"Jadi begitu cara main dia. Baiklah, aku akan tujukkan bagaimana aku menjadi iblis betina seperti apa yang kamu katakan pada selingkuhan kamu itu!"
Mendengar kalimat yang amat menyakitkan dari ruang kantor milik suami ku itu membuatku teramat sakit hati.
Aku sengaja mengaktifkan perekam suara diruangan suami ku yang seharusnya menjadi ruangan ku itu, bukan karna tidak percaya atas kerjakerasnya. Melainkan sikapnya yang beberapa bulan ini terasa aneh dimata ku, terlebih saat laporan keuangan yang ku terima dari orang kepercayaanku yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang di laporkan oleh suami ku sendiri.
"Aku akan menjadi iblis bagi suamiku dan juga selingkuhannya, kita lihat kehancuran wanita murahan dan lelaki penghianat itu sebentar lagi!"
Tunggu ceritanya yaaa😇🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
"gimana dong bu,, kita sama sekali tidak dapat apa-apa" kata Nisa pada bu Lastri.
"entahlah ibu juga bingung, besok kita akan kembali ke kantor polisi untuk kasih tau Leo soal ini" jawab bu Lastri di angguki oleh Nisa.
"iyaa bener bu,, kita harus kasih tau Leo kalau kita tidak bisa mengambil uang dalan rekening itu" kata Nisa.
"iyaa tentu saja, apalagi rekening itu atas nama pribadi Leo" kata bu Lastri.
"sebetulnya kenapa mereka bisa sampai mengambil uang dalam rekening Leo, padahal sudah menjebloskan Leo ke penjara. Apa ini ada sangkut pautnya dengan persekingkuhan Leo, apa Rere tau bu?" tanya Nisa.
"entahlah,, ibu juga tidak tau Nis, tolong jangan tanya ibu dulu soal ini. ibu sedang bingung bagaimana caranya membebas kan adik kamu itu" jawab bu Lastri membuat Nisa mengerucutkan bibir.
"sudahlah bu,, bukannya kita mau menjalankan rencana kita. Kita bisa suap salah satu sipir disana" kata Nisa.
" iyaa memang bisa saja kita suap sipir di sana, tapi kalau ada uang lagi yang lebih besar bukannya lebih bagus lagi. Setidaknya untuk kehidupan kita" jawab bu Lastri membuat Nisa berfikir sejenak.
"iyaa juga si bu,, tapi mau bagaimana lagi, kan tidak bisa juga di ambil uang dalam rekening Leo, bahkan katanya sudah kembali masuk ke rekening perusahaan" kata Nisa membuat bu Lastri menghela nafas kasar.
"iyaa kamu benar juga,,, huff,,,, apa kita temui Rere saja untuk meminta ganti rugi?" tanya bu Lastri membuat Nisa menyerit heran.
"ganti rugi apa maksudnya bu?" tanya Nisa heran.
"yaa ganti rugi uang milik Leo yang di ambil perusahaan" kata bu Lastri membuat Nisa tersenyum.
"Aahh iyaa ibu benar juga, kita harus minta ganti rugi sama si Rere. Biar gimana pun uang itu uang Leo, mereka tidak berhak mengambilnya begitu saja. Kita harus kesana bu" kata Nisa dengan semangat.
"iyaa,, ayoo sekarang kita kerumah Rere" kata bu Lastri. Kedua nya pun kembali pergi dari rumah, dengan menggunakan taksi online mereka pergi menuju rumah Rere yang saat ini tengah tidak berpenghuni.
"Nanti sampai sana, kita harus ketemu langsung sama Rere. Kita harus minta ganti rugi, kalau perlu lebih dari yang ada didalam rekening itu." kata bu Lastri yang langsung di angguki Nisa.
"iyaalah bu,, kita minta yang jauh lebih banyak dari yang merek ambil" kata Nisa dengan senyum mengembang.
Kedua nya pun membayangkan apa yang akan mereka terima dari Rere nanti nya, padahal tanpa mereka ketahui jika Rere saat ini tengah berada di rumah sakit setelah melahirkan anak pertamanya.
Tak sampai satu jam, akhirnya kedua pun tiba di depan rumah besar Rere. Setelah membayar taksi online itu, bu Lastri langsung membuka gerbang rumah Rere yang ternyata di gembok dari dalam.
"tumben banget ini gerbang masih di gembok, rumah juga kayanya sepi begini. Pada kemana mereka" kata bu Lastri.
"Rereeeeee,,, buka pintunyaaaa" teriak bu Lastri dengan sangat kencang.
