Karena Jodoh Dari Lahir

Malam itu, Angel berada di ruang keluarga bersama keluarga nya. Tak terkecuali oma dan opa nya juga ada di sana.

"Angel, kita di sini akan membicara kan masalah yang menyangkut kamu dan Gilang." kata Mama nya.

"Masalah apa ma, apa yang ingin di bicara kan." kata Angel melihat pada semua keluarga nya satu persatu.

"Sayang, tadi malam kamu kan gak ikut sama apa yang kami bicara kan. Maka nya sekarang kami akan menjelas kan apa yang kami sepakati tadi malam." kata oma.

"Iya oma, kata kan saja. Angel akan ikut saja apa yang kalian telah sepakati." kata nya dengan berat hati.

"Baik lah, acara pernikahan nya akan di ada kan bulan depan." kata Lia langsung pada pokok nya saja.

Duarrrr....

Bagai kan petir di siang bolong, Angel tidak menyangak pernikahan akan di ada kan secepat itu. Sebulan itu adalah waktu yang sangat singkat bagi nya.

"Kami telah sepakat untuk pernikahan itu di ada kan di rumah kita nak." kata oma.

"Iya Angel, kamu punya waktu satu bulan untuk mempersiap kan diri mu." kata opa.

"Apa kah ini tidak terlalu cepat mama, opa?" kata Angel.

"Tidak sayang, itu adalah waktu yang lumayan lama untuk kita mempersiap kan semua nya." kata mama.

"Apa kamu tidak keberatan Angel?" kata Arka.

"Tidak pa, Angel tidak merasa keberatan dengan pernikahan ini. Tapi satu hal yang Angel minta sama semua nya." kata Angel.

"Apa sayang, kata kan saja." kata opa.

"Izin kan Angel tetap kuliah seperti mana biasa nya. Dan jangan bilang pada siapa pun, jika Angel sudah menikah." kata Angel.

"Bagai mana bisa kita gak bilang pada siapa pun nak. Padahal kan kita bikin acara yang besar untuk pernikahan kamu." kata Lia.

"Angel gak mau teman-teman tahu jika Angel sudah menikah ma. Jangan undang satu pun teman Angel ya." kata Angel.

"Tidak bisa Angel, kita bikin acara besar. Bagai mana kita gak undang teman kampus kamu." kata Lia.

"Gak papa Lia, biar kan saja. Jika Angel gak mau teman nya tahu, kamu jangan memaksa nya." kata opa.

"Ya udah, terserah saja lah. Mana baik nya saja, yang penting kamu bahagia." kata Lia pada akhir nya.

"Makasih ma, opa." kata Angel.

"Oh ya nak, ada satu lagi yang ingin papa kasih tahu sama kamu. Gilang mau tinggal di rumah kalian sendiri. Kamu gak papa kan, atau kamu keberatan gak nak." kata papa.

"Kenapa tinggal di rumah sendiri pa?" kata Angel tak mengerti.

"Gilang ingin nya mandiri, gak sama orang tua. Pengen hidup berdua saja, maka nya ingin langsung tinggal di rumah pribadi." kata papa.

"Gak papa kalau mau nya kayak gitu, aku juga gak masalah. Tapi, aku mau bik Niah sama mas Agus ikut sama aku kerumah baru nanti nya." kata Angel.

"Baik lah sayang, jika itu yang kamu ingin kan. Kami gak keberatan jika Niah sama Agus ikut serta." kata oma.

.....

Akhir nya selesai juga pembahasan yang bikin hati Angel tidak tentram itu. Rasa nya ia sangat ingin membantah apa yang keluarga nya ingin kan. Tapi bagai mana pun, niat itu hanya lah sebatas niat saja. Niat yang tidak bisa ia tunai kan. Karna mama dan papa adalah orang paling berharga bagi diri nya.

Angel sekarang berada dalam kamar nya, ia menatap layar ponsel nya dengan di barengi air mata yang mengalir.

"Raf, maaf." kata Angel lirih.

Angel menagis, rasa nya ia ingin sekali berada dalam pelukan Rafi pacar terbaik nya. Rafi yang selalu senyum saat bersama dengan Angel. Rafi yang selalu mengalah saat datang nya masalah pada hubungan mereka.

"Raf, aku ingin bersama kamu selama nya. Tapi sayang nya aku tidak bisa, karna mungkin kita tidak jodoh." kata Angel lagi.

Angel memeluk hp itu, sambil berbaring di atas ranjang nya. Ia ingin terlelap bersama bayang Rafi yang akan menani tidur nya.

...

Angel buru-buru turun dari kamar nya menuju meja makan. Di sana ada mama, papa, oma dan juga opa. Keluarga nya menatap Angel yang berjalan dengan tergesa-gesa.

"Kok buru-buru sih Ngel?" kata mama.

"Takut telat ma, ada kelas dadakan pagi ini." kata Angel sambil mengambil sepotong roti.

"Lho bukan nya kamu mau kebutik sama mama kan." kata Lia.

"Gak bisa hari ini mah, Angel harus ikut kelas dadakan pagi ini. Karna akan ada ujian juga di kelas dadakan ini." kata Angel.

"Lalu bagai mana baju pengantin nya nanti." kata mama.

"Mama aja pilih deh gak papa, yang penting baju nya warna hijau aja udah." kata Angel.

"Lho, yang mau nikah itu kamu masa yang pilih baju mama. Kan gak nyambung nama nya, emang mama tahu apa yang kamu suka." kata Lia.

"Yah gak papa ma, yang penting baju nya warna hijau. Aku gak bisa banget hari ini ma." kata Angel.

"Ya udah deh, gak papa kali sayang. Ukuran kamu sama Angel kan gak jauh beda, lagian kamu juga sama mama nanti kan pergi nya." kata Arka.

"Iya Lia, biar aja Angel kuliah. Kan ada ujian di kelas dadakan nya hari ini. Lagian, kita juga pergi nya sama Esy dan Gilang kan." kata oma.

"Iya udah deh ma, iya nanti kita pilih sama-sama." kata Lia.

"Makasih ya oma, mama, papa. Aku harus berangkat sekarang, Ratih bilang ada waktu sedikit saja lagi untuk aku sampai." kata Angek sambil berlari keluar pintu rumah.

"Hati-hati Angel." kata mama.

Angel pun berangakt bersama mas Agus menuju kampus nya. Ternyata kelas pagi ini bisa menyelamat kan aku. Kata Angel dalam hati nya.

"Tumben non, senyum-senyum sendiri pagi ini. Ada yang bikin bahagai hati non Angel ya." kata Agus.

"Hehehe.... Iya mas, ada yang bikin hati senang pagi ini." kata Angel.

"Apa yang bikin non senang, padahal kita hampir terlambat lho karna kelas dadakan pagi ini." kata Agus.

"Ya, karna kelas pagi ini lah aku senang mas. Kelas pagi ini bagai kan penyelamat bagi aku, walau pun dosen nya pak Ahmad sih." kata Angel.

"Kok gitu sih non." kata Agus tak mengerti.

Biasa nya, kalau ada kelas dadakan. Angel akan pusing setengah mati gara-gara harus datang pagi dan gak sempat bersiap-siap dulu.

"Ya karna kelas dadakan bikin aku gak jadi ikut mama dan oma kebutik. Jadi kelas dadakan adalah penyemat aku hari ini mas Agus.

☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺☺

Jangan lupa dukungan dan saran nya ya teman-teman. Saran dan dukungan dari kalian adalah semangat bagi aku. Agar aku terus semangat menulis karya-karya ku.

😘😘😘