Merupakan seri kelanjutan dari Novel Benua Teratai Biru vol pertama.
👉 bagi yang baru mampir, silakan baca novel pertama dengan judul yang sama.
_____________
Dunia Kultivator. Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga semua orang berusaha untuk menjadi kuat.
Qing Ruo adalah seorang pemuda yang memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah. Kelemahannya itu menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
Tiba-tiba keberadaannya yang dipandang sebelah mata mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? simak dan ikuti terus Sang Penguasa Benua Teratai Biru Vol 2. Semoga tetap suka.
👉 Update setiap hari jam 04.00 WIB.
👉 Mohon tinggalkan jejak, like dan komen.
Terima kasih 🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Melawan Ye Dongli.
" Anak muda selalu bertindak gegabah, bahkan tidak dapat mengukur kemampuannya sendiri. Anak muda jangan menuruti keinginanmu!" sambil berdiri yang disertai dengan geliat tubuh sang Naga.
" Roar..." sang Naga meraung sambil menatap Qing Ruo dengan tajam.
Qing Ruo tersenyum santai.
" Apakah maksud anda Ye Huang yang terbunuh itu?"
Tiba-tiba raut wajah Ye Dongli berubah masam. Wajahnya yang tenang sebelumnya kini tampak mulai memerah.
" Kamu!" teriaknya keras sambil menunjuk ke arah Qing Ruo dengan tangan bergetar.
" Yang Mulia, apakah ada yang salah?" Dengan wajah polos.
Ye Dongli yang sudah hampir tidak mampu menahan diri itu masih berdiri pada tempatnya sambil menatap Qing Ruo dengan tajam. Satu-satunya hal yang membuat dia masih menahan diri adalah ketenangan Qing Ruo dan tingkat kultivasi yang tidak terbaca.
" Yang Mulia, sepertinya kata-kataku benar. Saat itu jika saja putra anda yang malang itu tidak gegabah, dan tidak menuruti keinginannya, mungkin saat ini dia masih bisa hidup."
Setiap kata yang dilontarkan oleh Qing Ruo mengenai kematian Ye Huang membuat wajah Ye Dongli semakin memerah, bahkan urat biru mulai muncul di keningnya, sedangkan Qing Ruo yang melihat Ye Dongli mulai emosi merasa senang, sambil mengedarkan kekuatan Tapak Naga Emas Ilahi secara diam-diam.
" Argh..." teriaknya tanpa dapat menahan diri lagi langsung melesat ke arah Qing Ruo.
" Dhuar...." ledakan dahsyat mengguncang tempat itu saat pukulan mereka berdua beradu.
" Swhus... Swhus..." mereka berdua terlempar mundur.
" Baji**n dia ternyata sangat kuat," batin Ye Dongli sambil merasakan tangan yang kebas.
Di hadapannya, Qing Ruo yang juga merasakan kebas pada telapak tangannya.
" Hm..., sebagai seorang pendekar Dewa Langit tingkat puncak, kekuatan anda ternyata ternyata cukup mengecewakan. Pukulan yang baru anda lepaskan itu seperti semut yang sedang merayap di telapak tanganku" Qing Ruo memprovokasi.
" Ternyata kamu pendekar dewa langit tingkat puncak juga. Tidak heran kamu begitu sombong, bahkan dengan berani masuk ke tempat ini." sambil mengedarkan kekuatan puncaknya.
" Swhung.... " udara beretar. Di belakang tubuh Ye Dongli muncul lingkaran merah dengan kekuatan api matahari.
" Roar..." sang naga mulai bergerak sambil melepaskan kekuatan puncaknya untuk menekan Qing Ruo.
" Apakah ini jurus Tapak Matahari yang terkenal itu?" tanya Qing Ruo sambil menatap Ye Dongli dengan tenang.
" Kamu telah memasuki ruangan ini, maka aku akan mengubahmu menjadi abu!" sambil melesat menyerang.
" Roarg..." Sang Naga lalu melepaskan semburan api merah dan memenuhi ruangan.
" Dhuar...dhuar..." pukulan Qing Ruo dan Ye Dongli beradu.
Walaupun ruangan itu telah dipenuhi oleh api, tetapi Qing Ruo bahkan tidak terpengaruh oleh api tersebut, sehingga membuat Ye Dongli begitu terkejut.
