Rafka william Adijaya. seorang CEO yang berstatus duda, sedang membawa anaknya jalan-jalan di sebuah taman bermain. Namun, karena ia sedang mengangkat telpon tidak sadar anaknya menghilang.
Karin Dewanti. seorang gadis yang sedang mengantri membeli minuman, ia tak sengaja melihat dua anak sedang menyeberang dan ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi . Karin yang khawatir langsung berlari dan akhirnya ..
sreeett ... bruukk..
"ssshhh, aww." desisnya.
"kalian tidak apa-apa? apa ada yang terluka? apa ada yang sakit?" cecarnya .
hwaa.. hwaa.. hikss.. Daddy..
akankah Rafka menemukan anak kembarnya ?
yuk, ikuti terus ceritanya sampai habis :)
HAPPY READING ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32 - kepergok
sebelum Karin dan si kembar turun, Karin mendudukkan si kembar di ujung ranjang.
"aunty mau tanya sama kalian, boleh?" tanya Karin meminta izin.
"boleh aunty." keduanya menjawab dengan kompak dan menganggukkan kepalanya.
"baiklah, sekarang dengarkan aunty ya."
"apa kalian membenci Mommy?" tanya Karin serius.
"seharusnya Aunty sudah tau jawabannya bukan?" ucap Kenzo balik bertanya.
Karin menghela nafasnya panjang dan menghembuskannya kasar, dia lupa beberapa menit yang lalu si kembar memberi tahunya secara tidak langsung kalau mereka itu genius. dia juga menebak kalau keduanya membenci ibunya, tapi dia ingin memastikannya dan juga ingin memberi sedikit dan pada keduanya.
"kalau menurut aunty, secara emosi kalian membenci Mommy. tapi aunty tidak bisa menebak isi hati kalian bukan? maka dari itu aunty bertanya."
si kembar menundukkan kepalanya, Jujur dari dalam hati mereka ada rasa sayang yang tersimpan di satu sudut ruang dalam hatinya.
"aunty memang benar secara emosi aku memang membenci perlakuan Mommy yang dengan egoisnya meninggalkan kami dan juga Daddy, usia kami yang masih kecil sangat membutuhkan sosok seorang ibu. tapi, aku juga tidak bisa menampik ada rasa sayang di hatiku untuk mommy terlepas dari semua perlakuannya pada kami." jelas Kenzo.
"aku tidak tau aunty, apakah aku membenci Mommy atau sebaliknya? aku ingin membencinya tapi rasa sayangku sebagai anak telah menghalangi rasa benci ku untuk masuk ke dalam hatiku." ucap Kenzi.
Karin cukup senang mendengar jawaban keduanya, setidaknya di dalam hati mereka masih ada rasa sayang meskipun kebencian yang sudah mereka kumpulkan sirna hanya dengan kilatan rasa sayang yang ada di dalam hati mereka masing-masing.
"kalian harus memaafkan ibu kalian, terlepas bagaimana perlakuannya dan juga keegoisannya. aunty tidak mau kalian menjadi seorang pendendam, aunty yakin ibu kalian juga pasti menyesali perbuatannya." ucap Karin dengan mengusap kepala si kembar lembut.
"apa kami bisa aunty?" ucap Kenzo dengan menatap Karin.
"aunty yakin kalian bisa, jika kalian sayang sama aunty, maka kalian harus memaafkan dan belajar ikhlas, kalian tidak mau mengecewakan aunty bukan? jika kalian ingin aunty jadi ibu kalian, maka kalian harus menjadi anak yang baik dan tidak boleh menjadi anak pendendam. bagaimana?" ucap Karin meyakinkan si kembar.
si kembar menganggukkan kepalanya.
"aku akan mencobanya aunty." jawab Kenzo.
"aku juga" timpal Kenzi.
Karin memeluk keduanya dengan penuh kasih sayang. beberapa saat berpelukan, mereka keluar dari kamar dan turun Ke lantai bawah.
Reza yang kebetulan sudah berada di lantai bawah mengajak Karin untuk sarapan, dia sudah memerintahkan pelayan menyiapkan sarapan untuk semua orang sebelum Karin dan yang lainnya pulang dari mansion Rafka.