"Maaf bu,,, ada apa ya teriak-teriak?" tanya seseorang dari dalam yang ternyata sedang menyiram tanaman di halaman rumah tersebut.
"Mana Rere? Saya mau ketemu sama dia" kata bu Lastri dengan sedikit membentak.
"di rumah ini sedang tidak ada orang bu, saya hanya di suruh memotong rumput dan juga menyiram tanaman. Ibu siapa ya? Nanti kalau sudah pada pulang saya sampaikan pesannya" kata orang itu dengan sopan.
"Pada kemana mereka?" tanya Rere penasaran.
"katanya sih kerumah sakit mbak, soalnya Mbak Rere itu melahirkan kemarin" jawabnya dengan senyuman.
"Apa? Melahirkan? Dirumah sakit mana?" tanya bu Lastri dan Nisa bersamaan.
"Di rumah sakit ibu dan anak yang tidak jauh dari sini bu" jawab nya membuat sepasang ibu dan anak itu segera pergi dari rumah itu.
Nisa kemudian kembali memesan taksi online, mereka menuju rumah sakit yang di beritahukan oleh orang tersebut.
"jadi,, Rere melahirkan, kita bisa gunakan ini untuk menekan Rere bu" kata Nisa setelah kedua nya memasuki taksi online pesanan mereka.
"iyaa kamu benar juga, kita harus gunakan kesempatan ini untuk memanfaatkan moment ini untuk meminta Rere membebaskan Leo" kata bu Lastri membuat Nisa menganggukkan kepala.
"iyaa bu,, ibu benar, Rere pasti akan memikirkan ulang karna dia memikirkan anaknya" kata bu Lastri yang juga di angguki oleh Nisa.
"iyaa itu pasti bu,,, tidak mungkin kan Rere mau kalau anaknya nanti di cap sebagai anak nara pidana, lagi pula nanti dia yang akan kewalahan sendiri jika anaknya menanyakan kemana ayahnya" kata Nisa di sambut anggukan kepala dan senyuman dari bu Lastri.
"memang hidup selalu berpihak pada kita" kata bu Lastri dengan senyum mengembang.
"Tuh bu,, udah sampai kita, semoga aja Rere beneran di rawat di sini" kata Nisa yang tampak antusias.
Entah antusias melihat keponakannya atau antusias untuk mencecar Rere untuk membebaskan Leo.
"Ayoo bu kita masuk" kata Nisa setelah kedua nya keluar dari taksi online.
"iyaa sabar laah,,," jawab bu Lastri sambil membenarkan baju yang menempel di badannya agar terlihat lebih rapih.
"permisi,, saya mau tanya, apa di sini ada atas nama Rendita Chandrawinata?" tanya Nisa pada suster yang berjaga.
"sebentar biar saya cek" jawab suster itu dengan ramah, Nisa pun menganggukkan kepala dengan senyuman.
"Pasien atas nama Rendita Chandrawinata ada di kamar VVIP kelas premium di kantai Lima" kata suster itu menjelaskan.
"baik suster, terimakasih yaa" kata Nisa dengan senyuman.
"sama-sama mbak" jawab nya.
"ayoo bu,, gila kali di kamar VVIP premium lagi, enak-enakan dia. Sementara Leo ada di penjara" kata Nisa dengan kesal.
"iyaa kamu benar Nis, lihat saja nanti akan ibu maki-maki anak itu. Mau main-main dia sama kita" kata bu Lastri di angguki oleh Nisa.
"eehh tapi bu,,," kat Nisa setelah berada di depan lift.
"tapi kenapa? Jangan bilang kamu jadi ragu mau nyamperin si Rere?" tanya bu Lastri.
"kalau di sana ada orangtuanya si Rere gimana bu? Ibu tau sendiri kan, kita tidak akan bisa mengintimidasi Rere nanti" kata Nisa.
"bisaa,, tenang aja, ibu pasti bisa ngatasin orangtua Rere. Udah kamu tenang aja" kata bu Lastri yang pada akhir membuat Nisa menganggukkan kepala.
"yasudah kalau begitu, yang penting kita bisa minta Rere untuk membebaskan si Leo bu. Masalah orang tuanya itu mah belakangan" kata Nisa di angguki bu Lastri.
Akhirnya mereka pun memasuki Lift menuju lantai dimana Rere di rawat, tak sampai lima menit lift pin berhenti.
"itu ruangan Rere bu" kata Nisa yang langsung melihat kamar rawat inap Rere yang berada tepat di ujung lorong.
Bersambungg
