Ardian Pramana seorang pria tampan yang arogan sombong yang hobinya balapan liar dan suka mempermainkan wanita hingga membuat kakeknya resah karena dia adalah cucu tunggalnya hingga ia ingin mencari jodoh untuk sang cucunya,
karena pringai sang cucu seperti itu maka ia meminta tolong sahabatnya yg kebetulan memiliki pondok pesantren An Nur dan berharap agar salah satu santriwati berkenan agar menjadi istri sang cucu.
Apakah ada dari mereka yang bersedia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Mahar 2
Perjalanan menempuh satu setengah jam pun telah berlalu. Kini mobil yang di naiki Ardiyan dan Anisah pun telah sampai di Rumah Mahar' pemberian kakek. Rumah berlantai dua yang tidak terlalu besar namun memiliki halaman yang indah membuat Anisah terpesona.
Tak lama pintu gerbang pun terbuka nampak lelaki paruh baya menundukkan kepala dan membuka pintu mobil untuk Anisah dan Ardiyan.
"Selamat datang tuan dan nona muda saya mang Diman yang menjaga rumah ini" ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya.
"Hmmm" di bales Ardiyan dengan deheman saja, dan Anisah hanya mengangguk saja.
Dan dari pintu muncul seorang wanita paruh baya sambil tersenyum.
"Ini Asih istri saya yang akan membantu nona muda" ucap mang Diman lagi.
"Selamat datang tuan dan nona muda saya Asih panggil saja bi Asih" ucap Bu Asih sambil membungkukkan badan tanda hormatnya dan hanya di balas anggukan oleh Anisah
Namun tidak dengan Ardiyan dia langsung masuk ke dalam rumah meninggal mereka dan ikuti oleh Anisah dan bi Asih.
Anisah terkagum-kagum melihat isi di dalamnya rumah minimalis bernuansa putih yang memiliki dekorasi yang indah membuat mereka yang menempati akan merasa nyaman.
Mereka menuju kelantai atas terdapat dua kamar yang berjejer dan Ardiyan menghentikan
"Kita tak mungkin sekamar, jadi ini kamu ku! dan itu kamarmu" ucapnya sambil memasuki kamar yang dia sebutkan tanpa menoleh sedikit pun pada Anisah.
"Baiklah suamiku aku akan menuruti keinginan mu. permainan baru di mulai" batin Anisah dan tersenyum di balik cadarnya.
Anisah pun memasuki kamar yang di tunjukkan oleh Ardiyan. Kamar yang indah bernuansa hijau muda ia melihat sekeliling kamar tersebut terdapat sebuah ranjang bersepraikan bunga-bunga berwarna putih bercampur hijau, ada sebuah sofa panjang berwarna crem dan di sisi samping ranjang ada meja rias dan sebuah lemari lemari pakaian.
"maa syaa Allah kamar yang indah" batin Anisah.
Anisah pun masuk sebelumnya ia mengunci pintu kamarnya lalu membuka cadarnya ia pun berbaring di ranjangnya lalu ia mengambil ponselnya dan sepertinya ia sedang menghubungi seseorang dan tak lama hp pun di matikan.
"Baiklah suamiku kita akan mengukir kisah kita. semoga kisah ini menjadi yang terindah"ucapnya di dalam hatinya.
Di sisi lain Ardiyan yang baru membersihkan dirinya berjalan menuju ranjang ia juga membaringkan tubuhnya tak lama ponselnya berdering. Ternyata Dika yang menghubungi nya.
"Halo ada apa?" Ucap Ardiyan
"Yan Lo masih mau balapan nggak" bales Dika.
"Kenapa?" Tanyanya lagi.
"Ada yang nantangi Lo nih" Bales Dika.
"Apa taruhannya" tanyanya lagi.
"Motor.. siapa yang kalah dia harus merelakan motornya" jawab Dika lagi.
"Kapan?" Tanya Ardiyan.
"Sabtu malam ini"
"Ya udah Lo atur aja!" Balesnya langsung menutup hpnya tanpa menunggu jawaban Dika.
Ardiyan pun memejamkan matanya dan tak lama ia tertidur dengan nyenyak.
Anisah yang baru saja terlelap di kejutkan dengan deringan hp nya.
"Assalamualaikum?" jawabnya.
"Wa'alaikumus salam" bales orang di seberang.
"Bagaimana bang? tanya Anisah.
"Alhamdulillah dia setuju"
"Alhamdulillah... terimakasih ya bang.. ya udah Nisah tutup ya Assalamualaikum" ucap Anisah lagi.
" Iya Sama\-sama...Wa'alaikumus salam" jawab orang di seberang. telpon pun di tutup. ia melirik jam.
"*Alhamdulillah sudah memasuki ashar" batinnya*
Anisah pun bangkit dari tidurnya ia berjalan menuju kamar mandi. berniat untuk membersihkan diri dan berwudhu karena ia akan melaksanakan kewajibannya.
Jangan lupa kritik dan sarannya ya 🙏😊
dan votenya🙏😉