Nama Tokoh Utama: Arsaka Adyatma
Latar: Dunia Kultivator Jepang (Nihon Reikai), tersembunyi di dimensi lain.
Ringkasan Plot
Arsaka Adyatma, seorang mahasiswa teknik elektro yang realistis dari Jakarta, melakukan perjalanan wisata ke Kyoto, Jepang. Ketika ia menyentuh sebuah Gerbang Kuil kuno yang tersembunyi dimensinya, ia secara tak sengaja ditarik ke dalam Nihon Reikai—Dunia Kultivator Jepang, sebuah dimensi di mana hukum fisika digantikan oleh energi spiritual yang disebut Reiki atau Ki, dan kekuatan menentukan segalanya.
Tiba-tiba terdampar dan dilengkapi dengan sistem antarmuka mirip game yang misterius dan warisan unik Segel Naga Void yang tidak aktif, Arsaka mendapati dirinya berada di dasar rantai makanan. Ia diselamatkan oleh murid-murid dari Sekte Awan Guntur di tepi Kekaisaran Tiga Bintang, yang langsung meragukan asal-usulnya.
Novel ini mengikuti perjalanan Arsaka dari seorang Murid Tahap Awal yang naif menjadi seorang Kaisar Kultivasi yang ditakuti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sourcesrc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Paviliun Bawah Sekte Awan Guntur bukanlah tempat yang didedikasikan untuk kultivasi. Itu adalah bangunan kumuh yang terletak jauh di kaki lembah, di mana Formasi Pengumpul Reiki hanya mengirimkan sisa-sisa energi spiritual. Tempat ini berfungsi ganda: sebagai asrama untuk murid-murid luar yang memiliki bakat terburuk, dan sebagai penjara ringan untuk mereka yang sedang menjalani hukuman disipliner.
Arsaka didorong masuk ke dalam sebuah kamar kecil yang dindingnya terbuat dari batu dingin dan hanya diterangi oleh lentera minyak yang redup. Tidak ada jendela, hanya pintu kayu yang dihiasi dengan segel Reiki yang sederhana.
Kaguya, yang masih bersikap dingin namun kini tidak lagi bermusuhan secara terbuka, meletakkan setumpuk gulungan kulit binatang di atas meja kayu lapuk.
"Kau akan tinggal di sini selama tiga hari," kata Kaguya, ekspresinya serius. "Ini adalah kebaikan Penatua Goro. Di luar, kau akan menghadapi bahaya yang lebih besar daripada Serigala Merah. Pelajari gulungan-gulungan ini. Isinya adalah pengetahuan dasar tentang Reikai, tingkatan kultivasi, dan beberapa teknik pernapasan untuk orang yang lemah sepertimu."
Kaguya menatap Arsaka dalam-dalam, pandangannya beralih dari mata Arsaka ke jaket hoodie-nya yang aneh. "Potensimu adalah Raiden (Petir Surgawi) Tingkat Tinggi, sesuatu yang hanya muncul seratus tahun sekali di Reikai. Jangan sia-siakan. Jika kau lolos Ujian Tiga Hari, kau akan menjadi Murid Luar. Jika kau gagal, nasibmu ada di tangan Kekaisaran."
Ia berbalik untuk pergi, tetapi berhenti di ambang pintu. "Penatua Goro memberimu batas waktu. Gunakan waktumu. Makanan akan dikirim dua kali sehari. Jangan coba-coba mematahkan segel Reiki di pintu. Kekuatanmu tidak cukup, dan kau hanya akan melukai dirimu sendiri."
Pintu ditutup dengan suara gedebuk keras, dan segelnya bersinar sebentar. Arsaka Adyatma kini resmi menjadi tahanan-magang.
Strategi Kultivasi: Mugen Kyūki
Arsaka segera mendekati meja dan mulai memeriksa gulungan-gulungan itu. Insting insinyurnya langsung mengambil alih; ia perlu melakukan reverse engineering pada dunia ini.
Gulungan pertama membahas Tingkat Kultivasi:
Tingkat Murid (Fase 1-10): Tahap awal di mana Reiki dikumpulkan dan disimpan di Dantian. Kekuatan fisik meningkat, tetapi belum bisa memanipulasi elemen secara signifikan.