Qing Ruo hanya bisa tersenyum. Menurutnya kekuatan api yang dilepaskan oleh naga merah tersebut sangat luar biasa, terutama dengan kekuatannya sebagai hewan tingkat dewa surga, bahkan api itu dapat membunuh pendekar Dewa bumi dengan mudah. Walaupun demikian kekuatan api itu tidak sekuat dengan kekuatan api yang Qing Ruo rasakan di dalam lubang penjara hitam di Klan She sebelumnya.
Sang Naga merah yang melihat Qing Ruo tidak terpengaruh oleh kekuatan tekanan apinya tersebut lalu meningkatkan kekuatan serangan apinya.
" Naga jelek, kamu memiliki lawan yang sepadan!" ucap Qing Ruo sambil tersenyum.
" Swhus... Swhus..." Huo Mingzhi dan Huo Zhaodao keluar dari dunia jiwa. Kedua Qilin Api itu langsung menyerang sang naga merah dengan brutal.
" Dhuar... dhuar..." ledakan keras memekakkan telinga saat serangan makhluk langit itu beradu.
" Kamu ternyata berasal dari kekaisaran Hanguo!" Ye Dongli terkejut saat melihat kemunculan dua Qilin api itu.
" Yang Mulia, anda hanya asal menebak. Aku bukan dari kekaisaran Hanguo," ucapnya sambil melepaskan pukulan tapak emas naga Ilahi.
" Dhuar...dhuar..." ledakan dahsyat bergema di dalam ruangan itu.
Ye Dongli begitu terkejut saat menyadari tangan kanan Qing Ruo yang dilapisi oleh sisik-sisik emas, terus melepaskan pukulan yang mengerikan kearahnya.
" Apakah kamu dari kekaisaran Luan?"
" Aku bahkan tidak berasal dari wilayah timur," ucap Qing Ruo sambil bergerak menghindar dan menyerang Ye Dongli.
" Mongzhi, Zhoudao, cukup main-mainnya, bunuh naga itu jelek itu."
" Baik penguasa," jawab Qilin Api itu bersamaan.
Sang naga merah begitu murka saat Qing Ruo terus menyebutnya dengan naga jelek.
Ye Dongli yang menerima serangan dan pukulan Qing Ruo semakin penasaran saat kedua Qilin Api itu memanggil Qing Ruo dengan sebutan penguasa.
" Tempat ini adalah kelemahan dari teknik pengendalian waktu, karena kekuatan poros bumi menekan keseimbangannya, tetapi dua detik itu cukup." batinnya.
" Zhoudao, Mingzhi, sekarang!" teriaknya sambil melepaskan lingkaran teknik pengendalian waktu pada Sang Naga.
" Swung..." udara bergetar.
" Dhuar....dhuar....." ledakan dahsyat mengguncang tempat itu dengan terlemparnya tubuh sang naga yang telah terpotong dua.
" Tidak!" Teriakan Ye Dongli panik saat melihat hewan pelindung kekaisaran itu terbunuh begitu mudah.
" Ba-bagaimana mungkin!" dengan bibir bergetar.
Kepanikan dan keterkejutan Ye Dongli itu langsung digunakan oleh Qing Ruo untuk melepaskan pukulannya.
" Swhus..." tapak penghapus langit muncul dan menghantam tubuhnya.
" Dhuar..." ledakan keras bersamaan dengan tubuhnya yang terlempar hingga menghantam dinding ruangan.
" Argh..." teriaknya kesakitan.
" Ba-bagaimana mungkin," ucapnya dengan tatapan tidak percaya menatap kearah Qing Ruo.
" Swhus...." rantai petir keemasan muncul dan melilit tubuhnya.
Matanya yang tajam tiba-tiba menyadari sesuatu saat melihat lilitan rantai petir itu.
" Aura ini," batinnya sambil menatap Qing Ruo dengan tajam.
" Apakah kamu mengenal Luo Gu dan Luo Ying?" tanya Ye Dongli penasaran.
" Oh, Ternyata anda mengenal pengkhianat itu." Sambil tersenyum kecil.
" Tu-tuan, Apakah Anda benar-benar mengenal mereka?"
" Tentu saja, kami berasal dari klan yang sama, hanya saja mereka adalah trah kedua. Mereka berlima telah mati di ujung pedang ini!" sambil mengeluarkan pedang Xue Luo.
