STOP PLAGIAT!!
Kisah Seorang gadis 23 tahun bereinkarnasi menjadi tokoh antagonis dalam novel kesayangannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anviqi Park, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14. Freya Terluka
Semua kesatria langsung turun ke lapangan mencari keberadaan Freya. Chaiden juga sedang bersiap untuk masuk ke dalam hutan, yang ada di pikirannya saat ini adalah keselamatan Freya, gadis yang ia cintai.
Menyalahkan dirinya karena patuh diam di istana menjaga tuan muda, ya Chaiden menyimpulkan jika semua ini terjadi karena kelalaiannya. Jadi dia harus bertanggung jawab untuk menemukan Freya.
“Regu dua bersiap memasuki hutan!!”. Teriaknya sembari menaiki kuda.
Baru beberapa langkah kuda berlari semua berhenti mendengar suara nyaring memekakkan telinga. Senada dengan itu sosok bayangan berwarna putih keluar dari hutan terbang tinggi ke atas langit.
Semua orang berteriak ketakutan saat bayangan putih itu terbang dengan cepat mendekati tenda, berlari menjauh sebisa mungkin.
“Ketua itu...”.
“Naga putih”. Gumam Chaiden tercengang.
Tidak ada yang berani bergerak sampai naga tersebut mendarat tidak jauh dari posisi Chaiden, mengepakkan sayap mengusir siapa saja yang berada di dekatnya sampai naga tersebut perlahan mengecil memperlihatkan Freya yang pingsan di punggungnya.
“Yang Mulia!!!”.
Chaiden melompat turun berlari mendekat, langsung membawa tubuh lemah Freya ke dekapannya.
Matanya terbelalak melihat kondisi Freya penuh luka, Chaiden menggunakan jubahnya menutupi tubuh tersebut lalu memerintahkan kembali ke istana.
Jika tidak menghindar maka kalian akan terluka karena saat ini kereta kuda berlari dengan sangat cepat. Bahkan Callista mengosongkan jalanan dengan berteriak atau menyingkirkan dengan kaki naganya. Kejam memang tapi saat ini nyawa Freya sedang dalam bahaya jadi mari abaikan sejenak.
Seperempat jam kemudian mereka telah sampai, Freya langsung ditangani oleh beberapa dokter dan juga para mage, penyihir penyembuh.
Para pelayan sibuk hilir mudik menyediakan bahan pengobatan dari para mage sedangkan kesatria mulai bertugas mencari pelaku tentunya perintah dari Chaiden.
Elvis berusaha menenangkan Ray yang sejak satu jam yang lalu menangis melihat kondisi Freya, bahkan Callista yang kini sudah berubah menjadi naga kecil seukuran delapan inci ikut nimbrung menghibur putra dari Arthur tersebut.
Selama tiga hari dua malam para mage bekerja keras tanpa tidur dan sekarang mereka tepar di lantai setelah berhasil memulihkan Freya. Semua orang mulai bernafas lega melihat Freya kini terlelap dengan nafas yang teratur, perlahan istana mulai tenang.
-o0o-
Esoknya Ray yang tidur di samping Freya terbangun, mengusap mata sembari menguap lebar.
“Sudah bangun tuan muda?”. Sapa Callista yang bertengger di kepala ranjang.
Ray mengangguk menoleh ke arah Freya yang masih tidur.
“Apa ibu baik-baik saja?”.
“Iya, dia baik-baik saja. Biarkan ibumu tidur sebentar lagi, nanti dia akan bangun sendiri. Semua berkat tuan muda yang menemani dan menjaganya tetap hangat”.
“Benarkah?”.
Anggukan Callista berhasil membuat Ray bersemua senang, memberikan kecupan di pipi Freya sayang.
“Ibu tidurlah yang nyenyak nanti bisa main dengan Ray”.
Callista terkekeh melihat kepolosan Ray.
“Tuan muda memang anak yang baik”.
Dijemput oleh dayang asuh, Ray pergi untuk membersihkan diri dan sarapan. Tinggalah Callista menatap sayu gadis yang masih enggan untuk membuka mata.
“Siapa sangka kau akan terluka seserius ini, hahhhh manusia memang makhluk yang lemah”.
“Ukhhh”. Rintihan halus terdengar jelas membuat sepasang telinga naga sontak berdiri.
“Freya kau sudah sadar?”.
Benar saja secara perlahan mata indah itu terbuka, sesekali mengerjab menetralisir cahaya yang masuk.
“Cal”.
“Iya ini aku, apa kau baik-baik saja?”.
