NovelToon NovelToon
Gadis Milik Raja Macau

Gadis Milik Raja Macau

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Action / Cintamanis / Fantasi Wanita
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Atas desakan ayahnya, Poppy Yun datang ke Macau untuk membahas pernikahannya dengan Andy Huo. Namun di perjalanan, ia tanpa sengaja menyelamatkan Leon Huo — gangster paling ditakuti sekaligus pemilik kasino terbesar di Macau.

Tanpa menyadari siapa pria itu, Poppy kembali bertemu dengannya saat mengunjungi keluarga tunangannya. Sejak saat itu, Leon bertekad menjadikan Poppy miliknya, meski harus memisahkannya dari Andy.

Namun saat rahasia kelam terungkap, Poppy memilih menjauh dan membenci Leon. Rahasia apa yang mampu memisahkan dua hati yang terikat tanpa sengaja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Andy meraih dagu Poppy dengan kasar.

“Mau jual mahal sampai kapan, hah? Malam ini aku akan membuatmu menyesal,” desisnya dengan wajah muram.

Tubuh Poppy semakin panas akibat obat yang dicampurkan Andy, namun tekadnya tidak melemah. Dengan sisa tenaga, ia mencakar wajah Andy sekuat yang ia bisa.

“Aaargh!” jerit Andy. Empat garis merah langsung tampak jelas di wajahnya.

“Wanita tidak tahu diri!” maki Andy, mengangkat tangannya hendak menampar Poppy.

Namun sebelum tangannya sempat bergerak—

Bruk!

Sebuah tendangan keras mendarat tepat di perut Andy.

Andy terlempar ke belakang dan terjatuh sambil meringis kesakitan.

“Aaakh…!”

Ia memegangi perutnya, tubuhnya melipat menahan rasa sakit.

Leon berdiri di depannya, dingin dan penuh amarah.

“Seorang pria menindas seorang gadis, dan lebih rendah lagi kau berani mencampur obat ke dalam minumannya.” Suara Leon tajam seperti bilah. “Jika penerus keluarga Huo sepertimu, itu adalah kehinaan.”

Andy tercekat, tidak mampu berdiri tegak.

“Paman…” Poppy mencoba berbicara, tubuhnya lemah dan panas. “Aku… aku kepanasan…”

Leon segera melepas jasnya dan menyelimuti Poppy dengan lembut namun sigap.

“Bertahanlah. Aku di sini,” ujarnya pelan, berbeda 180 derajat dari sikapnya pada Andy.

Tanpa ragu, Leon mengangkat Poppy ke dalam gendongannya.

Ia menatap keponakannya untuk terakhir kali malam itu.

“Andy Huo, pulanglah dan siapkan dirimu untuk menerima hukuman,” kata Leon tegas.

Leon berbalik dan melangkah pergi membawa Poppy, meninggalkan Andy yang tergeletak di lantai, menggigit bibir menahan rasa sakit dan kemarahan.

***

Di dalam mobil.

“Cepat ke rumah sakit!” perintah Leon dengan suara tajam, mendekap Poppy di dalam lengannya.

“Baik, Bos!” jawab Vic sambil menambah kecepatan.

Poppy menggeliat lemah. “Panas… sekali…” ia meraih jas Leon, hendak melepaskannya dari tubuhnya.

Leon segera menahan, menarik kembali jas itu untuk menutupi gadis tersebut. “Tetap pakai ini. Kau harus tahan, sebentar lagi kita sampai.”

“Apa yang… aku minum…? Kenapa rasanya… tidak nyaman…” Poppy terengah, tubuhnya gelisah tak bisa diam.

Leon menggenggam kedua tangan Poppy kuat-kuat. “Poppy Yun, dengarkan aku. Tetap sadar. Lawan efek obatnya.”

“Bos…” Vic melirik lewat kaca spion, suaranya tegang. “Efek obatnya sangat kuat. Dia masih muda… aku takut tubuhnya tidak mampu menahan lama.”

“Makanya cepat!” Leon hampir membentak. Cairan emosi yang jarang ia tunjukkan, panik, khawatir, marah, semuanya campur jadi satu.

Poppy kembali meronta, tubuhnya tidak nyaman seolah dipenuhi jarum halus menusuk dari dalam. “Lepaskan… aku… panas… sakit…”

Leon memeluknya lebih kuat namun tetap hati-hati. “Poppy, dengar aku. Tarik napas. Jangan menyerah.”

