Rocella gadis berusia 24 tahun, yang dijual oleh ayahnya sendiri pada seorang mafia berpengaruh di dataran Amerika dan Eropa. Kehadiran orang ketiga dalam keharmonisan keluarga menghancurkan semuanya, hidupnya hancur seketika kala ayahnya berselingkuh. Ibunya meninggal dunia karena syok dan kakak laki-laki yang tiba-tiba menghilang dihari kematian ibunya, dan demi membalaskan rasa sakit itu Roce mulai bersekutu dengan mafia yang telah membelinya. Bertekad untuk membalaskan semua dendamnya kepada ayah dan wanita selingkuhannya.
"Aku punya segalanya maka manfaatkan aku yang hanya bisa kamu miliki." ~Killian Leonardo Dextor (Killian Victorious Leonardo De Dextor)
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Latar cerita Eropa dan Amerika kalau emang nggak suka budaya mereka skip aja ya guys ya, love you all♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GraceAnastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manja
Pukul 7 pagi Killian sudah bersiap dengan pakaian formal serba hitamnya, walaupun tadi Roce sempat menegurnya karena dia selalu menggunakannya seolah tak ada warna lain.
"Kamu beneran mau pergi, aku sendirian nih?" Ujar Roce menarik ujung jas Killian, sebernarnya Roce tidak rela tapi dia juga tidak mau ikut dengan Killian.
Killian menghela nafas, hari ini Roce sedikit rewel karena hari pertamanya mendapatkan tamu bulanan. Sejak pagi dirinya sudah mengeluh sakit perut, sebenarnya Killian tidak tega meninggalkan Roce tapi dirinya harus mengurus sampah satu itu.
"Ikut aku aja yuk, daripada kamu sendiri?" Roce menggeleng, "Aku nggak mau!"
Killian menghela nafasnya lagi, satu-satunya orang yang membuat Killian bisa bersabar adalah Roce. Jika saja itu orang lain, Killian menjamin dia sudah dikirim menemui Tuhan lebih dulu.
"Baiklah aku akan pulang lebih cepat, setelah itu kita jalan-jalan bagaimana." Bujuk Killian, Roce yang sedang sensitif beringsut menjauhi Killian.
Killian menghela nafas lagi! Saat Roce menutup tubuhnya dengan selimut, dapat Killian simpulkan Roce sedang menangis.
"Hiks, jahat mau enaknya aja!" Isak Roce.
Killian berjalan perlahan mendudukkan diri di atas ranjang, menarik selimut yang menutupi Roce. Killian mengigit pipi dalamannya gemas dengan Roce, bagaimana tidak wajah Roce begitu memerah dengan air mata yang mengalir serta bibir yang sudah di tarik ke bawah.
"Mau di sayang-sayang?" Bujuk Killian mengusap air mata Roce, dengan cepat Roce menepis tangannya.
"Enggak! Udah sana pergi aja!" Seru Roce, setelah mengatakannya Roce malah tertidur miring membelakangi Killian sambil menangis terisak.
"Gemesnya," Gumam Killian, dengan sabar Killian mengangkat Roce mendudukkan diri di atas pangkuan Killian.
Killian tidak peduli dengan pakaiannya yang nantinya akan lusuh, lagipula siapa yang berani mengomentari pakaiannya.
"Awas!" Kesal Roce, namun bukannya mendorong Killian Roce malah semakin memeluk leher Killian.
"Awas kenapa malah semakin memeluk hm?" Ujar Killian menggoda, Roce yang mendengarnya semakin menangis.
"Huwaaa jahat, benar-benar jahat!"
Dalam hatinya Killian merasa begitu frustasi, dia tidak tahu harus bagaimana. Untuk pertama kalinya dia mengurus seorang wanita dan itu sangat melelahkan, padahal hanya satu bagimana mereka yang memiliki banyak istri Killian tidak akan sanggup berada di posisi itu.
"Maaf sayang, jangan nangis okey. Perutnya sakit, hm?" Dengan lembut Killian mengusap perut Roce yang sedikit menggembung.
