SEQUEL DARI ❤JERAT CINTA SANG PLAYER❤
Diasingkan keluarganya sendiri karena cacat, bagaimana nasibnya saat bertemu dengan seseorang yang dia kenal hanya sebagai pengawal?
Dua tubuh dua jiwa, namun nasib memperlakukan keduanya berbeda
Satu di puja dan satunya tidak diinginkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Otak Sebesar Biji Wijen
"DADDDYYYYYYYY!"
Elvier memejamkan kedua matanya, saat mendengar teriakan tuan putri kesayangannya. Dahinya berkerut dalam kala dia melihat Liara berjalan cepat ke arahnya- dengan wajah yang tidak bersahabat sama sekali.
"Ada apa My Flower?" tanya Elvier pelan.
Satu tangannya sudah terbentang, meminta Liara masuk kedalam dekapannya. Namun ternyata, si Bunga kecilnya sama sekali tidak ingin mendekat- wajahnya tertekuk dalam.
"Apa Daddy bisa mengirim Simba ke Spanyol?"
Elvier menaikan sebelah alisnya mendengar ucapan Liara. Dia yakin kalau Sang Putri dan Pengawalnya itu sedang ada masalah.
"Kirim Simba ke tempat Om Davyyyyyynn! biar dia di seruduk sama banteng!" pekiknya lagi.
Elvier menghela napas kasar, pria bertubuh tinggi itu bangkit- mendekat pada Liara. Salah satu sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis. Elvier segera memeluk tubuh Liara, memberikan ketenangan untuk putri kecilnya.
"Nanti Daddy yang akan bicara dengan Lion, sekarang My Flower temui Mommy. Tadi Mommy mencari mu, katanya biji bunga matahari yang kemarin kalian tanam sudah tumbuh," bujuk Elvier pelan, dan itu berhasil membuat kedua mata bulat Liara berbinar.
Bahkan senyum cerah Liara kembali terbit, setelah gadis kecil itu meluapkan kekesalannya pada Sang Daddy.
Cup!
"Oke Dad, i love you!" Liara memberikan satu kecupan di pipi Elvier, dan memberikan pernyataan cinta- pada pria yang memang sudah menjadi cinta pertamanya, sebelum gadis kecil berkaos lavender itu berlari kecil untuk mencari Yasmine.
Selepas kepergian Liara, Elvier menghela napas pelan. Kedua matanya tertuju pada pria muda yang tidak jauh darinya. Tanpa harus berbicara, aura kepemimpinan Elvier Albarack Milles begitu mendominasi- membuat Lionel Alkafi mendekat.
"Jadwal latihan menembak mu naik menjadi tiga kali lipat, pergilah!" ucap Elvier datar.
Kedua matanya menyorot tajam pada pemuda yang dia bawa tiga tahun yang lalu.
"Terimakasih atas hukumannya, Tuan ku," sahut Lionel sama datarnya.
Elvier yang baru saja hendak melangkah mengurungkan niatnya. Pria keturunan menara sutet itu kembali berbalik menghadap Lionel.
"Kau sudah melakukan tugas mu dengan baik, god job!"
Elvier kembali melangkah, meninggalkan Lionel yang tengah menundukkan kepalanya tanda hormat.
"Apa pun untuk Bunga keluarga ini, Tuan ku," sahut Lionel lagi.
🌵🌵🌵
BRAAK!
Suara bantingan pintu mobil yang cukup keras, membuat atensi para penjaga keluarga bangsawan Albarack tertuju ke arah itu.
Dari dalam mobil keluar seorang pria muda yang mereka panggil sebagai Lord. Pria muda yang akan menduduki tahta tertinggi istana ini dalam beberapa tahun lagi.
Sang Lord bersiul kecil, suasana hatinya membaik- setelah dia bertemu dengan gadis pujaannya. Walaupun tadi ada kejadian di luar rencana, tapi itu bukan masalah- dengan kejadian itu akhirnya dia tahu, apa alasan keluarga Alfuttain membedakan perlakuan mereka pada Sheena.
Hanya karena tidak sempurna.
Pemikiran bodoh siapa itu? ingin rasanya Sang Lord berteriak lantang di depan wajah mereka sekarang. Orang bodoh mana yang sudah mencuci otak setengah giga para anggota keluarga Alfuttain, hingga berpikiran pendek seperti itu. Mereka hidup di zaman apa memangnya? apa keluarga Alfuttain tidak mengenal yang namanya dokter? medis? operasi? donor kornea mata?
Lord Erkan terkekeh kecil penuh emosi, kedua tangannya mengepal erat- dia tidak mengira bangsawan Alfuttain otaknya hanya sebesar biji wijen.
Lihat saja, saat dia memiliki kekuasan lebih dari yang sekarang- Lord Erkan akan membawa Sheena keluar dari istana jahanam itu. Lord Erkan akan berusaha mencarikan pendonor kornea mata untuk Sheena, dan dia tidak akan pernah lagi menyerahkan Sheena pada Alfuttain.
Tidak akan pernah!
Itu janji Lord Erkan pada dirinya sendiri, dia akan membuatkan istana yang sebenarnya untuk Sang Princess.
"Tunggulah aku sebentar lagi," gumamnya pelan.
Lord Erkan kembali mempercepat langkahnya menuju pintu masuk istana. Dahinya berkerut dalam saat mendengar pekikan seorang gadis kecil dari dalam istana- dan Erkan sudah tahu siapa pemilik suara itu.
"Sang Bunga perlu di siram lebih banyak dan sesering mungkin, agar cepat tumbuh lalu menikah," ujarnya lelah.
ADA YANG KANGEN SAMA DADDY EL?
**SIMBA MILIK LIARA RRRWWWWWW
VISUAL LIARA NYUSUL YA, MASIH BINGUNG HEHEEEE
SEE YOU DI PART TERAKHIR NANTI SIANG MUUUAAACCHH**