Mobil melaju kencang membelah jalanan malam.

Beberapa saat kemudian.

Poppy akhirnya tertidur pulas setelah disuntik obat penenang dan diberikan obat pereda rangsangan yang mempengaruhi sistem sarafnya.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Leon dengan suara rendah namun tegang.

"Nona Yun sudah mulai stabil," jawab Mark, dokter sekaligus sahabat Leon, sambil mengecek monitor detak jantung Poppy. "Untung saja kau membawanya ke rumah sakit secepat mungkin. Jika terlambat sedikit saja, keadaannya bisa jauh lebih buruk. Dalam beberapa jam, dia akan sadar."

"Pastikan obat itu benar-benar keluar dari tubuhnya. Dia masih terlalu muda ... dia tidak akan bisa bertahan jika sisa obat itu tetap bereaksi," tegas Leon, tatapannya gelap.

"Tenang saja," jawab Mark sambil merapikan alat medisnya. "Aku juga tidak menyangka Andy bisa melakukan hal sekeji itu. Tapi… apa rencanamu selanjutnya? Dia itu bagaimanapun tetap anak dari kakakmu."

Leon menggertakkan rahangnya. "Tidak peduli dia anak siapa. Tindakannya hari ini sudah keterlaluan."

Mark mendesah pelan. "Setidaknya kau harus memberikan penjelasan pada gadis ini nanti. Dia pasti kebingungan."

Leon menatap Poppy yang masih tertidur, wajahnya pucat dan lemah. “Tolong awasi dia. Kalau terjadi apa pun, hubungi aku.”

Mark mengangguk. Leon pun meninggalkan ruangan dengan langkah berat.

Keesokan harinya.

Poppy yang baru sadar perlahan membuka matanya. Dalam sekejap tubuhnya menegak—bangkit dengan napas memburu.

“Kenapa… kenapa aku bisa di rumah sakit?” gumamnya panik, matanya menelusuri ruangan asing itu.

Ia mencoba mengingat.

“Semalam…,” bisiknya, wajahnya berubah pucat saat potongan-potongan kejadian mulai muncul satu per satu dalam kepalanya.

“Brengsek itu mencampur obat ke dalam minumanku… di mana dia sekarang?” geram Poppy sambil mencabut jarum infus dari tangannya. “Andy Huo, jangan kira hanya karena kau dari keluarga kaya aku akan takut padamu!”

Beberapa menit kemudian, setelah mengganti pakaian, Poppy langsung keluar dari rumah sakit dengan wajah murka.

“Akan kutunjukkan padamu bagaimana rasanya dipermalukan di depan orang tuamu,” gumamnya, melangkah cepat menuju taxi.

Mansion keluarga Huo.

Brak!

Suara meja dipukul keras oleh Alan, membuat seluruh ruangan tegang. Wajah sang kepala keluarga memerah karena marah.

Alan duduk tegap, di sebelahnya William dan Cecil. Leon duduk sendiri di sofa lain, terlihat tenang namun aura dinginnya kuat.

Sementara Andy berdiri menunduk, gelisah.

“Tidak berguna!” bentak Alan. “Kau benar-benar mempermalukan keluarga ini! Bagaimana bisa kau melakukan hal seperti itu?! Poppy bukan orang asing. Walaupun kalian tidak lagi bersama, hubungan keluarga kita dengan ayahnya masih baik!”

“Pa… lagi pula Poppy sudah tidak apa-apa. Dia diselamatkan Leon. Kita sudah bertanggung jawab,” bela Cecil.

Leon menoleh, tatapannya tajam.

“Kakak ipar, Andy bukan anak kecil. Dia mencoba merenggut kehormatan seorang gadis. Sebagai ibu, bukannya menegur, kau malah membelanya. Kalau aku tidak ada di sana, apa yang terjadi? Dan kalau hal ini menimpa putrimu sendiri, apakah kau bisa diam?”

“Leon, tidak perlu diperbesar. Gadis itu baik-baik saja, kan? Jadi kenapa harus mengungkitnya lagi?” ujar Cecil.

“Diam!” bentak Alan. “Cecil, anak ini jadi begini karena kau memanjakannya!”