Dengan penuh perhatian Killian terus meminta maaf dan memanjakan Roce dengan pijatan-pijatan kecil, suara tangis Roce mereda secara perlahan hanya tersisa suara cegukan kecil.
Dilain tempat, Pablo di buat kesal oleh tuan Robert. Tua bangka itu memang kekeh sekali untuk dimusnahkan, Pablo tahu pertemuan ini memang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan tapi tuan Robert ingin menjodohkan putrinya dengan Killian.
"Kemana tuan Dextor bukankah sudah dijadwalkan pukul setengah delapan kenapa belum sampai." Ujarnya begitu dengan nada begitu angkuh pada Pablo.
Sebenarnya Pablo ingin sekali mengeluarkan pistolnya dan langsung menembakkan mati pria itu, namun apalah daya pria tua itu mangsa tuannya. Pablo hanya diam saja karena Pablo yakin Killian pasti sedang bersama Roce, karena memang beberapa hari belakang Killian selalu menempel dengan Roce. Pablo sendiri heran, tapi dia bersyukur Killian menemukan wanitanya yang mampu menjinakkannya. Jadi nanti saat Killian marah Pablo akan berlindung di belakang Roce, terdengar pengecut memang tapi cari aman saja.
"Ayah dimana tuan Dextor, kenapa kita menunggu lama sekali." Ucap putri Robert dengan nada dibuat manja, sambil mengusap lengan ayahnya.
"Nanti sayang mungkin tuan Dextor sedang di perjalanan." Ujar Robert menenangkan putrinya, "Tapi kenapa lama sekali." Dengan bibir cemberut Masha mengadu pada Robert.
Cup
"Sabar ya sayang."
Pablo bergedik ngeri saat melihat tuan Robert mencium bibir putrinya sendiri dengan begitu penuh hasrat, sedangkan Masha malah semakin bermanja-manja dengan ayahnya mengacuhkannya. Diruangan itu memang hanya ada mereka bertiga, dan kini Pablo sudah seperti patung penunggu ruangan.
Di kamar Killian masih sibuk mengusap punggung Roce yang sudah terlelap, tapi Killian tak langsung pergi meninggalkannya. Killian begitu menikmati momen tanpa memikirkan hal lainnya, saat sedang asik menciumi rambut lembut Roce handphone miliknya berbunyi terus berturut-turut. Merasa jengkel Killian mengangkatnya, "Hm!" Langsung mematikannya sebelum Pablo mengucapkan satu katapun.
Perlahan mengangkat Roce dan meletakkannya di ranjang dengan hati-hati, saat mengangkat Roce paha kanannya terasa hangat dan ternyata Roce bocor di pahanya. Namun karena celananya hitam Killian membiarkan, dia akan menggantinya nanti. Sebelumnya pergi Killian menyempatkan diri mencium kening, mata, pipi, dan bibir Roce.
"Aku akan segera kembali," Ujarnya.
Killian tidak tenang meninggalkan Roce lama-lama apalagi sedang sakit, Killian akan cepat kembali sebelum Roce terbangun. Mengurus sampah yang terus menganggunya, membuat segera bertemu penjaga neraka.
Brak
Dengan sangat sopan Killian membuka pintu ruangan pertemuan menggunakan kakinya, cih dirinya tak sudi menggunakan tangannya ditempat kotor ini. Melihat kehadiran Killian dengan cepat Pablo mengambil tisu basah membersihkan kursi yang akan tuannya duduki, memastikan kursi itu steril dari kuman-kuman.
Melihat Killian datang, tuan Robert dan Masha berdiri dari duduknya dengan ramah menyapanya.
"Selamat datang tuan Dextor, saya sungguh senang dengan kedatangan anda." Ujar tuan Robert dengan begitu ramah, Killian tahu itu hanya topeng.