"ponakan Uncle ayo kita sarapan dulu, mba Karin juga sekalian kita sarapan bareng, tadi aku sudah memberi tahu yang lainnya untuk segera menyusul." jelas Reza.
"iya Terimakasih banyak Reza." ucap Karin tersenyum.
"uncle Daddy mana?" tanya Kenzi.
"mungkin masih di kamarnya girl" jawab Reza asal.
"biar aku yang menyusul Daddy nya si kembar." ucap Karin.
Reza mengangguk sebagai jawaban, Karin pergi menyusul Rafka agar ikut sarapan bersama. selepas karin pergi, Raisa, Zidan dan Kiki datang bergabung di meja makan bersama Reza dan si kembar.
Reza yang melihat Raisa datang tersenyum kecil, sedangkan Raisa yang melihatnya menjadi salah tingkah tapi dia juga membalas senyuman Reza.
'aihh manisnya calon makmum ku' batin Reza.
'kenapa dia tersenyum seperti itu padaku, kan aku jadi salah tingkah, haiiihh.' batin Raisa malu.
Reza terus memandang ke arah Raisa, dia sedang membayangkan hanya ada Raisa dan dirinya yang berada di meja makan, dia tersenyum dan kadang dia juga terkikik. sedangkan Raisa yang merasa di perhatikan menatap bingung ke arah Reza.
Kenapa dia jadi seperti orang gila sekarang?' Raisa bingung melihat tingkah Reza.
Khayalan Reza .
"*sayang ayo kita makan" ajak Raisa.
"makan kamu aja biar tambah energi." goda Reza Mengedipkan sebelah matanya.
Raisa tersipu mendengar ucapan Reza. perlahan Reza mengikis jarak, kini keduanya sudah menempel satu sama lain, Reza mengangkat dagu Raisa perlahan dan mulai mendekatkan bib*rnya ke bib*r Raisa dan*..
"woyy, dasar anak kurang ajar !! jauhin mulut bau Lo itu sialan." pekik Zidan mendorong mulut Reza.
Kebetulan Kiki dan Zidan berada di sebelah Reza, sedangkan si kembar berada di sebrang Reza bersama Raisa. Reza kaget dan langsung tersadar mendengar suara Zidan, dia melihat ke arah Zidan yang memasang muka marah serta kepalanya mengeluarkan tanduk siap menyerang kapan saja.
"kamu kenapa zidan?" tanya Reza santai.
"kebangetan lu ya, ngapain bib*r lu monyong-monyong ke gue, hah?!! lu pikir gue cowok apaan?" ucap Zidan kesal. bagaimana tidak, bib*r Reza hampir saja menempel dengan bib*rnya.
"emang iya?" tanyanya cengo.
"lu mikir mesum ya? kalo lu lagi mau ci**k jangan ke gue, bi**r gue masih perjaka." ucap Zidan ketus.
Reza baru sadar kalau dia tadi membayangkan dirinya dan Raisa beradegan layaknya pasangan suami istri, wajahnya memerah menahan malu. sedangkan Raisa dan yang lainnya terkikik geli melihat kelakuan Reza dan Omelan Zidan, si kembar tertawa melihat uncle nya monyong-monyong ke arah Zidan.
"hahaha, uncle kenapa tadi bibirnya monyong? kayak bebek, hahaha." ucap Kenzo tertawa.
"hihihi, menurut ku malah lebih mirip ikan kehabisan nafas, mu-mu-mu." ucap Kenzi menirukan mulut ikan yang kehabisan nafas karena berada di darat.
Raisa dan Kiki tertawa mendengar penuturan si kembar, Raisa terbahak-bahak membayangkannya. sedangkan Reza kesal sekaligus malu langsung memalingkan wajahnya, lain halnya dengan Zidan yang masih kesal dia hanya tersenyum miring menanggapi celotehan si kembar.
'*awas ya kau Raisa, sudah berani menertawakanku'
'aduh kenapa Malu banget ini, ngapain juga sih tadi langsung ngebayangin Raisa? kan jadinya gak ke kontrol, haaiissh malunya* ..' batin Reza malu setengah mati, rasanya dia ingin menenggelamkan wajahnya ke dalam sumur saja.
jangan lupa pepet erus rafka jangan kasih kendor....