“Pa… Andy masih muda. Kita bisa beri nasihat kalau dia salah,” timpal Cecil lirih.

“Nasihat?! Masih muda?!” Alan hampir memukul meja lagi. “Umurnya hampir tiga puluh! Itu sudah dewasa, bukan remaja! Sampai kapan dia harus dinasehati?!”

William menghela napas panjang. “Pa, mengenai masalah ini memang kesalahan Andy. Aku akan membawanya menemui Poppy dan meminta maaf.”

Namun Andy tiba-tiba bersuara, nada suaranya tidak tahu malu.

“Kakek, Pa… Poppy sudah dibawa ke rumah sakit. Lagi pula, dia itu tunanganku. Bukankah wajar kalau kami—”

“Tidak tahu malu!” tegur Alan.

Leon berdiri, suaranya tegas dan dingin.

“Kau jangan lupa, Poppy Yun sudah memutuskan hubungan kalian. Dan sekarang, pergi ke ruang altar dan berlutut.”

“Leon…” Cecil mencoba menahan.

Leon menatapnya datar.

“Kenapa? Aku sedang mendidik keponakanku. Atau kau sebagai ibu juga mau dihukum?”

Cecil langsung terdiam, bibirnya bergetar.

William menepuk bahu Andy dengan keras.

“Andy, akui kesalahanmu. Kali ini kau sudah keterlaluan.”

“William, cukup suruh Andy minta maaf. Itu saja sudah menginjak harga dirinya. Kenapa harus berlutut segala? Tubuhnya sedang lemah,” ujar Cecil, memandang Andy dengan wajah memelas.

William hendak menjawab, namun sebuah suara lain memotong dengan tajam:

“Sejak awal, putramu memang tidak punya harga diri.”

Semua kepala menoleh.

Poppy berdiri di ambang pintu, wajah dingin, tatapan tajam menusuk Cecil dan Andy.

“Lemah?” Poppy mendengus sambil melangkah masuk. “Pria yang bisa bermain dengan beberapa wanita kau sebut lemah? Bibi, walau dia anakmu, bukan berarti kau bisa membiarkan dia menindas anak orang lain.”

Cecil mendadak kaku, tidak menyangka gadis itu benar-benar datang.

Poppy terus berjalan, berdiri tepat di tengah ruangan.

Suasana langsung membeku.

“Kau memanjakan dia bertahun-tahun, dan lihat apa hasilnya? Anakmu mencampurkan obat ke minuman orang, apakah itu kelemahan? Atau kelicikan?” suara Poppy naik sedikit, tapi tetap tegas.

1
Rahma Inayah
lanjut thor
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
Poppy keren
Rahma Inayah
skak matt Cecil GK BS jawab LG ucapan Popy
Maria Lina
bisa gk sih thor doble up nya
Rahma Inayah
gaspol Poppy jgn kasih kendor Andy dan ibu nya yg Mash bela anaknya walau SDH salh anknya
merry
hajar pop ksh tau bpkmu itu lohh 😄😄😄biar di hajarr tu buaya darat
Rahma Inayah
Popy dilawan 💪💪💪semantr poppy
Rahma Inayah
sebntr LG paman Leon akan menolong mu pppy
Nwong 8142
bagus Poppy maju 👍👍💪💪
Naufal Affiq
Dimana leon,poppy dalam bahaya
Nwong 8142
tenang saja ada paman leon Poppy pasti selamat ,kau Andy tunggu pembalasan Poppy 😄😄😄
Nwong 8142
haduhhh salah cari lawan nihh cewek,Poppy di lawan 😄😄
Rahma Inayah
km pikr dgn memutr blkkan fakta bisa membuat malu Popy .km blm tau Nisa siapa Popy sebernya dia wanita strong GK perlu dia pria SPT Andy utk di perebutkan
Rahma Inayah
pede amat km andy
Melinda Cen
lanjut
merry
mmy popi dh meninggal gt,,, jjur ajj x tntg mmy popi
Dian Fitriana
update
Rahma Inayah
awas Leon nnt kebeblasn sma2 hanyut dlm perasaan dan nafsu
Akai Kakazain
waow poppy👏😍 cahyo thor💪🫰
Rahma Inayah
SMA sama ciuman pertma Leon dan Popy ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!