NovelToon NovelToon
Netherworld Spirit Realm

Netherworld Spirit Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Persahabatan / Roh Supernatural
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Di dunia di mana Spirit Master harus membunuh Spirit Beast untuk mendapatkan Spirit Ring, Yin Lian lahir dengan kekuatan yang berbeda: Kontrak Dewa. Ia tidak perlu membunuh, melainkan menjalin ikatan dengan Spirit Beast, memungkinkan mereka berkembang bersamanya. Namun, sistem ini dianggap tabu, dan banyak pihak yang ingin melenyapkannya sebelum ia menjadi ancaman.

Saat bergabung dengan Infernal Fiends Academy, akademi kecil yang selalu diremehkan, Yin Lian bertemu rekan-rekan yang sama keras kepala dan berbakatnya. Bersama mereka, ia menantang batas dunia Spirit Master, menghadapi persaingan sengit, konspirasi dari akademi besar, serta ancaman dari kekuatan yang mengendalikan dunia di balik bayangan.

Di tengah semua itu, sebuah rahasia besar terungkap - Netherworld Spirit Realm, dimensi tersembunyi yang menyimpan kekuatan tak terbayangkan. Kunci menuju puncak bukan hanya soal kekuatan, tetapi juga keberanian untuk menghadapi kegelapan yang mengintai.

⚠️pict : pinterest ⚠️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27

Yin Lian menunduk. Suara dalam hatinya gemetar, seolah sebuah pintu baru terbuka… tapi diiringi perpisahan.

“Lalu… aku harus ke mana…?”

Xu Feiyan menoleh pelan.

“Pulanglah ke desamu,” katanya. “Istirahat. Latih martial soul-mu sendiri. Coba berburu spirit beast untuk pertama kalinya tanpa bantuanku. Kau harus belajar merasakan batasanmu, dan menembusnya sendirian.”

Ia berhenti sejenak, lalu menambahkan, “Saat kau menginjak usia dua belas tahun… pergilah ke Infernal Akademi.”

Yin Lian menatap Xu Feiyan, bingung. “Infernal… Akademi?”

“Tempat itu bukan untuk semua orang,” kata Xu Feiyan. “Tapi untuk…anak-anak monster.”

Dalam diam, Yin Lian menggenggam surat di tangannya erat-erat. Perasaannya campur aduk—antara kecewa, bingung, takut… dan entah kenapa, sedikit semangat.

....

Pintu rumah terbuka perlahan, mengeluarkan bunyi berderit yang anehnya terdengar begitu keras di tengah keheningan.

Langkah kaki Yin Lian pelan memasuki ruang utama. Biasanya, di pagi hari seperti ini, ayahnya akan duduk di kursi rotan dekat perapian sambil menyesap arak dan bersenandung kecil. Tapi sekarang… kosong.

Tak ada aroma alkohol. Tak ada suara. Tak ada jejak bekas perapian dinyalakan semalam. Semuanya terasa dingin… dan hampa.

Alis Yin Lian mengerut.

“...Ayah?” panggilnya lagi, suaranya lebih pelan kali ini. Ada sedikit kegugupan di ujung nada.

Tiba-tiba suara pintu kamar terbuka pelan. Dari dalam kamar Yin Hao, muncul sosok berjubah panjang dengan tongkat kayu tua—Wu Cheng.

Langkahnya sempat terhenti di ambang pintu saat matanya menangkap sosok Yin Lian berdiri di ruang utama. Mata si kakek membelalak, tidak percaya.

“Yin… Lian?”

Yin Lian mengangguk pelan sambil tersenyum kecil. “Kakek…”

Wu Cheng segera berjalan tergopoh-gopoh ke arahnya. Ia jatuh berlutut di hadapan cucunya, kedua tangannya mencengkeram tongkat dengan erat.

“Apa yang kamu lakukan pulang tiba-tiba seperti ini?! Kenapa kamu tidak bilang?! Apa kamu sendirian?!”

“Aku cuma… ingin memberi kejutan,” ujar Yin Lian lirih, senyumnya mulai pudar. “Tapi… rumah ini terlalu sepi…”

Ia menoleh perlahan, menatap ruangan kosong, lalu berbisik, “...di mana Ayah?”

Wu Cheng terdiam.

Ia menghela napas panjang, dalam… lalu menggeleng pelan sebelum merogoh sesuatu dari balik jubahnya. Dengan tangan gemetar, ia menyerahkan selembar gulungan kertas yang terikat benang merah kepada Yin Lian.

“Kau... baca ini nanti,” katanya pelan. “Untuk sekarang, istirahatlah dulu. Jangan pikirkan yang lain. Kakek akan keluar sebentar…”

Tangannya yang keriput mengelus kepala Yin Lian dengan lembut. Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, Wu Cheng perlahan bangkit dan pergi keluar dari rumah.

Begitu pintu tertutup, suasana menjadi hening kembali.

Yin Lian masih berdiri di tempatnya. Matanya tertuju pada gulungan itu. Ada sesuatu yang berat di dadanya, tapi ia tak tahu kenapa.

