NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:27M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Candu

***

Devan tersenyum tipis, ini semakin menantang.

Apakah dugaannya selama ini benar.? Hatinya

tiba-tiba saja terasa hangat. Selama ini dia tidak

pernah meleset dengan feeling ataupun apa

yang di yakini nya tentang sesuatu.

Dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi

nomor Roman yang akan selalu siap kapanpun

dirinya membutuhkan laki-laki itu, walau harus

24 jam sekalipun. Asistennya itu bahkan tidak

pernah memikirkan dirinya sendiri, dia sangat

setia dan menghamba pada dirinya.

"Bagaimana..kau sudah mengumpulkan bukti

yang di butuhkan.? "

"Sudah Tuan Muda.. semua bukti sudah kita

dapatkan, besok bisa langsung di proses."

"Baiklah..berikan syok therapy dulu pada wanita

itu, biarkan dia merasa frustasi sendiri.!"

"Baik Tuan.. laksanakan.!"

"Bagaimana dengan agensi itu.? Apa kita bisa

mulai menggoyang nya.?"

"Kita bisa beraksi kapanpun Nyonya Sherin

menginginkan Tuan.."

"Hemm.. baiklah, kita akan lihat dulu apa yang

akan di lakukan oleh istriku itu "

"Siap Tuan, kami menunggu perintah anda."

"Sekarang istirahatlah, kau pasti lelah.!"

"Baik Tuan Muda, terimakasih, selamat malam."

Devan mengakhiri percakapan teleponnya. Dia

memejamkan matanya, menikmati semilir angin

yang berhembus tenang. Tidak lama dia meraih

gelas dari atas meja dan mencicipi madu jahe

yang sudah di buatkan oleh Sherin itu. Alisnya

tampak bertaut, hemm.. minuman ini terasa..

begitu hangat dan nikmat, membuat tubuhnya

terasa lebih rileks dan segar, luar biasa.. ini

adalah doping yang sehat.

Setelah menghabiskan minuman hangat itu,

Devan kembali masuk ke dalam kamar. Lalu

berdiri di pinggir tempat tidur, memandangi

sosok Sherin yang saat ini sudah menggulung tubuhnya di balik selimut bahkan sampai ke

seluruh wajahnya. Rasa malu dan canggung

membuat Sherin tidak sanggup kalau harus

kembali berinteraksi dengan Devan.

"Apa kau sudah tidur.?"

Devan bertanya sambil merebahkan tubuhnya

di sebelah Sherin yang terdiam tidak menjawab.

"Baiklah.. kau memang butuh istirahat."

Devan kembali berucap sambil menyangga

kepalanya dengan kedua tangannya. Sesaat

kemudian dia menoleh ke arah Sherin yang membelakangi dirinya. Ada segaris senyum

tipis yang kini terukir di sudut bibirnya saat

bayangan rasa manis dan lembut dari ciuman

mereka barusan kembali terlintas, ahhh.. itu

sangat mengesankan. Membuat nya ingin

kembali mengulang dan merasakannya.

"Kau tidak boleh memunggungi suamimu

Sherin. Itu sangat tidak di sarankan.!"

Sherin bereaksi, dia membuka selimut yang

menutupi wajahnya. Dengan sedikit enggan

dia berbalik, dan matanya langsung bersitatap

dengan mata Devan yang sedang melihatnya.

"Maaf, ini agak sedikit aneh bagiku. Jadi aku

mohon, berilah waktu padaku untuk dapat

beradaptasi dengan situasi ini."

"Kenapa ciumanmu sangat kaku.?"

Hahh.? Kenapa dia membahas itu lagi..?? Wajah

Sherin langsung merah padam. Dia melempar

pandangannya ke lain arah menyembunyikan

kegugupannya. Raut wajah Devan semakin

terlihat penasaran sekaligus geregetan.

"Bukankah seharusnya kau sangat lihai untuk

urusan yang satu itu.?"

"Aku..aku tidak pandai melakukan nya.!"

Elak Sherin mencoba berdalih, dia tidak mungkin

mengatakan kalau tadi itu merupakan ciuman pertamanya kan.? Itu akan terdengar sedikit menggelikan, Devan juga tidak akan mungkin

mempercayainya.