" De-dewa," batinnya sambil menatap Qing Ruo yang telah mengubah tampilan wajahnya ke bentuk yang asli dengan lekat.
" Tu-tuan, ampuni aku," ucap Ye Dongli sambil berlutut dengan wajah pucat pasi. Dia akhirnya menyadari kekalahannya bukan karena dia lemah tetapi yang dihadapinya adalah seorang Dewa.
Qing Ruo menggelengkan kepalanya.
" Kamu bertindak terlalu jauh. Kamu bahkan menahan Jenderal Yan Xiao Er."
" Apakah Yan Xiao Er adalah utusan anda, tuan ?"
" Benar, akulah yang meminta Yan Xiao Er menyampaikan ide perdamaian tersebut. Tujuanku adalah supaya tidak terjadinya kekacauan di wilayah Timur ini, tetapi kamu justru menangkap dan memenjarakannya!"
Ye Dongli diam tak berkutik.
" Tuan, ijinkan aku memperbaikinya sekali lagi!" Dengan wajah memohon.
Qing Ruo terdiam sesaat. Menyelesaikan kekacauan ini, dia memang memerlukan tenaga sang kaisar.
" Ye Dongli, kini hanya tersisa empat hari lagi, apa yang bisa kamu lakukan?"
" Aku berjanji akan tetap melakukannya." Dengan wajah sungguh-sungguh.
" Baik, tetapi lakukan sesuai dengan caraku yang di sampaikan oleh Yan Xiao Er sebelumnya!"
Tiba-tiba Ye Dongli terdiam dengan wajah lesu. Mengajukan perdamaian dengan kekaisaran Hanguo adalah sesuatu yang sangat berat untuk dilakukan.
" Tu-tuan, itu..."
" Apakah kamu tidak mau?" Dengan tatapan tajam.
" Tapi tuan..."
" Jika kamu tidak mau, maka akan ada orang lain yang menggantikan kedudukan sebagai kaisar." sambil mengeratkan lilitan rantai jiwa.
" Tuan, aku bersedia," jawabnya dengan cepat.
" Baik." Sambil menembakan sesuatu pada Ye Dongli.
" Itu adalah kekuatan darahku yang merupakan kekuatan pengurung jiwa. Jika kamu berkhianat, maka kekuatan itu akan meledakkan kepalamu." dengan senyum santai.
" Tuan, lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"
" Pertama, lepaskan Yan Xiao Er. Kedua, kirim pasukan elit Matahari Timur ke wilayah perbatasan kekaisaran Meng untuk menyebarkan informasi perdamaian yang telah kamu lakukan dengan kekaisaran Hanguo. Minta mereka untuk masuk dan menyusupi kota-kota terdekat. Tiga, aku ingin kamu pergi menemui Qiang Yonggan!"
Dengan wajah lemah Ye Dongli menyanggupi perintah tersebut.
" Tuan, bagaimana dengan Qiang Yonggan. Apakah dia bersedia menerima usulanku?"
" Pergi dan temui saja dia, Jika dia menolak, aku akan memberinya pelajaran. Bergerak sekarang juga. Aku akan menunggu kabar baik itu."
" Tuan...."
" Ada apa lagi?"
" Sekarang aku telah menjadi hambamu, bolehkah aku tahu nama tuan?"
Qing Ruo terdiam sesaat.
" Namaku Qing Ruo." dengan singkat.
" Apakah maksud tuan, Luo Qing Ruo?"
" Cukup Qing Ruo saja!"
" Baik tuan." Sambil menangkupkan tangannya lalu meninggalkan tempat itu.
" Huo Mingzhi, Awasi dia." baik penguasa sambil mengikuti Ye Dongli diam-diam.
Qing Ruo menghempaskan nafas panjang sambil menghampiri jasad Naga merah. Setelah mengambil inti jiwanya, Qing Ruo lalu membakar jasad naga merah itu dengan api putih, dan menghapus jejak pertempuran yang ada di dalam ruangan itu.
" Zhoudao, beristirahatlah!" sambil meminta Qilin Api Ungu itu kembali ke dalam dunia jiwa.
" Masih ada waktu," ucapnya lalu mengambil sikap duduk dan mulai memulihkan kekuatannya di dalam ruangan itu.