Perjalanan Cinta Boss Mafia
" Tuan! Maafkan saya. Saya berjanji tidak akan menggulanginya kembali. Tolong beri saya kesempatan satu kali lagi tuan." Kata seorang pria yang sedang berlutut, memohon maaf atas perbuatannya.
Tubuh pria tersebut bergetar ketakutan dan dengan keringat yang menggalir, bahkan untuk menatap orang yang sedang ia hadapi pun tak sanggup ia lakukan.
" Apa harus saya ulangi kembali peraturan yang telah kau ketahui tentangku, hah! Sekali penghianat, tetaplah penghianat!! So, saya suka akan hal ini. Karena tanganku ini sudah lama tidak berolahraga kecil. Sungguh terasa sangat kaku, dan sekarang saya beri kamu pilihan. Kamu ingin saya bermain dengan cara yang halus, atau sedikit menggunakan kekerasan, tikus kecil?" Suara Akhtar terasa sangat menyeramkan, serigai kecil yang ia berikan. Suatu pertanda akan terjadi pertumpahan darah.
" Tolong tuan, ampuni saya. Saya berjanji tidak akan menggulanginya kembali, ampuni saya tuan. Saya mohon, anak dan istri saya masih sangat membutuhkan saya tuan. Tolong ampuni saya tuan." Pria itu terus memohon ampun, dengan tubuh yang sangat bergetar. Tubuhnya sudah penuh luka, dan darah yang menggalir dibeberapa bagian tubuh akibat dari siksaan yang ia terima sebelumnya.
" Hem! Sia-sia saja kamu terus memohon padaku, seharusnya kamu gunakan otakmu untuk patuh terhadap peraturan yang ada. Tapi kamu malah memilih untuk melanggarnya, heh." Akhtar mencengkram rahang pria itu dengan sangat kuat, hingga pria itu meringgis kesakitan.
" Ampuni saya tuan, saya mohon." Pria tersebut terus memohon ampunan.
" Lama-lama, kamu membuatku muak. Cepat katakan pilihanmu, tidak usah terus memohon, karena saya tidak akan menggabulkannya." dengan sedikit menaikkan sudut bibirnya, Akhtar menyeringai seperti singa.
Pria itu menanggis dan terus memohon ampunan dari tuannya. Namun, Akhtar tetaplah Akhtar. Tidak akan memberikan ampunan kepada siapapun yang berkhianat kepadanya.
" Tutup mata dan mulutnya! Ikat tangan dan kakinya, sekarang!!!". Perintah Akhtar kepada bawahannya dengan suara yang sangat keras dan juga menyeramkan.
Pria itu akhirnya pasrah dengan apa yang akan ia terima, kesalahan yang ia lakukan sudah membuat tuannya murka. Menggelapkan dana perusahaan dengan nominal yang sangat fantastis, walaupun bagi Akhtar. Uang dengan jumlah seperti itu, dengan sangat mudahnya ia dapatkan kembali dengan hitungan detik.
" Berikan mainan saya! Tangan ini sudah sangat gatal untuk menggunakannya." Bawahannya dengan cepat memberikan sebuah pedang samurai yang ketajamannya bisa memutuskan tulang.
Crush...
Crush...
Crush...
Suara gesekan samurai itu pada tubuh sang pria, membuat pria tersebut tewas seketika. Tubuhnya dibagi menjadi beberapa bagian, lalu Akhtar tersenyum dengan sangat tipis.
" Kalian urus ini! Jangan lupa, berikan santunan kepada keluarganya, agar mereka bisa hidup dan memulai yang baru, hahaha." Tawa Akhtar terdengar sangat menyeramkan di seluruh ruangan itu, lalu ia meninggalkan ruangan tersebut dan para bawahannya yang lain membereskan tubuh pria malang itu.
" Hei, kau lihat. Ternyata bos kita sangatlah menggerikan." Ujar bawahan I.
" Ssssttt !!! Kau ini, beraninya. Bukannya kita sudah terbiasa melihatnya melakukan hukuman seperti ini." Balas bawaham II.
" Iya juga ya, tapi disetiap tuan akan menghukum orang. Nafasku menjadi sangatlah pendek dan seakan-akan berhenti. " Bawahan 1.
" Hhhmmm. Ini sudah menjadi makanannya sehari-hari, bahkan dalam sehari ia bisa membunuh puluhan orang dengan tangannya sendiri." Bawahan 2 bergidik ngeri.
" Benar, bahkan wajahnya tidak menampakkan ekpresi sedikitpun. Disaat ia tertawa setelah selesai membunuh, aku merasa seperti terkena tusukan samurainya. Entah bagaimana nanti istrinya tuan, bakalan merinding nggak ya kayak kita? Melihat auranya tuan saja, orang-orang pada ketakutan." Bawahan 1.
" Iiss kau ini, kenapa malah jadinya curhat. Kalau mau curhat, sono no sama mamah dan aa'. " Bawahan 2 memasang muka sinisnya.
" Mamah dan aa' siapa emangnya? bisa ya buat curhat?". Bawahan 1 dengan memasang wajah polosnya yang seakan-akan tanpa dosa (Gimana nggak punya dosa, lah kerjaannya nyelesaiin hidup orang. Ya nggak! Hehehe).
" Ya ampun, ah sudahlah. Cepat bereskan semuanya, lama-lama disini membuatku mual dengan baunya ini." Bawahan 2 menunjukkan gaya seperti orang mau muntah.
Mereka pun segera membereskan mayat pria itu, mereka berdua tidak mau mendapatkan amukan dari tuannya yang bagaikan malaikat pencabut nyawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
🥰Siti Hindun
sadis.. izin mampir kak
2024-11-23
0
Manggu Jimbau
suka ceritanya semangat 👍
2023-03-09
0
Bunda
sadis
2023-01-29
0