Stella yang anak konglomerat hanya berpura-pura miskin di hadapan mertuanya. Dia menikah dengan Soni,yang merupakan karyawan swasta di sebuah bank ternama yang ternyata punya Stella sendiri. Tetapi Soni tidak tahu kalau bank itu milik mertuanya.
Semenjak Stella menikah dengan Soni,mertuanya mengira dia anak orang biasa. Dan di rumah dia di suruh kerja layaknya pembantu.
Kalau ada kesalahan sedikit dia di marahin dan di maki sama ibu mertuanya sendiri. Stella dan Soni sudah empat tahun menikah dan mempunyai putri yang sangat cantik. Sebenarnya Stella sudah capek hidup di rumah mertuanya seperti di neraka. Tetapi demi anak dia bertahan sampai akhirnya dia jenuh.
Akankah rumah tangga Soni dan Stella akan bertahan. Atau Stella memutuskan untuk bercerai dari Soni?
Ini hanya ringkasan cerita saja ya. Untuk selengkapnya silahkan di baca per bab nya ya. Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Pada sore hari setelah pulang kerja,Stella mampir ke mall untuk berbelanja keperluan Celia dan keperluan dapur. Sekalian juga cuci mata.
Pada saat melihat-lihat tak sengaja dia tertabrak anak remaja yang sedang main handphone. Anak itu jatuh terduduk.
"Aduh",anak itu mengeluh kesakitan.
Stella mengulurkan tangannya supaya anak itu bisa berdiri.
Anak tersebut menerima uluran tangan Stella dan berdiri.
"Tante minta maaf ya. Tante tadi tak sengaja tabrak kamu karena sedang melihat-lihat."
"Iya Tante,saya juga minta maaf tadi sambil berjalan sambil main handphone. Tadi saya membalas chat teman yang tidak bisa datang",ucapnya.
"Iya sama-sama. Kalo mau membalas chat lebih baik berhenti dan kepinggir dulu ya. Untung Tante yang tertabrak. Kalo orang jahat bisa di culik kamu",canda Stella.
"Iya,Tante benar", Maureen pun tertawa kecil mendengar candaan Stella.
"Kamu ke sini sama siapa",tanya Stella dengan serius.
"Aku tadi di antar sopir,Tante. Tadinya mau janjian sama sahabat aku. Tetapi dia tidak bisa karena mau temanin mamanya check up di rumah sakit."
"Terus setelah ini kamu mau ke mana",tanya Stella kembali.
"Paling pulang Tante."
"Temanin Tante belanja. Sekalian kita makan sambil sambil ngobrol."
"Beneran Tante. Saya tidak enak Tante sama keluarga Tante",anak itu merasa tidak enak.
"Tante sendiri kok. Tadi pulang kerja langsung ke sini."
"Boleh kan Tante kenal dekat dengan kamu",tanya Stella.
"Tante melihat kamu orang yang ramah dan tidak di buat-buat. Makanya Tante aja kamu belanja biar Tante ada temannya",ucapnya kembali.
"Iya Tante. Boleh kok. Ayo Tante gasken",ajak anak tersebut dengan semangat.
Akhirnya Stella dan anak tersebut masuk ke toko yang ada di mall.
"Kita ke cari baju untuk anak Tante dulu ya. Nanti baru cari baju kerja Tante dan sekalian sama kamu juga. Pilih aja mana yang kamu suka",ujar Stella.
"Aku temanin Tante aja. Nggak enak baru kenal Tante beliin aku baju."
"Tante traktir sebagai tanda perkenalan. Pokoknya ambil saja mana yang kamu suka ya."
"Terima kasih Tante",anak tersebut tulus mengucapkan terima kasih kepada Stella.
Akhirnya mereka ke toko baju mencari apa yang mereka mau.
Oh ya,ngomong-ngomong nama kamu siapa,tanya Stella.
"Panggil aku Maureen Tante. Kalo Tante sendiri di panggil siapa",tanya balik Maureen.
"Panggil saja Tante Stella."
"Baiklah Tante. Salam kenal ya Tante."
"Yuk kita pilih baju. Ambil saja beberapa nanti Tante yang bayar."
Mereka berdua akhirnya memilih baju yang pas menurut selera mereka.
Setelah dari toko baju,Stella dan Maureen masuk ke toko sepatu. Mereka berdua memilih sepatu yang mereka inginkan. Stella begitu memanjakan Maureen. Padahal Stella baru kenal Maureen,tetapi Stella sudah jatuh hati sama Maureen. Menurut Stella Maureen anaknya asik di ajak ngobrol dan anaknya nggak jaim.
Setelah puas berbelanja,Stella mengajak Maureen makan.
"Kamu mau makan di sini atau di luar mall?",tanya Stella.