Begitupula dengan Masha yang terlihat begitu membungkukkan badan memperlihatkan belahan dadanya yang besar, berharap Killian akan melihatnya. Namun Killian tidak melihatnya sama sekali, bahkan Killian melewatinya begitu saja. Killian langsung duduk di kursinya, mengangkat sebelah kakinya bertumpu pada kaki lain. Masha begitu terpesona dengan pesona tuan Dextor yang memang tidak bisa di ragukan lagi, selain parasnya yang begitu tampan dompetnya juga begitu tebal sangat di sayangkan jika tidak didapatkan.
"To the point!"
Glek
Tuan Robert menelan ludahnya mendengar suara Killian yang begitu berat, nadanya sangat tidak main-main.
"Jadi begini tuan, perkenalkan ini put—"
Dor
Killian melepaskan peluru di samping kepala Robert bahkan saat Robert belum menyelesaikan ucapannya, Robert dan Masha dibuat ketakutan oleh Killian. Pablo menggosok hidungnya gatal, benarkan tuannya itu sangat temperamental sekali tidak suka basa-basi malah diperlama begini kan jadinya.
"Menawarkan putrimu padaku? Cih! Barang bekasan tidak bisa bersanding denganku!" Ujar Killian, "Tuan tapi putriku ini lulusan terbaik universitas dunia." Balas Tuan Robert.
Brak
Killian menggebrak meja dengan begitu kuat, bahkan meja itu langsung patah dibuatnya.
"Apa kau tuli!" Bentak Killian, "Asal tuan Robert tahu, nona Masha adalah salah satu jalang tingkat rendah di salah satu tempat hiburan milik tuan Dextor. Jadi bagaimana mungkin tuan Dextor akan menerimanya." Jelas Pablo.
Tuan Robert begitu marah merasa dipermalukan, tapi dia memang tahu anaknya adalah wanita penghibur bahkan dia juga beberapa kali tidur dengannya.
"Kau babu sialan diamlah!" Bentak tuan Robert.
Srak
Jleb
Killian melayangkan pisau tepat di meja depan tuan Robert, Killian sangat tidak suka ada orang yang meninggikan suaranya di hadapannya.
"Tuanku saya memanglah seorang wanita penghibur, tapi saya berani menjamin bisa memuaskan tuan. Lagipula milik pelanggan saya tidak sebesar milik tuan." Ujar Masha dengan penuh percaya diri, bahkan tatapan matanya tertuju pada milik Killian yang terlihat begitu jelas walaupun tertutup celana bahan.
Masha begitu terpesona dengannya milik Killian begitu gagah meskipun dalam kondisi tidur, bagimana saat bangun. Batinnya. Tak hanya itu Masha percaya diri karena melihat penampilan Killian yang terlihat begitu berantakan, bahkan ada beberapa kissmark yang singgah di lehernya, selain itu saat melewatinya dapat tercium baunya yang bercampur bau wanita.
Jleb
Jleb
"Akhh—" Teriak Masha saat kedua matanya tertancap sebuah belati kecil.
Killian lelaki itu berdesis lancang sekali wanita itu memandangi tubuhnya, bahkan berani berfantasi tentangnya.
"Tuan apa anda lakuk—"
Dor
Tanpa basa-basi Killian menembak kepala tua bangka itu, biarlah kini dia membunuh mereka dulu untuk urusan lain ada keempat tangan kanannya.
Darah segar mengotori ruangan, mayat tuan Robert tergeletak begitu saja. Sedangkan Masha tengah menjerit merasakan sakit di kedua matanya.
"Bereskan sisanya aku harus pulang!" Ucap Killian bangkit dari duduknya, saat akan melewati Masha Killian melepaskan tembakan tepat di kepalanya.
Dor
"Baik tuan," Pablo menghela nafas, untung hari ini tuannya tidak brutal.
Pablo sedikit senang semenjak kedatangan Roce, Killian jadi sangat jarang yang namanya mencincang korban. Setidaknya itu meringankan bebannya, kini Killian lebih sering memilih bermanja-manja daripada menyiksa mangsa.
Guys latar cerita ini budaya barat ya, kalau emang kalian merasa ini melenceng dari budaya kita it's okey emang ini faktanya. Jadi kalau emang nggak suka bisa langsung skip ya say, see you guys.