,di sebelah kamar Rafael.
"Mengapa rasanya tidak nyaman ya?"Batin Rafael sambil berbaring di kasur nya.
Rafael tidak bisa tidur,ia berkali-kali mencoba untuk terlelap namun tetap tidak bisa, ia terus memikirkan Zia yang tiba-tiba cuek hanya karena tidak dapat boneka di mesin capit.
"Astaga! Mengapa aku tiba-tiba memikirkan dia? Bukan kah aku tidak suka dia? Bahkan aku membencinya."Batin Rafael menolak kata benci terhadap Zia istrinya.
Pukul 02:22
Rafael pun akhirnya bisa tidur, setelah begadang semalaman memikirkan Zia dan boneka mesin capit.
Pagi harinya.
Zia terbangun lebih dahulu dari Rafael,dan seperti biasanya ia menyiapkan sarapan pagi, dan mengerjakan tugas rumah lainnya, jika tidak Rafael pasti akan mengamuk.
Sementara itu di sisi lain.
"Maaf boss kami belum bisa menemukan wanita itu."Ucap beberapa orang bertubuh tinggi dan besar.
"Bodoh! Bagaimana mungkin dia tidak berada di mana-mana!"Ucap Dani memukul meja di hadapan nya.
"Kami sudah berusaha boss."Jawab anak buah Dani yang di perintahkan Dani untuk mencari keberadaan Zia.
"Keluar lah."Ucap Dani dengan menahan emosi nya.
Rasanya ingin sekali Dani membunuh anak buah nya yang tidak berhasil menemukan Zia.
Beberapa hari lalu Dani sudah sempat pergi kerumah papa Frey, papa nya Zia namun di sana tidak ada orang, karena menurut tetangga papa Frey dan mama Laura sedang pergi berlibur.
Lebih tepatnya pergi menemui anak mereka ya itu Sena.
"Kemana lagi aku harus mencari mu? Apa kau baik-baik saja?"Ucapan Dani memegang foto Zia yang terlihat di layar ponsel nya.
Dani seperti orang gila,ia terus-menerus menatap foto Zia yang berada di ponsel nya, ia benar-benar merindukan Zia.
Sementara itu di sisi lain.
Zia dan Rafael baru saja selesai menikmati sarapan pagi mereka.
Namun tiba-tiba Rafael mendapat telpon dari mama Rianti.
Zia pun mengangkat telpon tersebut karena ya kalian tau dong Rafael kan gak mungkin main hp karena dia gabisa lihat, dulu sebelum menikah ia selalu memiliki asisten untuk segala hal tentang ponsel nya namun setelah menikah tidak lagi.
"Siapa?"Tanya Rafael yang mendengar suara dering ponsel nya tadi.
"Dari Mama."Ucap Zia yang kemudian memberikan telpon itu kepada Rafael.
Rafael pun mengambil nya dari Zia.
Call onn.
"Hallo ma."Jawab Rafael sambil menempelkan ponsel tersebut ke kuping nya.
"Rafael cepat kerumah sakit sekarang Oma mu masuk rumah sakit."Ucap mama Rianti terdengar panik.
"Apa? Bagaimana bisa?"Ucap Rafael panik.
"Nanti mama jelas kan, sekarang cepat ke sini nak."Ucap mama Rianti yang kemudian mematikan telepon tersebut secara sepihak.
Call off.
"Ada apa?"Tanya Zia kepada Rafael.
"Oma masuk rumah sakit."Ucap Rafael dengan raut wajah yang tidak bisa di jelaskan.
"Yasudah ayo sekarang ke sana cepat."Ucap Zia ikut panik.
Rafael dan Zia pun akhirnya bergegas ke rumah sakit di antar oleh sopir pribadi Rafael.
Tidak butuh waktu lama mereka pun kini tiba di rumah sakit.
Dari kejauhan terlihat mama Rianti yang duduk di depan ruang rawat Oma Lita dengan raut wajah yang cemas.
"Ma."Pangil Zia sambil menuntun Rafael.
"Zia,Rafa."Ucap mama Rianti berdiri dari duduknya.
"Ma,ada apa dengan Oma?"Ucap Rafael meraba-raba memegang kedua pundak mama nya.
"Penyakit Oma mu kembali kambuh Rafa,mama bingung,mama khawatir akan terjadi hal buruk terhadap Oma mu."Ucap mama Rianti menangis dan memeluk Rafael.
"Ma tentang lah, Oma pasti akan baik-baik saja."Ucap Zia mengelus punggung mama Rianti.
Namun tepat di saat itu dokter pun keluar dari ruang rawat Oma Lita.
"Dokter bagaimana keadaan Oma?"Tanya Zia mengahpiri dokter tersebut.
Mama Rianti pun melepaskan pelukan nya dan menoleh ke arah dokter tersebut.
"Dokter bagaimana keadaan ibu saya?"Ucap mama Rianti kepada dokter.
"Pasien baik-baik saja untuk sekarang,dan itu terjadi karena ia kelelahan dan telat meminum obat nya karena itu penyakit nya kembali kambuh mulai sekarang tolong lebih perhatikan nyonya Lita agar tetap minum obat Dengan teratur."Jawab sang dokter kepada mama Rianti.
"Ya Tuhan aku terlalu sibuk sehingga tidak teliti merawat ibu."Ucap mama Rianti menyalakan dirinya sendiri.
"Ma, sudah lah jangan menyalakan diri sendiri."Ucap Rafael kepada mama Rianti.
"Mas Rafa benar ma,Oma akan sembuh di sini kita sama-sama jagain Oma."Ucap Zia yang kemudian memeluk mama mertuanya.
Mama Rianti pun tersenyum lega karena Zia dan Rafael tetap berada di sisinya saat ia benar-benar merasa terpuruk seperti ini.
Seminggu kemudian.
Kini Oma Lita sudah kembali sembuh dan tetap tinggal bersama mama Rianti di mansion.
Sementara itu Zia dan Rafael tetap menjalani hari-hari seperti biasanya.
Malam itu Zia sedang duduk di ruang tamu,ia benar-benar bosan terus-menerus diam di Fila seperti burung dalam sangkar nya.
Bersambung ....