"Makan di luar aja yuk Tante. Makan di restoran papa aja. Restoran papa menyajikan makanan-makanan Asia seperti makanan China,jepang dan Korea",promo Maureen.
"Ya sudah yuk. Kita ke sana. Tante penasaran dengan restoran papamu. Kita naik mobil Tante aja nanti sekalian Tante anter kamu pulang."
"Yuk Tante gasken."
Maureen begitu senang Stella menuruti usulannya.
Mobil yang di bawa Stella melaju dengan sedang menuju ke restoran papanya Maureen. Setelah sampai,Stella memarkirkan mobilnya.
Mereka berdua turun dari mobil dan Stella membaca plang yang ada di depan restoran.
ASIAN RESTO. Not bad lah,gumam Stella.
Ayo Tante kita masuk. Ini restonya papaku,ajak Maureen.
Stella dan Maureen masuk. Para pelayan yang tahu siapa Maureen segera menunduk hormat kepada Maureen. Dan Maureen meminta ruang VIP kepada salah satu pelayan.
Setelah menyiapkan ruangan VIP,Maureen maupun Stella masuk ke ruangan tersebut.
"Mau makan apa Tante",tanya Maureen yang masih memegang tab sebagai daftar menu.
Stella yang masih memegang tab bingung melihat daftar menu sebanyak ini.
"Tante mau shabu-shabu aja sama nasi."
"Ok. Aku mau makanan Chinese food. Nanti Tante juga cicip ya."
Pelayan masih menunggu Maureen untuk mencatat pesanan mereka.
"Mbak,aku mau shabu-shabu satu porsi,nasi dua,sapo tahu seafood satu porsi,udang goreng mayonaise satu porsi,ayam kungpao satu porsi. Dan minumnya teh manis hangat satu dan teh tawar hangat satu."
Begitu Maureen memesan makanan kepada pelayan.
Baik nona muda,di tunggu sebentar ya. Pelayan membungkukkan badannya pertanda hormat lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Stella melongo dengan makanan yang di pesan Maureen.
"Maureen sayang,banyak banget yang kamu pesan. Apa kita berdua habis dengan makanan sebanyak itu",tanya Stella.
"Tenang saja,Tante. Pasti habis. Aku makannya banyak loch. Tante jangan takut. Dan Tante tidak boleh diet. Sesekali kita makan banyak. Untuk kali ini Maureen yang traktir",ucap Maureen dengan antusias.
"Ya sudah Tante ikuti aja",ucap Stella dengan pasrah.
Pelayan masuk ke ruangan Maureen dan membawa kompor portable lalu meletakkannya di tengah meja. Pelayan lain membawa berbagai macam makanan mentah seperti udang,cumi,bakso ikan,fish dumpling yang diisi keju,sawi putih ,pakcoy dan jamur Enoki. Dengan kuah kaldu yang gurih dan wangi.
Tak lama kemudian makanan lain serta nasi yang di pesan Maureen datang.
"Selamat makan,Tante."
"Selamat makan juga,Maureen."
Pada saat baru makan tiba-tiba handphone Maureen berbunyi.
Drttt...drttt...
"Maaf Tante,Maureen angkat telepon dulu ya."
"Ya angkat saja di sini,tidak apa-apa kok. Tante juga sambil makan."
"Baiklah Tante."
Maureen melihat telepon ternyata mamanya telepon dan mengangkatnya.
"Halo ma,ada apa?"
"Kamu di mana nak. Kamu sudah di tempat papamu kan",tanya Monic (mama Maureen).
"Aku lagi di resto papa ma. Tapi papa tidak ada. Masih dikantor."
"Ya sudah. Setelah itu jangan keluyuran lagi. Langsung pulang ke tempat papa ya."
"Siap ma."
Telepon terputus. Dan Monic mematikan teleponnya.
"Maaf ya Tante. Tadi dari mama. Dia menanyakan aku lagi di mana,adu Maureen."
$Ya tidak apa-apa Maureen."
"Oh ya,emangnya apa mamamu tidak bersamamu. Kok dia kayak terlihat khawatir",tanya Stella.
"Mama sama papa sudah bercerai di saat umurku dua tahun,Tante. Tapi bersyukurnya papa dan mama pisah baik-baik. Dan sampai sekarang mereka selalu berkomunikasi",cerita Maureen.
Stella mengangguk dan mengerti.
Itu yang dirasakan Tante sekarang. Anak Tante,Celia nasibnya hampir sama denganmu. Tante sekarang lagi proses cerai dengan papa Celia. Dan sekarang ini Celia berumur tiga tahun lebih. Tapi bersyukurnya dia sudah mengerti kalau mama papanya berpisah",curhat Stella.
Ya,Maureen dan Stella pun saling curhat.