Tingkat Prajurit Spiritual (Reishi): Setelah Dantian penuh dan diperkuat, Kultivator dapat memadatkan Reiki menjadi energi ofensif sederhana.
Tingkat Master Roh (Reijin): Mampu terbang, memanifestasikan Elemen dalam skala besar, dan memperkuat tubuh ke tingkat superhuman.
(Dan seterusnya, hingga tingkatan yang lebih tinggi seperti Kaisar dan Dewa.)
Arsaka berada di Fase 1 Tingkat Murid, dengan Reiki 15/150. Ia adalah titik terendah.
Gulungan kedua membahas Elemen Spiritual. Ternyata, elemen yang paling umum adalah Lima Elemen Dasar (Tanah, Air, Api, Angin, Kayu). Elemen ganda (seperti yang ia miliki) jarang terjadi, dan Elemen Petir Mutasi (Raiden) adalah anomali langka yang menandakan bakat besar, tetapi juga kesulitan dalam mengendalikan energi yang begitu liar.
"Baiklah, jadi aku punya potensi Porsche, tapi skill mengemudi becak," Arsaka menyeringai tipis. "Sistem, aktifkan Mugen Kyūki secara otomatis. Prioritaskan penyerapan Reiki di atas segalanya."
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Mugen Kyūki (Dasar - Lvl 1) diaktifkan. Mode: Intensif.
Kenaikan Reiki diperkirakan: 1 Reiki per 10 menit. (Karena kepadatan Reiki rendah dan tubuh yang belum terbiasa.)
Arsaka tahu ia tidak bisa membuang waktu. Tiga hari (72 jam) adalah batas waktunya. Dengan laju 1 Reiki per 10 menit, dalam 72 jam ia hanya bisa mengumpulkan sekitar 432 Reiki—yang seharusnya cukup untuk mencapai Fase 3 atau 4 Tingkat Murid.
Ia duduk bersila di lantai dingin. Ia menutup matanya dan mengikuti instruksi Mugen Kyūki yang tertanam di otaknya: tarik napas dalam, rasakan Reiki masuk, visualisasikan Dantian sebagai wadah, dan putar energi itu searah jarum jam untuk memurnikannya sebelum disimpan.
Satu jam berlalu. Tubuhnya mulai terasa hangat.
[PEMBERITAHAN SISTEM]
Reiki +6. (21/150)
Dantian sedikit diperkuat.
Arsaka tidak makan atau minum. Ia hanya berkultivasi. Malam pertama, ia merasakan sensasi menyakitkan yang datang dan pergi. Reiki dari luar terasa seperti pasir kasar yang menggores bagian dalam dirinya sebelum dimurnikan oleh Mugen Kyūki.
Pagi hari, setelah hampir 12 jam kultivasi tanpa henti, ia membuka mata.
[PEMBERITAHAN SISTEM]
Kultivasi Selesai (12 Jam). Reiki +72.
Reiki Saat Ini: 87/150.
Tingkat Kultivasi: Murid Tahap Awal (Fase 2/10) - Peningkatan Level!
Hadiah Level: Kekuatan Fisik +5. Stamina +10.
Arsaka merasakan perubahan instan. Tubuhnya terasa lebih ringan, dan kelelahan dari 12 jam duduk menghilang. Ia menyentuh lengannya; otot-ototnya sedikit lebih kencang, meskipun ia tidak berolahraga.
"Luar biasa," gumam Arsaka. Ini adalah kekuatan kultivasi!
Pintu terbuka, dan Katsuo, si murid berotot, masuk dengan nampan makanan. Katsuo melihat Arsaka duduk bersila dan mendengus.
"Kau terlihat agak segar, Asing. Jangan berpikir kultivasi itu semudah duduk dan bernapas. Paviliun Bawah ini punya Reiki yang tercemar. Kebanyakan orang membutuhkan setidaknya dua hari hanya untuk mendapatkan 5 Reiki murni di sini." Katsuo melemparkan nampan itu ke meja. "Makan dan istirahat. Jika kau sakit saat Ujian Tiga Hari, Penatua Goro akan membiarkan Binatang Setan memakanmu."