"Ya.. itu terlihat jelas.! Aku benar-benar tidak

percaya, wanita sekelas dirimu tidak pandai

melakukan hal seperti itu.!"

"Sudah, jangan bahas itu lagi.. Lagipula itu

bukanlah hal yang penting untuk di pelajari.!"

Decak Sherin sebal sambil melempar guling ke

arah Devan yang terkekeh geli melihat istrinya kalangkabut di telan kekesalan. Sherin semakin

kesal dengan reaksi tawa Devan. Dia kembali

melempar bantal ke tubuh Devan yang terlihat

menangkap nya.

"Baiklah..sekarang tidurlah.. aku tidak akan

mengganggu mu malam ini. Besok kita akan

memulai semuanya sesuai keinginan mu."

Ujar Devan sambil memejamkan matanya.

Sherin terdiam, posisi tubuh mereka berjarak

dan terhalang oleh guling. Memulai semuanya.?

Apakah dia akan di pertemukan dengan Tuan

Kertaradjasa, atau adakah yang lain.?

"Selamat malam.. semoga mimpi indah."

Lirih Sherin sambil kemudian dia mulai berdoa

dan memejamkan matanya. Berharap esok hari

semuanya akan lebih baik. Walau apapun yang

akan terjadi nanti, setidaknya saat ini dia sudah bersama dengan seseorang yang berjanji akan

selalu membantunya.

Sherin tersentak ketika tubuhnya di tarik oleh

tangan kokoh Devan kemudian di dekapnya

erat dan kuat. Untuk sesaat dia tampak kaget

dan membeku. Tubuh mereka kini merapat satu

sama lain, tangan Sherin menekan dada bidang

Devan, mata mereka saling pandang lekat.

"Apa yang akan kau lakukan pada orang-orang

yang sudah memperlakukan dirimu dengan

sangat buruk itu.?"

Deg !

Wajah Sherin tampak terkejut, dia yakin pria ini

mengetahui semua yang terjadi padanya. Wajah

Devan terlihat keras dan dingin saat ini. Ada

bara api yang menyala dalam sorot matanya.

"Akan ada saatnya untuk itu, tapi untuk saat ini

aku harus membangun kembali karirku. Akan

sedikit sulit, tapi aku yakin pasti ada jalannya."

"Aku akan memerintahkan orang-orang dari

Universal untuk menarik mu masuk.!"

"Jangan Dev, jangan libatkan dirimu untuk satu

hal ini. Aku ingin berusaha sendiri untuk karirku."

"Lalu apa gunanya peranku di sisimu.? Aku bisa

melakukan apapun untuk membuatmu segera

mencapai posisi yang kau inginkan.!"

"Tentu saja, aku sangat percaya itu. Tapi aku

tidak ingin ada campur tangan orang lain untuk

satu hal ini. Biarkan aku berusaha sendiri."

Keduanya kembali saling pandang, tangan Devan

bergerak mengelus wajah bening Sherin yang

mulai tegang dan kaku. Mata mereka semakin

terpaut dalam, menembus masuk ke kedalaman

jiwa masing-masing. Ada sesuatu yang membuat

mereka tidak mampu melepas tatapan ini.

"Kau memiliki peluang yang sangat besar untuk

naik dan mencapai posisi tertinggi. Dan aku akan

selalu ada di belakang mu, mendukungmu.!"

Jantung Sherin tiba-tiba saja bergelombang.

Apakah dirinya sedang bermimpi, ada orang

yang baru saja di kenalnya tapi sudah mampu

memberinya rasa aman serta menyatakan diri

akan selalu mendukung nya. Matanya tampak

berkaca-kaca, dia tak kuasa menahan rasa haru.

"Terimakasih Dev..walau semua ini tidak akan

bertahan lama, tapi setidaknya untuk saat ini

aku cukup bahagia karena ada orang yang

akan mendukung ku."

Lirih Sherin sambil kemudian memeluk tubuh

Devan yang membeku seketika. Pria itu tampak tegang dan sedikit gugup. Ada perasaan aneh

yang kini melingkupi jiwanya. Perasaan ingin melindungi dan memastikan bahwa wanita ini

harus selalu baik-baik saja.

Keduanya kini saling berpelukkan dalam diam.

