[Di sarankan membaca Transmigrasi Istri Pemburu Season 1 terlebih dahulu]
↓↓
Sesama Reinkarnasi yang mencari misteri kisah kehidupan masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
petunjuk
"Kau harus pergi mencari lokasi telur Phoenix tertimbun. Lokasi hutan kematian tentu saja sudah berubah karena jutaan tahun berlalu, kau harus berpetualang mencari di setiap hutan magis."
"Apa yang perlu aku lakukan sekarang? berikan aku arahan yang benar." Desak Yue kesal.
"Cari kekuatan mu kembali, bentuk pasukan yang kuat dan perkuat dirimu saat ini. Cari kembali hewan roh kontrak milik kalian semua, entah mereka masih hidup atau tidak tapi reinkarnasi hewan roh juga pasti ada."
"Jadi yang perlu aku lakukan sekarang adalah mencari uang dan membentuk pasukan? Lalu bagaimana dengan Yuwen? dia masih terlihat misterius." Tanya Yue.
"Serena Yolin, tenangkan pikiranmu dan ingatlah semuanya dengan baik. Kau masih menolak takdir, ingatlah bahwa kau dan Serena Halim sudah menyatu. Kalian itu satu, tenangkan pikiranmu dan ingatlah apa saja yang Serena Halim lakukan dulu, untuk menguak kebenaran jati diri Yuwen."
"Bagaimana caranya? aku tidak merasakan apapun, aku masih merasa menjadi diriku sendiri meskipun ingatan Serena Halim ada padaku." Yue frustasi.
"Itu lah sifat manusia, biarkan semuanya mengalir dan percayakan pada kata hatimu. Sebentar lagi sudah waktunya Yuwen mengingat kehidupan pertamanya."
"Tapi dengan wataknya saat ini, aku yakin dia akan memilih kabur untuk menenangkan diri. Apa aku harus mengejarnya? itu melelahkan sekali." Yue mengeluh.
"Hahahaha meksipun watak Yuwen itu belum dewasa, tapi dia tidak akan kabur. Hanya ini yang bisa aku katakan padamu, setelah ini coba mengerti dirimu sendiri agar kau tidak kebingungan."
"Hah terserahlah, kembalikan aku sekarang." Yue merasa lelah.
"Hahahaha kau terlihat marah, jangan terlalu marah begitu. Aku tidak berbohong dan benar-benar sudah menyiapkan kebahagiaan untukmu."
"Pembohong, kau saja sudah membohongi Serena Halim." Sinis Yue.
"Hey percayalah padaku."
"Sudahlah aku merasa sangat pusing sekarang, biarkan aku menenangkan pikiranku dulu. Cepat bawa aku kembali, kau sudah menyita waktu istirahat ku." Kesal Yue.
"Tenanglah, waktu disini dan di sana itu berbeda. Kau akan bangun dengan tubuh segar nantinya."
Yue tidak menjawab, dia tiba-tiba merasa mengantuk dan memejamkan matanya. Yue merasa ada yang menepuk pipinya, Yue mengerjapkan mata dan terbangun.
Meregangkan tubuh dan mengusap matanya, dia merasa tidur dengan nyenyak. Sepertinya Dewi embun tidak berbohong, Yue menoleh ternyata Yuwen yang membangunkannya.
"Ada apa?." Suara Yue serak.
"Hari sudah hampir sore, kau belum makan apapun. Ini hasil pendapatan dagang hari ini, aku sudah memotong 90 koin tembaga untuk biaya tiga pekerja." Ucap Yuwen.
"Terimakasih, sepertinya aku tidur terlalu lama ya. Kau pasti lelah melakukan semuanya sendirian, maaf ya." Yue tidak enak hati.
"Tidak masalah, lebih baik kau makan dulu." Yuwen menyerahkan semangkuk sup, dendeng dan bakpao.
"Apa kau sudah makan?." Tanya Yue.
"Sudah." Jawab Yuwen.
"Yuwen, aku ingin bicara banyak hal." Lirih Yue.
"Katakan saja, kau terlihat tidak sehat apa kau sakit?." Yuwen mengamati Yue.
"Aku hanya stres." Jujur Yue.
"Apa karena uang?." Tanya Yuwen.
"Lebih dari itu, ada banyak hal yang ingin aku bicarakan. Tapi sepertinya kau masih sulit untuk terbuka padaku." Ucap Yue.
"Ada apa sebenarnya?." Yuwen mulai merasa curiga.
"Kau tau tentang kehidupan masa lalu kan Yuwen? katakan yang sejujurnya, aku butuh teman bicara." Desak Yue.
"Apa yang kau katakan?." Yuwen mengelak.
"Kau akan terus mengelak??!! selama ini aku memendam semua sendirian, aku lelah karena berpikir sangat mengenalmu tapi kau tidak mengenalku. Ada banyak hal yang ingin aku katakan, tapi sepertinya kau enggan mendengarkannya." Yue bicara dengan frustasi.