Lalu tiba-tiba…

Cahaya ungu muda mulai menyelimuti tubuhnya. Aura lembut namun kuat muncul, memancar dari dalam tubuhnya. Tak lama kemudian, sebuah sosok besar muncul di sampingnya—seekor spirit beast cantik berbulu lembut berwarna putih kebiruan, dengan tatapan tajam seperti bulan purnama.

Selene.

“Sepertinya… kau sangat gelisah,” gumam Selene, matanya mengarah pada gulungan di tangan Yin Lian. “Apa itu?”

Yin Lian menoleh cepat, sedikit terkejut.

“Kenapa kamu bisa keluar sendiri?” tanyanya heran. Selene biasanya hanya muncul saat dipanggil, atau saat Yin Lian masuk ke dalam phantom realm-nya.

Spirit beast itu hanya tersenyum lembut. “Ikatan kita semakin kuat. Aku bisa keluar sesekali, jika kau dalam keadaan… rapuh.”

Yin Lian diam sejenak. Lalu tanpa menjawab, ia membuka gulungan kertas itu perlahan. Jantungnya berdebar keras.

Ayahnya tidak pernah meninggalkan surat sebelumnya. Bahkan saat pergi ke pasar, atau saat bermalam di ladang belakang, ia selalu menyuruh Wu Cheng untuk memberitahu. Tapi sekarang… kenapa justru ada surat?

Perasaan tidak enak mulai menyusup ke dalam dada Yin Lian.

Jari-jari kecil Yin Lian perlahan melepaskan ikatan benang merah yang melilit gulungan itu. Saat terbuka, ia menemukan selembar kertas berisi tulisan tangan yang sangat ia kenali. Tulisan itu… sedikit berantakan, seperti terburu-buru, tapi jelas—ini adalah tulisan tangan Ayahnya.

Ia menahan napas, lalu mulai membaca.

Untuk Yin Lian, putriku yang paling Ayah sayangi,

Saat kau membaca ini, mungkin kau sudah tumbuh lebih kuat dari sebelumnya. Maaf karena Ayah tidak ada di rumah saat kamu pulang… dan maaf juga karena Ayah harus pergi tanpa sempat memelukmu lebih dulu.

Tujuh tahun terakhir, Ayah menyembunyikan diri dari banyak hal yang tak bisa kamu pahami sekarang. Tapi waktunya sudah tiba. Ayah harus melakukan perjalanan panjang yang mungkin… tidak akan bisa berakhir dengan Ayah kembali ke rumah ini.

Ayah tidak tahu kapan bisa menulis surat lagi. Mungkin tidak akan pernah.

Tapi Ayah ingin kamu tahu satu hal, Lian—kamu adalah cahaya dalam hidup Ayah. Dan Ayah bangga padamu… lebih dari yang bisa kamu bayangkan.

Latihlah dirimu. Jadilah yang terkuat. Bukan demi balas dendam, bukan demi pengakuan, tapi demi dirimu sendiri. Tunjukkan pada dunia bahwa kamu bisa berdiri tegak tanpa bayangan siapa pun, termasuk Ayah.

Tapi… ketika kamu sudah hebat, ketika nama Yin Lian mulai menggema di mana-mana, Ayah ingin kamu kembali ke desa ini.

Lepaskan semuanya.

Jadilah gadis pemotong kayu seperti dulu, tanpa gelar, tanpa kebanggaan, tanpa sorotan.

Karena di sanalah kebebasanmu.

Ayah harap kamu mengerti… dan satu lagi, jangan cari Ayah.

Biarkan Ayah pergi dengan tenang, seperti angin yang tak perlu dilacak arah hembusannya.

Hidup ini terlalu singkat untuk terus menoleh ke belakang.

– Ayah

Tangan Yin Lian gemetar saat surat itu selesai dibaca. Matanya menatap kosong ke arah kertas yang kini terasa lebih berat dari apa pun yang pernah ia pegang.

Selene hanya diam di sampingnya, menundukkan kepala seolah memberi waktu bagi Yin Lian untuk memahami semuanya.

Angin sore berhembus pelan lewat jendela terbuka. Hening. Tapi dalam dada Yin Lian, ada badai yang mulai berkecamuk.

Langkah kecil Yin Lian bergema di lantai kayu rumahnya yang hening. Dengan surat ayahnya tergenggam erat di tangan, dia membuka pintu dan keluar ke beranda.

Langit sudah mulai jingga. Cahaya matahari sore menyentuh wajahnya pelan-pelan, tapi hatinya justru terasa dingin.

Yin Lian duduk perlahan di anak tangga teras rumah. Surat di tangannya tampak lusuh karena tergenggam terlalu kencang. Matanya menatap lurus ke depan, kosong… seolah masih berusaha memahami.

“…Kenapa, Ayah…?”

Gumamnya pelan, hampir seperti bisikan yang dibawa angin. Bahunya berguncang sedikit, tapi tak ada air mata yang turun. Hanya sunyi yang menemaninya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!