Namun lama-lama mereka mulai merasakan

ada hawa panas yang menyeruak dan mulai membakar aliran darah keduanya. Dengan

menahan rasa malu, Sherin segera melepaskan pelukannya. Keduanya kembali saling pandang

sesaat dengan wajah yang bersemu merah.

"Tidurlah.. ini sudah malam, tubuh mu butuh

istirahat cukup."

Ucap Devan akhirnya sambil merentangkan

tangannya untuk di jadikan sebagai bantal.Tak

ingin berdebat lagi, Sherin segera merebahkan

kepalanya berbantal lengan Devan dan mencoba

memejamkan matanya. Devan tersenyum dalam

diam. Dia kembali menarik tubuh Sherin hingga

wajah gadis itu kini bersandar di dadanya.

Ada kenyamanan dan kehangatan yang tidak

terjabarkan yang membuat mata Sherin lebih

cepat terpejam, dia mulai tertidur. Sementara

Devan masih menatap dan mengamati wajah

cantik yang terlihat tenang itu.Dia memastikan

akan selalu ada di belakang wanita ini, walau

entah sampai kapan itu berlangsung.

"Sherinda.. sangat menarik. Jiwamu tercabik

oleh berbagai hinaan dan hujatan di luar sana.

Tapi kau masih bisa tertidur pulas seperti ini.."

Gumam Devan sambil mempererat pelukannya

dan perlahan mengecup lembut kening Sherin.

Dia meringis, tubuh bagian bawahnya sudah

berontak dari tadi. Tapi, dia butuh keteguhan

hati untuk melakukan semua itu. Sekuat tenaga

Devan mencoba menahan hasratnya.

***

Pagi hari yang hangat dan cerah...

Hari ini Sherin tidak memiliki kegiatan apapun.

Dia akan beristirahat di apartemen dan mencoba melihat peluang yang bisa di ambilnya. Dia sudah

memutuskan, akan mengikuti ajang kompetisi

yang di adakan oleh Universal Models..

Kalau dilihat, sudah ada sekitar 20 top model

yang ikut dalam ajang bergengsi ini. Dengan

memenangkan kompetisi ini, para model akan

mendapatkan peluang besar untuk berkarir di

pentas dunia dan salah satunya akan di kontrak

oleh Universal Ambers Studio untuk menjadi

salah satu pemeran dalam sebuah film garapan

sutradara ternama dunia.

Setelah menjalankan ibadah sholat subuh, Sherin

turun ke lantai bawah. Karena waktunya kosong,

hari ini dia bisa meluangkan waktu sepuasnya

dengan berada di dapur. Sherin membuat menu

sarapan pagi yang di rasa akan di sukai oleh

Devan. Dia memang belum mengetahui semua

hal yang berhubungan dengan suaminya itu.

Setelah selesai, dia kembali naik ke lantai atas

dengan membawa secangkir kopi racikannya

sendiri. Selama ini Sherin sudah biasa berkutat

dengan urusan dapur walau sebenarnya itu agak

sedikit beresiko bagi dirinya yang berprofesi

sebagai model, karena tubuh nya tidak boleh

terkena luka sekecil apapun.

Sherin mematung di tengah ruangan begitu dia

masuk ke dalam kamar. Bagaimana tidak, saat

ini dia berpapasan dengan Devan baru saja keluar

dari kamar mandi dengan hanya mengenakkan handuk sebatas pinggang saja. Karuan saja tubuh

nya yang gagah dan sempurna dengan barisan

roti sobek di bagian depannya kini terpampang

nyata di depan matanya.

Untuk sesaat keduanya tampak terkejut dan

hanya bisa saling menatap canggung.

"Ke-kenapa tidak berganti pakaian di dalam.?"

Gerutu Sherin, kemudian berjalan cepat sambil

menunduk menuju ke arah balkon. Bibir Devan

menyeringai tipis, dengan santai dia duduk di

pinggir tempat tidur sambil mengecek ponselnya karena ada beberapa laporan yang masuk. Tidak

lama Sherin sudah kembali, tanpa melihat ke

arah Devan, dia langsung masuk ke ruang walk

in closet untuk menyiapkan pakaian yang akan

di kenakkan oleh Devan hari ini.

