Perjalanan hidup Tania yang menikah dengan seorang putra dari keluarga kaya raya karena sebagai penebusan rasa bersalah.
Bukan menjadi enak hidupnya semakin tersiksa dengan mertua nya yang tidak pernah menerimanya karena dirinya berasal dari keluarga miskin
Bagaimanakah kisah selanjutnya apakah Tania akan bertahan? Atau justru memilih menyerah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Kamu akan berapa hari disana mas" tanya Tania
"Mungkin seminggu tapi kalau urusannya sudah selesai aku akan cepet pulang" ucap Reno
"Kenapa? Takut kangen ya" goda Reno
"Apasih gak tuh" ucap Tania dengan membuang muka
Tania menutup resleting koper yang akan di bawa oleh Reno nanti dan meletakkannya di samping almari
"Semua perlengkapan kamu udah siap" ucap Tania
"Makasih" ucap Reno dengan tersenyum lembut
Keesokan harinya
"Hati hati mas" ucap Tania dengan mencium punggung tangan Reno
"Iya kamu jaga diri baik baik di rumah" ucap Reno dengan mencium puncak kepala Tania. Hati Tania berdesir ini kedua kalinya Reno mencium kepalanya setelah hari pernikahan waktu itu
"Aku berangkat dulu" ucap Reno dengan mengusap lembut kepala istrinya
"Hati hati Ren" ucap Adelia
Adelia bersedekap dada melihat kemesraan Tania dan Reno. Saat bertengkar kemarin Adelia memanfaakan keadaan untuk memecah belah mereka namun ternyata apa mereka malah semakin romantis
"Kalau ada apa apa hubungi papa" ucap Hendra
"Siap pa" Reno masuk ke dalam mobil yang akan membawanya ke bandara
Tania dan kedua mertuanya kembali masuk ke dalam rumah
"Huftt bagus deh sekarang gak ada Reno jadi bisa bebas nyuruh kamu apa aja" ucap Adelia dengan tersenyum miring
"Beresin dan bersihin seluruh isi rumah ini jangan minta bantuan sama pelayan habis itu siapin makan siang" ucap Adelia
Sudah bisa di tebak oleh Tania jika hal ini pasti terjadi. Alasan Adelia mencegah Reno membawa Tania apalagi jika bukan untuk menyiksa wanita itu
Tania pergi untuk mengambil peralatan dan membersihkan setiap sudut rumah itu. Adelia duduk dengan santai di sofa ruang tamu dengan di dampingi oleh suaminya, Hendra Kusuma
"Pelayan di rumah ini kayanya udah gak guna deh sekarang kan udah ada Tania lumayan juga ada manfaatnya tuh gadis kampungan" ucap Adelia
"Mama mau pecat para pelayan" tanya Hendra
"Gak lah pelayan pelayan itu cuma buat tebeng aja kalau ada Reno" ucap Adelia
Dasar wanita licik dan tidak punya hati. Bagaimana bisa dia memperlakukan menantunya sendiri seperti seorang pelayan
"Kalau ada nyonya Tania pekerjaan kita jadi berkurang tapi saya kasian juga sama nyonya Tania ngerjain pekerjaan yang biasanya di lakukan beberapa pelayan tapi itu di kerjakan sendiri"
"Gak kebayang gimana capeknya" sahut pelayan yang lain
"Kenapa tuan Reno gak bawa nyonya Tania aja ya"
"Pasti gak di bolehin sama nyonya besar"
"Repot kalau gitu mah"
.
.
Dua hari kemudian
Pagi pagi sekali Adelia telah siap dengan pakaian dan tas mahalnya. Entah wanita itu akan pergi kemana. Tapi kenapa sepagi ini
"Tania!! Jangan lupa siapin sarapannya" ucap Adelia berteriak
"Iya nyonya" Tania berlari dari arah dapur menuju meja makan untuk menyiapkan sarapan
"Ini" ucap Tania dengan nafas terengah engah. Sedari pukul empat pagi tadi wanita itu pontag panting membersihkan seluruh bagian rumah tanpa terkecuali kemudian mencuci pakaian pakaian yang kotor dan menyetrika pakaian yang akan di gunakan
Semalam Adelia memerintah dirinya untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sebelum wanita itu terbangun
"Makanan apaan ini!!"
Pyar
Adelia membanting makanan yang ada di piring hingga terjatuh
"Saya gak selera makan makanan kaya gitu" ucap Adelia ketus lalu pergi
Tania hanya bisa memejamkan matanya menerima semua perlakuan mama mertuanya pada dirinya itu