Katsuo keluar dan mengunci pintu lagi.
Arsaka mengabaikan ancaman Katsuo. Ia memiliki Mugen Kyūki dan Sistem, yang jelas memberinya buff yang tidak diketahui oleh orang lain.
Ia makan bubur nasi yang dingin dan meminum air. Meskipun makan, ia tetap mempertahankan pernapasan Mugen Kyūki yang kini menjadi naluri kedua.
Tantangan Internal: Elemen Petir
Arsaka menyadari ia tidak hanya harus meningkatkan Reiki, tetapi juga menguji Elemennya. Ia melihat gulungan yang menjelaskan cara memanifestasikan elemen: dengan mengarahkan Reiki di Dantian ke pembuluh darah yang spesifik dan melepaskannya melalui telapak tangan.
"Sistem, aku ingin mencoba mengaktifkan Elemen Petir," pikir Arsaka.
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Peringatan: Elemen Petir Mutasi (Raiden) sangat agresif. Dengan Reiki 87, memanifestasikannya secara paksa memiliki risiko 45% menyebabkan Dantian retak.
Saran: Cobalah memanifestasikan Elemen Tanah (Primer) terlebih dahulu, untuk mendapatkan stabilitas.
Arsaka mempertimbangkan risikonya. Ia tidak bisa mengambil risiko merusak Dantiannya.
Ia memutuskan untuk mengikuti saran Sistem. Ia memejamkan mata dan mengarahkan Reiki yang baru dikumpulkan ke pembuluh darahnya, membayangkan warna cokelat, warna tanah yang stabil.
Hening.
Tidak ada yang terjadi. Arsaka mencoba lagi, kali ini dengan paksaan yang lebih besar.
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Elemen Tanah Gagal Memanifestasi. Energi Dantian: 87/150.
Alasan: Elemen Tanah Anda terlalu lemah (Tingkat Rendah) dan tertekan oleh Elemen Petir (Tingkat Tinggi).
"Sial," Arsaka mengutuk. Ia harus menggunakan Petir.
Ia memikirkannya lagi. 45% risiko retak. Ia hanya punya satu kesempatan. Ia harus meningkatkan Reiki-nya setidaknya hingga 100 sebelum mencoba.
Ia kembali berkultivasi selama sisa hari itu, hanya berhenti ketika Katsuo datang membawa makan malam.
Akhir Hari Kedua (48 Jam Berlalu):
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Kultivasi Selesai (24 Jam Total). Reiki +144.
Reiki Saat Ini: 150/150. Dantian Penuh!
Tingkat Kultivasi: Murid Tahap Awal (Fase 2/10). Reiki Maksimum Baru: 200. Peningkatan Level!
Hadiah Level: Kelincahan +5. Kecepatan Mugen Kyūki +10%.
Arsaka kini telah mencapai batas Dantiannya di Fase 2. Ia merasa penuh energi, tubuhnya terasa ringan dan kuat. Ia merasa bisa berlari maraton tanpa kelelahan.
"Sekarang waktunya mencoba Petir," pikir Arsaka dengan tekad yang membara.
Ia duduk di tengah kamar. Ia mengarahkan semua Reiki yang ada (150/200) ke telapak tangannya. Kali ini, ia membayangkan warna ungu-biru, membayangkan guntur yang ia lihat di langit Jakarta saat musim hujan—liar, tak terkendali, dan mematikan.
Ia mendorong.
Reiki di dalam dirinya berteriak. Itu bukan lagi sensasi hangat; itu adalah sensasi listrik statis yang tak tertahankan, merangkak di bawah kulitnya.
Tiba-tiba, telapak tangan Arsaka mulai bersinar samar dengan warna biru safir.
KZZZT!
Sebuah percikan kecil, seukuran korek api, melompat dari telapak tangannya dan menghantam dinding batu, meninggalkan bekas hangus kecil.
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Elemen Petir Mutasi Berhasil Dimanifestasi!
Keahlian Baru Diperoleh: Manifestasi Petir (Tidak Terlatih).
Reiki Digunakan: 50.
Reiki Saat Ini: 100/200.
