"Witing tresno jalaran soko kulino" Percayakah kamu akan kata kata itu?
Rasa suka dan nyaman ada karena sudah terbiasa. Tapi, bagaimana bila rasa itu di salah artikan? atau menolak untuk merasakan.
Ketika persahabatan yang sudah terjalin belasan tahun, di uji oleh sebuah perasaan yang bertepuk sebelah tangan.
Antara rasa nyaman dan cinta, manakah yang akan di pilih oleh Kenzo?
Benarkah dia mencintai Arsy? atau hanya sebatas mengaguminya saja?
Dan benarkah dia hanya menyayangi Naura karena sahabat kecil? Atau sayang karena cinta?
Ikuti kisah Kenzo Aprilio Nolan, laki laki tengil si biang rusuh yang sedang di landa dilema antara Nyaman dan Cinta pada dua orang gadis yang sejak kecil ia kagumi dan sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Telfon Arsy
Berbeda dengan Clay yang memilih langsung pulang ke rumah dan mendapat pengobatan dari bunda nya. Ken memilih untuk menginap di apartement bersama Naura. Tentu saja dengan Ken tidur di sofa dan Naura di kamarnya. Dua manusia itu masih saling berdiam diri, meskipun satu atap, namun sejak tadi Naura belum juga keluar dari kamar. Sementara itu Ken masih terlelap karena kepala nya begitu pusing. Ia tidak berani pulang karena hanya akan membuat mama nya khawatir.
Drrtt drttt drrtt
Suara getaran ponsel yang ada di saku, membuat Ken akhirnya terbangun. Ia mengambil ponsel nya lalu melihat siapa yang sudah berani mengganggu tidur nya.
Arshyla
Seketika itu juga wajah Ken yang sejak tadi badmood, langsung berubah berbinar saat melihat nama itu tertera di layar ponsel nya. Dengan cepat, ia menggeser tombol hijau dan mengangkat panggilan itu.
“Assalamualaikum Ken,” selalu kata pembuka itu tdak pernah terlupa, membuat hati Ken selalu terasa hangat. Sejak pertemuan nya pertama kali beberapa tahun lalu, membuat nya begitu senang setiap kali mendengar kata kata itu.
“Walaikumsalam Arsy, ada apa? Belum tidur?” tanya Ken dengan senyum yang terus menghiasi wajah nya.
“Apa aku mengganggu kamu?”
“Ah, enggak kok. Aku seneng kamu telfon duluan, biasanya kan aku,” ucap Ken membuat Arsy terkekeh di sana.
“Bisakah besok kita bertemu? A—aku ingin menjawab pertanyaan kamu kemarin,” ucap nya sedikit pelan.
Beberapa hari yang lalu, Ken dan Arsy sempat bertemu dan Ken langsung mengatakan isi hati nya. Arsy tidak menjawab nya, ia hanya meminta waktu untuk berfikir. Dan kini tiba tiba gadis itu menelfon nya dan ingin menjawab perasaan nya. Entah penolakan atau terima, namun itu sudah membuat hati Ken berdetak begitu cepat.
“Benarkah? Bisa, kapan? Dimana? Jam berapa? Aku siap kapan pun!” kata Ken begitu antusias, membuat Arsy kembali terkekeh.
“Hem, bagaimana kalau di kafe sebelumnya? Aku tunggu sepulang sekolah.”
“Baiklah, pulang sekolah aku akan langsung ke sana.”
“Terimakasih, baiklah, aku hanya ingin mengatakan itu. Assalamuaikum Ken, selamat istirahat dan maaf sudah mengganggu waktu nya.”
“Tidak tidak, kamu sama sekali tidak mengganggu ku, dan aku yang harusnya bilang terimakasih. Terimakasih Arsy dan walaikumsalam.”
Panggilan telfon terputus membuat Ken langsung berjongkrak jingkrak di atas sofa. Ia merasa memiliki firasat baik, ia sudah merasa dan yakin bahwa kini akhirnya perasaan nya akan terbalaskan oleh Arsy.
“Naura!” gumam nya, ia segera turun dari sofa dan berlari menaiki tangga menuju lantai dua.
Tok tok tok
Berulang kali ia mengetuk pintu kamar Naura, namun tidak ada suara sama sekali. Ia melihat jam di layar ponsel nya, jam menujuk ke arah angka empat pagi. Seketika itu ia cukup terkejut, pantas saja Naura tidak membuka pintu, itu karena anak itu pasti sudah tidur.
“Sorry Ra!” kata ken terkekeh sendiri, lalu ia segera kembali turun ke bawah dan menyalakan televisi.
Sementara itu, di dalam kamar, Naura tengah duduk di balik pintu. Ia sudah terbangun sejak tadi, bahkan ia sudah keluar dari kamar. Ingin melihat keadaan Ken, namun ia mendengar suara Ken yang sedang menelfon Arsy.
Karena merasa begitu sesak, akhirnya Naura memutuskan untuk kembali ke dalam kamar. Dan benar dugaan nya, Ken pasti akan bercerita padanya. Terbukti saat laki laki itu naik ke atas dan mengetuk pintu kamar nya. Naura memilih diam dan berpura pura masih tidur, walau sebenarnya ia sedang berusaha untuk menahan diri agar tidak menangis lagi.
"Buang perasaan itu Ra, buang! Atau kamu akan terus menikmati rasa sakit ini sendiri!" gumam Naura dalam hati sambil menahan isak tangis nya.
Sakit saat kita mencintai seseorang yang ternyata sudah mencintai orang lain. Memendam perasaan yang bertepuk sebelah tangan dan selalu berusaha baik baik saja, itu lebih menyakitkan daripada kita menyatakan cinta namun di tolak.