“Tubuhku rasanya kram semua”.
“Tidak apa-apa itu karena kau masih lemah, istirahatlah sebentar lagi aku akan memanggilkan pelayan”. Balas Callista seraya terbang keluar dan kembali bersama pelayan lengkap dengan nampan berisi makanan.
“Yang Mulia syukurlah anda sudah sadar, saya sudah membawakan makanan dibawah anjuran dokter”.
Freya makan dengan lahap bahkan tidak menyisakan sedikitpun. Setelah selesai berganti pakaian barulah Elvis, Chaiden, dan Ray datang. Ray bahkan tidak mau berpisah satu sentipun dengannya.
“Yang Mulia bagaimana dengan kondisi anda?”.
“Saya baik-baik saja Elvis. Semua berkat Cal yang berada di sisiku”. Elvis menatap naga putih tidur di atas bantal Freya dengan senyuman lembut.
“Maafkan saya Yang Mulia, saya gagal melindungi anda. Saya pantas dihukum”. Chaiden membungkuk dalam tidak berani mengangkat wajahnya.
“Sudahlah Chaiden, semua bukan salah siapa-siapa. Tidak ada yang tau kapan bahaya akan terjadi, anggap saja kemarin aku lengah”.
“Yang Mulia”.
“Aku tau kau sudah berusaha keras menemukan pelakunya sampai tidak tidur beberapa hari, lakukan saja perlahan tanpa menyiksa diri. Mengerti?”.
“Baik Yang Mulia”.
Freya menampikan senyum manisnya kemudian beralih pada bocah kecil sejak tadi memeluknya erat.
“Putraku sayang, terima kasih telah menemani ibu tidur. Berkat Ray tubuh ibu jadi lebih segar”.
Ray mendengar pujian dadi Freya menatap dengan mata berbinar kembali membenamkan diri di pelukan Freya.
“Ray akan selalu melindungi ibu”.
“Iya terima kasih ya sayang, jagoan kecilku”.
-o0o-
Beberapa hari sejak penyerangan itu, Freya sudah pulih sepenuhnya bahkan sejak tadi dirinya sibuk menyelesaikan pekerjaan yang menggunung bersama Elvis.
Chaiden masih sibuk menyelidiki kasus tersebut membuat Freya menyerah memintanya untuk tidak
Memaksakan diri. Pria itu bahkan mengetatkan keamanan istana dan memperbanyak jumlah kesatria. Gelarnya sebagai selir terlupakan karena kerja kerasnya tersebut.
Bicara tentang selir, Freya bertanya-tanya sejak kapan Ray akrab dengan Conan. Beberapa kali dirinya menangkap momen dimana Conan menemani Ray bermain di taman istana, apa karena mereka sama-sama ceria bisa sampai seakrab itu? Entahlah tidak ada yang tau.
Diantara semua selir, Conanlah yang termuda karena pria itu masih berusia 17 tahun. Walaupun demikian tubuh dan ketampananya benar-benar menipu, tidak ada yang tau jika Freya mempunyai selir anak ABG seperti dia.
Memiliki pribadi ceria dan manja namun kejam jika sudah marah. Elvis pernah membuatnya marah saat tidak sengaja menghancurkan rumah pohon yang sudah susah payah dibuatnya seharian penuh, alhasil Elvis berakhir babak belur dan cuti selama seminggu.
Memang sudah dari sananya Elvis sering membuat kekacauan tapi karena salah sasaran sejak saat itu dia tidak berani macam-macam dengan Conan. Mengerikan tapi lucu.
Setidaknya berkat Conan hati Freya menjadi lega sebab Ray memiliki teman bermain.
“Sepertinya aku harus memberi hadiah untuk Conan”. Gumam Freya tersenyum melihat dua insan itu dari jendela ruangan kerjanya.
“Bagaimana denganku?”.
“Gajimu kupotong karena tidak sanggup menjaga Ray dengan baik, Elvis”.
“Yang Mulia jangan kejam begitu, itu karna tugasku menumpuk sejak anda tidak sadarkan diri”.
“Oohhh apa kau menyalahkanku?”. Seketika Aura dingin datang membuat Elvis tertegun.
“T, tidak saya tidak berani hehehe”.
“Pergi ke ibukota dan belikan semua yang tertulis di kertas itu”. Ucap Freya sembari menunjuk selembar kertas di atas meja.
“Aku? Tapi....”. Elvis menelan air liur dengan susah payah melihat hawa hitam memenuhi Freya.
“Baiklah”. Balasnya berjalan keluar dengan lesu.
aku suka..
semangatt sllu yah