Menghadapi kerasnya kehidupan, membuat Aqilla menjadi seorang wanita yang tegar. Semenjak kedua orangtuanya meninggal dalam suatu kecelakaan, membuatnya menjadi pribadi tertutup. Dengan merintis usaha kecil bersama sang adik, untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Dalam kondisi ekonomi yang dibilang sulit, ia tetap bertahan.
Hingga suatu hari, ia dipertemukan dengan seseorang yang selalu berkaitan dengan darah, bahkan membunuh pun adalah kesehariannya. Namun hal itu tersembunyi dibalik kharismanya sebagai salah satu CEO di suatu perusahaan besar.
Bagaimana kelanjutannya?
Apakah yang akan terjadi jika mereka dipertemukan?
Penasarankan, ikuti terus up dari karyanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Sesampainya dirumah sakit, Evan dengan cepat membawa tubuh Aqilla untuk mendapatkan penanganan.
" Dasar manusia tidak punya hati, lebih baik kamu mati saja. Sungguh biadab! ". Meyra mencaci maki Akhtar.
Jason yang baru saja tiba, merasakan aura tidak bagus. Ia menundukkan kepalanya, sebagai tanda hormat kepada bosnya.
" Jas, apa aku seburuk itu? Ak aku sudah menyiksanya Jas, aku menyiksanya Jas. " Akhtar mencengkram rambutnya dengan sangat kuat.
" Mungkin saja, wanita yang tuan siksa adalah jalan pembuka untuk menjadi lebih baik. " Jason seakan menangkap sinyal cinta dalam diri bosnya itu.
" Aqilla, maafkan aku." Akhtar menunduk, tak terasa ia pun menanggis.
Melihat kondisi dari bosnya itu, Jason mengkerutkan dahinya. Baru kali ini, ia melihat bosnya yang super kejam itu menanggis. Seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat, namun ia juga merasakan sisi baik dari dalam diri bosnya.
Penggalaman pahit yang Akhtar lalui, hingga ia menjadi manusia super kejam. Yang tanpa perasaan dan belas kasih, menyiksa, membunuh, Menjadi hal kecil baginya. Jabatan sebagai CEO perusahaan, hanyalah covernya saja untuk menutupi dan memperlancar kegiatannya di duniah bawah.
Dahulu, Akhtar adalah sosok seorang pria yang ramah terhadap siapa pun. Senyuman selalu menghiasinya, namun semuanya itu sirna dan berubah menjadi manusia berjiwa seperti iblis. Dikarenakan oleh satu wanita dari masa lalunya, mengguras habis hartanya dan wanita itu membuat dirinya bermusuhan dengan sahabatnya sendiri, yaitu pemimpin dari kelompok Wars. Dan kini, wanita itu entah dimana keberadaannya. Wanita yang super licik dan cerdas dalam dunia bisnis, menggecoh lawan dengan kecantikannya.
Kkreekk...
Pintu ruang tindakan terbuka, Evan dengan perlahan keluar dari ruangan tersebut.
" Tuan, bagaimana keadaan Aqilla? " Tanya Meyra dengan perasaan sangat khawatir.
Begitu pula dengan Akhtar dan Jason, ia memberi kode dengan tatapan matanya. Meminta Evan untuk menjelaskan kondisi Aqilla.
" Fuuhh, kali ini. Aku meminta pertanggungjawabanmu Tar, wanita itu sedang kritis. Terlambat sedikit saja, nyawanya tidak akan tertolong. Ginjal sebelah kanannya sudah hancur, pendarahan besar terjadi. Untuk itu, secepatnya kau harus mencari pendonor ginjal untuknya. Walaupun setelah operasi, harapan untuk hidupnya sangat kecil, namun itu bisa membantunya bertahan. " Evan menghembuskan nafasnya sangat kasar, tak tega untuk menyampaikan apa yang terjadi pada Aqilla.
Meyra mendenger penjelasan dari Evan, langsung tak sadarkan diri. Evan meminta perawat disana untuk menangganinya, karena Evan tau. Saat ini, saudaranya itu sedang butuh dirinya. Akhtar bersender pada dinding, tiba-tiba langsung merosot duduk kelantai. Merasakan suatu rasa kekhawatiran dan perasaan bersalah yang amat sangat besar, menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan menanggis.
" Tar, sebenarnya siapa wanita itu? Apa dia adalah calon kakak ipar? Sungguh beruntungnya dia, mendapatkan seorang Akhtar Wijaya yang kaya raya. Heh..." Evan menyengir.
Akhtar masih dalam diamnya, tidak tau apa yang sedang ia pikirkan.
" Hem, baiklah. Jason, secepatnya harus ada pendonor. Jika tidak..." Evan berhenti bicara.
" Periksa ginjalku ." Tiba-tiba Akhtar mengajukan dirinya.
" Wow, bener nih. Lu nggak main-main kan?". Evan menatap Akhtar dengan penuh selidik.
Jason pun tak kalah terkejut, dengan pernyataan bosnya yang tiba-tiba. Siapa pun sudah bisa menebaknya, bahwa akhtar mempunyai perasaan suka terhadap Aqilla. Hanya saja egonya yang terlalu tinggi, ia engan mengatakannya.
" Oke, let's go my brother. Semoga cocok, dirimu dan dirinya berada dalam satu tubuh. Woow, sungguh kejutan." Evan menjadi sumrigah, sepupunya ini mulai berubah.