SIMPANAN TUAN DOUGLAS

"Entahlah." Jawaban Freya terdengar ambigu membuat pria tersebut mengeraskan rahang.

"Kau mencintainya?!" cecar pria itu mulai emosi, menatap tajam Freya.

Freya terdiam, menatap pria itu tanpa menjawab pertanyaannya. "Sudahlah, jangan bahas ini dulu. Aku ingin pulang." Freya beranjak berdiri seraya menyambarnya.

"Sebelum pergi selesaikan masalah ini dulu, Freya!" tegasnya, seraya menahan pergelangan tangan Freya agar tidak beranjak dari sana.

Freya menatap pergelangan tangannya yang di cengkram pria tersebut, perlahan dia menghempaskannya hingga terlepas. "Empat tahun bukan waktu yang sebentar!" ucap Freya pada akhirnya.

Pria tersebut tersenyum sinis mendengar hal itu. Dia mengangguk dengan raut dingin tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Freya.

"Oh, jadi sekarang kau mulai jatuh cinta padanya, Fre?" ucapnya sinis dan penuh penekanan.

Freya menatap pria tersebut, "kau tenang saja, perasaanku padanya bukanlah apa-apa karena aku hanya mencintaimu saja." Ia berusaha menenangkan pria yang selama ini menjadi kekasih gelapnya. "Aku hanya memanfaatkan kekayaannya saja, pria tua seperti Doug bukanlah apa-apa untukku." Freya menangkup kedua sisi wajah pria itu dengan penuh kelembutan. "Kamu adalah segalanya untukku, percayalah," bisiknya sebelum akhirnya bibir mereka bertaut dengan lembut.

*

Jam 9 malam. Freya baru pulang setelah seharian menghabiskan waktunya bersama kekasih gelapnya. Sampai apartemen dia dikejutkan dengan tindakan Ibu Isa yang mengeluarkan semua barang-barangnya.

"Ibu!" pekik Freya sangat terkejut bercampur emosi, mendekati Ibu Isa yang tengah meletakkan semua tas branded-nya di lantai. "Apa yang kau lakukan?!" teriaknya  sambil menatap tajam Ibu Isa, kemudian mengambil barang-barangnya dengan cepat.

Dasar nenek tua gila! Freya mengumpat di dalam hati sembari memeluk tasnya satu persatu, memperlakukan mereka layaknya anak sendiri.

Ibu Isa dengan santainya berkata, "Kau sudah tidak berhak tinggal di sini!"

"Apa kau bilang?!" bentak Freya, sangat emosi. Dia mendorong Bu Isa beberapa kali, "siapa kau? Berani sekali berkata seperti itu?!"

Bu Isa tidak menjawab pertanyaan Freya, namun dia mengeluarkan ponsel, menunjukkan sebuah video kepada wanita iblis tersebut.

Kedua mata Freya melebar sempurna ketika melihat video tersebut. Bagaimana bisa wanita tua ini mendapatkan video dirinya sedang bercinta dengan selingkuhannya?

Freya dengan cepat merampas ponsel tersebut lalu membantingnya ke lantai. "Kau lancang sekali!" teriak Freya kesetanan saat ponsel itu sudah hancur lebur mengahantam lantai. Nafasnya memburu, kedua matanya merah, menandakan kalau dirinya saat ini sangat emosi. "Kau menguntitku? Aku tidak menyangka kau bertindak sejauh ini!" bentaknya sembari menunding wajah Ibu Isa penuh kebencian.

"Aku akan melakukan apapun demi menyingkirkan wanita iblis sepertimu dari sisi Putraku! Aku tidak rela putraku hidup menderita dengan wanita sepertimu!" jawab Ibu Isa sangat santai, sembari melipat kedua tangannya di depan dada. "Video ini sudah aku kirimkan pada Doug!"

Duar!!!

Seperti di sambar petir di malam hari. Jantung Freya berdetak sangat cepat mendengar ucapan wanita tua itu.  Sorot matanya yang tadinya tajam dan penuh emosi perlahan meredup, bergetar dan tak berselang lama berlinang air mata.

"Kau!" Dengan sisa tenaganya, Freya mendekati wanita itu lalu melayangkan tamparan ke wajah Ibu Isa.

Plak!!

Bu Isa tidak melawan, karena semua yang dilakukan Freya saat ini sedang di saksikan Doug melalui kamera pengawas yang ia pasang di setiap sudut ruangan.

Like, komentar dan subscribe ya.