"Apa yang kau lakukan di bawah.?"

Sherin melirik ke arah Devan yang baru saja

masuk ke dalam ruangan itu.

"Aku membuat sarapan untuk kita."

"Kau memasak.? Bukankah kau tahu benar

hal itu tidak boleh di lakukan."

"Aku tetaplah seorang wanita Tuan. Jadi sudah sepantasnya bagiku untuk melakukan semua

itu. Lagipula aku tidak akan selamanya berada

di atas runway. Suatu saat nanti, harus kembali

juga ke dapur.."

Bibir Devan terangkat sedikit, ada kehangatan

yang kembali merayapi hatinya. Sherin mundur

ke dekat lemari saat Devan mendekat.

"Tapi kau tahu sendiri bukan, tubuh mu adalah

aset yang sangat berharga. Dan kau tidak boleh terluka sedikitpun Nyonya Elajar."

Desis Devan sambil mencondongkan tubuhnya

hingga kini merapat ke hadapan Sherin yang

langsung memalingkan wajahnya. Namun dia

jadi malu sendiri saat menyadari laki-laki itu

ternyata meraih kemeja yang ada di tangannya.

Sherin menarik nafas pelan sambil menegakkan

badannya.

"Bantu aku memakainya.!"

Hahh..?! matilah aku.. seketika wajah Sherin

memerah, dia menggelengkan kepalanya kuat.

"Cepatlah.. titah ku adalah mutlak.!"

Devan tampak tidak sabar, dia merentangkan

kedua tangannya. Dan tubuh gagah yang sangat

menggoda iman itu kini menantang Sherin untuk

di sentuh dan di puja nya. Sherin gelagapan, dia

benar-benar tidak sanggup di hadapkan pada

situasi ini. Kenapa harus begini sih.?

"Tapi..Dev.. aku.. aku tidak bisa.."

"Sherinda.. apa yang kau ragukan.? Kita adalah

suami istri, bukankah sudah terbiasa bagimu

menyentuh tubuh sembarang laki-laki.?"

Apa ?? wajah Sherin tiba-tiba berubah keras dan

kesal. Kenapa laki-laki ini masih saja menyimpan keyakinan itu. Ya..baiklah, kalau itu maunya, dia

akan meladeni kegilaannya.

"Baiklah..perintahmu adalah segalanya bagiku.

Dan aku memang sudah biasa dengan ini.!"

Decak Sherin sambil kemudian mulai bergerak

mendekat. Keduanya saling pandang sesaat.

Ada ketegangan dan kegugupan yang tergambar

jelas di wajah mereka, namun keduanya sudah

kepalang basah. Akhirnya Sherin memakaikan

kemeja itu ke tubuh Devan. Dia mencoba kuat

dan bersikap tenang di hadapan Devan yang

kini malah sebaliknya, pria itu tampak mulai

panas. Pikirannya berkelana kemana-mana.

Keraguan kembali menghinggapi kepalanya.

Suasana semakin memanas ketika sentuhan

tangan lembut Sherin membuat tubuh bagian

bawah Devan kembali mengamuk. Dia sudah

tidak mampu mengendalikan dirinya lagi..

Dalam satu gerakan cepat, Devan menarik

tubuh Sherin hingga kini keduanya merapat.

Mata cantik Sherin melebar ketika tiba-tiba

Devan menyergap bibirnya dan **********

rakus..

Sherin mencoba menolak, tangannya menekan

dada Devan untuk melepas serangannya. Tapi

aksi Devan semakin ganas, dia menekan masuk

dan menguasai permainan seluruh nya. Ini luar

biasa, bibir istrinya ini memang mengandung

candu yang sangat memabukkan. Akhirnya..

perlahan-lahan, Sherin mulai menerima ciuman

itu dan mencoba membalasnya.

Sherin terkesiap saat dia mulai merasakan ada sesuatu yang menekan bagian inti tubuhnya,

sesuatu yang sangat keras dan kuat. Tubuhnya tiba-tiba menegang, dia sadar suaminya saat ini

sudah sangat berhasrat. Keduanya kini semakin

panas saat Sherin mulai menikmati ciumannya

itu. Namun tidak lama terdengar suara telepon

yang membuyarkan segala kenikmatan yang

tengah di reguk keduanya.