"Apa.... kau juga mendapatkan mimpi itu?." Yuwen berucap lirih.
"Mimpi?! ini lebih dari sekedar mimpi, aku sudah muak mendapatkan mimpi mengerikan berulang kali. Sampai aku bertemu dengan diriku di masalalu, dia yang membawaku kesini." Yue menangis, dia stres.
"Kau pernah bicara dengan dirimu sendiri?." Kaget Yuwen.
"Apa kau percaya reinkarnasi? dulu di kehidupan lampau kita juga suami istri, kita memiliki anak laki-laki bernama Lin Yi. Kita semua mati karena gerbang iblis terbuka, anak kita saat itu adalah reinkarnasi Raja Iblis. Kau sendiri yang terpaksa membunuhnya, aku sudah melihat berulang kali adegan itu." Yue terus menangis, dia ingin di mengerti. Yue merasa lelah berjuang sendirian.
"Itu.. bukan bunga tidur?." Yuwen mematung menatap Yue.
"Memangnya kau sudah mendapatkan mimpi sampai mana? aku sudah tau semua kisah hidup di kehidupan masa lalu kita." Ujar Yue.
"Seperti yang kau katakan tadi, aku membunuh seseorang yang memanggilku Ayah. Lalu aku juga di perlihatkan kehidupan bahagia sebuah keluarga di tempat sederhana, anehnya nama Yuwen dan Yue selalu terdengar." Jujur Yuwen.
"Apa kau sudah bertemu dengan dirimu di masalalu?." Tanya Yue.
"Belum, bukankah itu mustahil?." Yuwen merasa aneh.
"Tidak, aku sendiri bisa pasti aku juga bisa. Aku harap kau segera mendapatkan ingatan yang lainnya, agar aku bisa membicarakan hal penting yang harus segera kita lakukan." Ucap Yue serius.
"Hal penting apa? katakan saja sekarang." Yuwen penasaran.
"Tidak bisa, kau harus melihat dan mengingatnya dulu agar bisa mengerti." Yue menolak.
"Jadi kita berdua adalah reinkarnasi dari Yuwen dan Yue?." Yuwen masih butuh waktu untuk mencerna situasi.
"Di kehidupan pertama namamu Lin Yuwen, sedangkan disini namamu Zhao Yuwen___
"Darimana kau tau itu!?." Yuwen menatap Yue dengan tajam.
"Eh...
Yue mematung, dia jadi keceplosan karena Dewi embun yang memberitahu nya tadi. Dia jadi lupa jika Yuwen belum memberitahukan marganya, Yue mulai merasa panik dan merinding dengan tatapan Yuwen yang berubah.
"Aku bertanya darimana kau tau nama itu?." Desak Yuwen, tatapannya menusuk.
"Apa jika aku mengatakan yang sejujurnya kau akan percaya?." Lirih Yue.
"Jawab saja." Desak Yuwen, tatapannya terlihat jahat.
"Aku sudah bertemu dengan Dewi embun, jangan bertanya dia siapa karena aku malas menjelaskannya. Intinya aku bertanya padanya apa yang harus aku lakukan disini? aku kebingungan karena kau terlihat tidak tau dengan kehidupan masalalu kita. Aku juga curiga apa benar kau adalah reinkarnasi Yewen, atau hanya nama kalian saja yang sama. Saat itu lah Dewi embun mengatakan jika kau memang reinkarnasi Yuwen, dan dia memberitahu margamu." Ucap Yue, bicaranya belepotan karena terlalu banyak ingatan yang menumpuk dalam otaknya.
"Apa saja yang dia katakan tentangku." Yuwen masih dengan tatapan tajam menusuk.
"Banyak." Jawab Yue singkat.
"Apa kau sudah tau tentang jati diriku yang sebenarnya?." Yuwen bicara dingin.
"Apa kau sudah lelah bersandiwara?." Yue mengikuti alurnya.
"Aku tidak pernah bersandiwara." Bantah Yuwen.
"Tapi tingkahmu mencurigakan, sampai kapan kau akan menutupinya dariku? percuma saja karena aku sudah tau semuanya." Bohong Yue.
"Please kasih tau gue, lo itu siapa sebenernya? kepala gue udah mau meledak rasanya." Batin Yue lelah.
"Shen Yue, kau terlalu banyak bicara."
Deg.
Yue mematung saat menyadari, jika sedari tadi Yuwen sudah menyelipkan belati ke arah lehernya. Yue duduk dengan kaku, dia mulai merasa takut dengan watak Yuwen yang menakutkan.
"T-tenang.... biarkan semuanya mengalir, bantu aku Serena." Batin Yue berusaha tenang.
yang pasti aku suka dengan cerita dan cara menulismu 😁