Arsaka tersentak. Ia berhasil! Ia adalah seorang kultivator Petir! Rasa euforia membanjiri dirinya.
Ia segera mencoba lagi. Kali ini ia lebih mengontrolnya. Percikan itu muncul lagi, lebih besar, bertahan selama dua detik. Ia mengarahkan percikan itu ke sudut ruangan.
KZZZT! POP!
Percikan itu menghantam sudut ruangan, dan batu itu retak.
Arsaka menghela napas. Petir Surgawi benar-benar luar biasa. Hanya dengan Reiki Level Murid Fase 2, ia sudah bisa merusak batu dengan mudah.
Malam Ketiga: Konfrontasi di Paviliun Bawah
Arsaka menghabiskan sisa malam kultivasi dan melatih Manifestasi Petirnya secara diam-diam. Dengan latihan, ia berhasil menurunkan biaya Reiki menjadi hanya 5 per manifestasi.
Pagi Hari Ketiga (72 Jam):
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Reiki Saat Ini: 200/200. Dantian Penuh!
Tingkat Kultivasi: Murid Tahap Menengah (Fase 3/10) - Peningkatan Level!
Hadiah Level: Ketahanan +5. Reiki Maksimum Baru: 250.
Tingkat Keahlian: Manifestasi Petir (Terlatih - 5%).
Tepat setelah matahari terbit, sebelum Katsuo datang, Arsaka sudah mencapai Fase 3. Ia merasa percaya diri.
Namun, kultivasi di Paviliun Bawah memiliki konsekuensi.
Tiba-tiba, pintu kamar Arsaka didobrak terbuka, bukan dari luar, tetapi dari dalam!
BLARR!
Tiga pemuda berwajah keras yang mengenakan jubah murid luar yang lusuh, yang tampak lebih tua dan lebih besar dari Katsuo, masuk. Wajah mereka penuh kemarahan.
"Kau! Orang asing!" teriak pemimpin mereka, seorang pemuda bertato naga di lengan. "Kau berani mencuri Reiki di Paviliun Bawah ini?"
Arsaka menyadari apa yang terjadi. Reiki di Paviliun Bawah sangat tipis, dan dengan Mugen Kyūki yang sangat efisien, Arsaka telah menyerap semua yang tersisa, membuat kultivasi mereka yang sudah lambat menjadi mustahil.
"Aku tidak mencuri," jawab Arsaka, berdiri tegak, berusaha terlihat percaya diri. "Aku hanya berkultivasi."
"Bohong!" teriak pemuda lain. "Tadi malam, aku tidak bisa menyerap setetes pun Reiki! Aku tahu kau yang melakukannya, anak aneh dengan pakaian dari dimensi rendah! Kami akan memberimu pelajaran!"
Mereka adalah Murid Luar, mungkin di Fase 5 atau 6. Mereka jauh lebih kuat dari Arsaka.
Pemimpin mereka melangkah maju, memanifestasikan Reiki Api di kepalan tangannya. "Ayo, Asing. Tunjukkan keahlian Tech-User-mu, sebelum kami menghancurkan Dantianmu!"
Arsaka tahu ia tidak bisa melawan ketiga Fase 5 dan 6 dengan Reiki Fase 3. Ia hanya punya satu kesempatan.
Ia menoleh ke belakang, melihat pecahan pintu yang terbakar, sisa Manifestasi Petir latihannya tadi malam.
"Kalian ingin melihat Tech-User?" Arsaka menyeringai. Ini bukan hanya pertarungan kultivasi; ini adalah pertarungan kecerdasan.
Ia menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan 30 Reiki di tangannya, siap untuk memanifestasikan Petir, tetapi tidak melepaskannya.
Ketika pemimpin itu menerjang dengan tinju Api-nya, Arsaka tidak menghindar. Ia justru berteriak:
"Sistem, Analisis Fisika dan Kelemahan Struktural Pintu Ini!"
[PEMBERITAHUAN SISTEM]
Analisis Selesai. Pintu Terbuat dari Kayu Hinoki Tua. Kelemahan Struktural: Kerapuhan Tinggi di Sekitar Engsel Logam. Kayu Hinoki mudah terbakar.