"Ohh shit.! Apa-apaan si Roman ini..berani

sekali dia mengganggu waktu ku.!"

Geram Devan dengan wajah merah padam. Dia

meraih ponsel dari atas lemari. Raut wajahnya

tiba-tiba melemah saat melihat nama yang kini

tertera di layar ponselnya.

"Kakek.. apa yang terjadi dengan nya.."

Desis Devan sambil melirik sekilas ke arah Sherin

yang terdiam menatapnya. Devan memilih keluar

dari ruangan sambil berbicara dengan sang kakek

di seberang sana. Sedang Sherin masih terdiam,

ada perasaan tidak nyaman yang kini merayapi

hatinya saat mengetahui yang menghubungi

Devan saat ini adalah Tuan Kertaradjasa..

Akhirnya Sherin keluar dari ruang ganti pakaian

sambil membawa jas dan dasi yang akan di

kenakan oleh Devan. Dia juga menyiapkan tas

kecil yang biasa di tenteng oleh suaminya itu.

"Nanti siang kita di panggil ke rumah besar.!

Kita akan menemui kakek.!"

Deg !

Jantung Sherin berdebar kencang dan keras.

Dia akan bertemu dengan Tuan Wiratama.?

Sang konglomerat yang terkenal sangat keras

dan berdarah dingin itu. Sherin membalikkan

badan, saling berhadapan dengan Devan yang

sedang menatapnya tajam..

***

Bersambung...

1
chatrine👀
thorrr lanjutan dari ank" Sherin sama devan ngk ada ya? soalnya novel kk bagus" semuaaa... menarik deh ceritanyaaa , abiss itu ngk bikin bosan... aku udah ulang" baca novelnya kk.. abis itu aku mau nunggu cerita dari anknya sherlin sama devan.. pleaseeee dibikin ya novelnya kak🥺🥺🙏😘🥰😍
Anonymous
Maaf saya kurang nyaman membacanya spasi antar tulisan jauh menurutku, thor tolong d perbaiki ya
Jio
Luar biasa
Jio
Lumayan
Nova Nurdin
bager teiung ah si sherin na oon hahah
Rizka Susanto
pak presdir multitalenta ternyata...., 😂
Asmainiati Pelis
aku nggak tau kapan mulai terbit novel ini,tp aku mulai membaca novel ini dari th 2021,sampai sekarang aku berulang kali baca cerita ini(2025),nggak ada bosannya,
Rizka Susanto
ada ya ibu kandung yg kya gtu.., 😌
Selamet Turipno
sudahlah sampai disini sajalah kalian baca caritaPEPEK ini
Jati Rianingsih
aku baca novel mu ini setiap tahun thooor dulu masih 1 juta yg like sekarang aku liat sudah 2 juta subhanallah. sehat selalu thooooor udah gak ada lagi kah gebrakan 2025 untuk novel terbaru?
Rizka Susanto
jangan pingsan ya km pengharum ruangan 😆😅
Rizka Susanto
klo mng Brian bneran cinta sama serin
harusnya percaya dunk sama serin,kan udh liat sdri klo Arnold udh babak belur dihajar serin,
logikannya klo serin berkhianat pst mrk udh diatas ranjang dunk bri..., km ini gmn sih😁
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Resti Yuliani
sebenrnya aku ga nyaman banget dengan spasi antar tulisannya... kejauhan buat aku, ga nyaman gitu bacanya
Siti Nina
Gak pengen berhenti baca ni novel ceritanya gak ngebosenin Keren banget 👍👍👍
Nuryati Yati
banyak yg pingsan 😆
Indri as
author pindah lapak atau bagaimana? kenapa gak lnjut ta buat novel?
Aseyrah Butik
Luar biasa
Siti Nina
Ya ampun bener" keren ceritanya 👍
Anggraeni Leea: bener bener keren cerita nya mbak.,sampe saya gak tau udah berapa kali bolak balik baca cerita ini🤭.,emang semua karya author Syan the best lah.,semua cerita nya sudah saya baca bolak balik😁
total 1 replies
Siti Nina
Wadidaw mantap 👍 nyuksep" kn jdi nya jdi ngakak byangin mereka berdua nyuksep 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!