Arsaka melompat ke sisi engsel pintu yang sudah miring, tepat saat tinju Api musuhnya meleset dan menghantam dinding batu.
"Kau lambat!" ejek Arsaka.
Pemimpin itu marah, berbalik dan menyerang lagi. Kali ini, Arsaka mengarahkan tangannya ke engsel pintu yang baru saja dianalisis.
KZZZT! BLARR!
Arsaka melepaskan Manifestasi Petir yang terfokus, bukan ke musuh, tetapi ke engsel logam dan kayu di sekitarnya. Logam itu berfungsi sebagai konduktor yang sempurna. Listrik Petir menyebar secara instan, dan kayu kering itu segera terbakar.
Api Petir yang kecil itu tidak melukai musuh secara fisik, tetapi memberikan kejut listrik ringan yang cukup untuk membuat para murid terkejut dan menghentikan serangan mereka.
"Apa-apaan itu? Reiki petir!" seru pemuda bertato itu.
Arsaka memanfaatkan kebingungan mereka. Ia tahu Penatua Goro akan datang. Ia hanya perlu menahan sebentar.
"Aku bukan Tech-User," kata Arsaka, menunjukkan tangannya yang masih memancarkan aura Petir. "Aku adalah Kultivator yang kalian remehkan! Jangan sentuh aku, atau Raiden-ku akan menghanguskan kalian!"
Tepat pada saat itu, langkah kaki yang berat dan teratur terdengar di koridor. Penatua Hirano Goro tiba, wajahnya gelap.
"Apa yang terjadi di sini?!" raung Penatua Goro.
Pemimpin murid-murid luar itu segera membungkuk ketakutan. "Penatua! Orang asing ini menyerang kami dan mencuri Reiki di Paviliun Bawah!"
Penatua Goro melihat ke dalam kamar. Ia melihat Arsaka berdiri tegak, tangannya masih memancarkan sisa-sisa Petir, dikelilingi oleh tiga murid luar yang tampak kaget dan sedikit hangus.
Penatua Goro tidak melihat Arsaka yang lemah. Ia melihat seorang Kultivator Petir Fase 3 yang mampu melawan tiga Murid Fase 5-6 dan menyebabkan kekacauan.
"Diam!" Penatua Goro membentak murid-murid luar itu. "Kalianlah yang melanggar aturan dengan masuk ke kamar tahanan! Kembali ke kamar kalian sekarang! Kalian akan dihukum membersihkan Formasi Pertahanan selama satu bulan!"
Ketiga murid itu lari ketakutan.
Penatua Goro kemudian menatap Arsaka dengan tatapan yang sangat kompleks: kejutan, kekaguman, dan kecurigaan.
"Tiga hari sudah habis, Arsaka Adyatma," kata Penatua Goro. "Ujianmu selesai."
Penatua Goro melangkah maju dan, yang mengejutkan, membungkuk sedikit—sebuah gerakan hormat yang jarang ditunjukkan Penatua.
"Dalam tiga hari, kau telah mencapai Fase 3 dan mampu memanifestasikan Raiden yang begitu murni. Kau bukan Tahanan-Magang lagi. Mulai sekarang, kau adalah Murid Luar Resmi Sekte Awan Guntur. Aku sendiri akan menjadi gurumu."
Arsaka merasakan lonjakan kegembiraan. Ia berhasil, menggunakan akal dan cheat Sistemnya. Ia telah mendapatkan pijakan di dunia kultivasi yang kejam ini.
"Terima kasih, Penatua Goro," jawab Arsaka, membungkuk formal.
Penatua Goro mengangguk. "Jangan berterima kasih padaku. Berterima kasihlah pada bakatmu, dan jangan pernah membuat dirimu lemah. Kultivasi adalah tentang kekuatan. Dan sekarang, kau memiliki kekuatan yang harus kau pelihara."
"Sekarang, mari kita bicara tentang potensi Petir dan Tanah Ganda itu. Kau membutuhkan teknik pertempuran. Aku akan memberimu Teknik Tinju Tanah Naga dan Jurus Pedang Petir Pertama."
Masa-masa menjadi tahanan telah usai. Masa-masa kultivasi yang keras baru saja dimulai.
...