NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Arron mengamati Pedro yang mengirim pesan yang sama untuk kedua kalinya. "Dia memang Tuan Miguel. Aku harus segera memberi tanda pada yang lain untuk mundur."

Arron bergegas berguling ke samping ketika Pedro kembali melesatkan tembakan, bersembunyi di balik pohon, melesatkan tembakan pada Pedro. "Tuan Miguel memang tidak pernah ragu-ragu dalam pertarungan, termasuk menembakku, salah satu bawahannya sendiri. Dia pasti sengaja mengincarku agar dia bisa mengirimkan pesan padaku."

Pedro melesatkan tembakan seraya memberikan tanda pada Arron, melompat turun dari pohon, memberi anggukan kecil. "Arron sudah mendapatkan informasi dariku. Jika dia tidak cukup bodoh, dia akan langsung memberi tanda pada para bawahannya untuk segera pergi dari hutan ini secepatnya."

Pedro bergerak cepat menumbang anggota pasukan Xander seraya memberikan tanda dengan jari-jarinya. Beberapa anggota pasukan mulai memahami tanda tersebut dan mulai bertanya-tanya siapa lawan yang sedang mereka hadapi. Rasa penasaran mereka terjawab setelah Arron memberikan pesan melalui alat komunikasi yang terhubung di antara mereka

Di saat yang sam, Shane berdecak ketika melihat pergerakan Pedro yang sangat cepat. Ia cukup kesulitan menghadapi pasukan lawan, tetapi Pedro justru mampu menumbangkan musuh dengan sangat cepat. "Brengsek! Kemampuannya membuatku sangat iri."

Shane berguling ke samping ketika lawan melesatkan tembakan. Pria itu bersembunyi di dalam pohon, melesatkan tembakan, lalu kembali berlindung. "Tapi, kenapa Pedro tidak menghabisi mereka? Apa yang sebenarnya dia rencanakan? Dia terkesan masih membiarkan mereka bebas."

Arron memberi tanda untuk mundur meski ia dan yang lain masih berusaha melawan. Di beberapa titik hutan, pasukan Xander dan keluarga Hillborn juga memilih untuk mundur di saat pasukan Pedro terus mendesak maju.

"Brengsek! Kenapa kau tidak menghabisi mereka?" tanya Shane seraya mengikuti Pedro dari belakang.

"Aku pikir kau mengerti maksudku, Shane. Aku membuat mereka tumbang agar kau bisa menghabisi mereka. Tapi, kau justru menyia-nyiakan kesempatan sehingga mereka justru mundur dan melarikan diri." Pedro tersenyum kecut. "Aku melihat kau masih kesulitan menghadapi orang-orang itu."

"Sialan! Jangan menghinaku!" Shane menarik kerah baju Pedro. Tak lama setelahnya, tubuhnya berputar dan mendarat di tanah dengan cukup keras. "Brengsek! Apa yang kau lakukan padaku?"

"Kau kehilangan ketenangan sehingga emosi menguasaimu. Jika kau fokus pada tujuan kita, kau pasti sudah bisa menghabisi mereka dengan mudah!" Pedro mendekat pada beberapa bawahannya. "Apa kalian sudah melakukan apa yang aku perintahkan?"

Shane berdecak, menatap para bawahannya yang sama sekali tidak membantunya. Ia dengan cepat berdiri, menahan amarah sedalam mungkin.

"Kami sudah melakukan sesuai dengan perintahmu, Pedro. Anggota pasukan kita yang lain sedang melakukan pengejaran pada orang-orang itu," ujar salah satu anggota pasukan.

"Kita berangkat sekarang!" Pedro menoleh pada Shane. "Sampai kapan kau akan tetap berdiri di sana, Shane? Kita akan segera menyusul musuh sekarang juga!"

"Jangan memerintahku sialan!" Shane mendekat pada sebuah motor, memacu kendaraan dengan cepat. Ia berdecak ketika Pedro melompat dan mendarat tepat di jok belakang.

"Aku sengaja tidak menghabisi orang-orang itu agar mereka mengantarkan kita ke markas mereka sehingga kita bisa tahu siapa orang di balik mereka. Jika kita sudah tahu siapa mereka, kita bisa dengan mudah menghabisi mereka. Kau sepertinya lupa dengan rencana kita karena terlalu emosi."

Shane mendengus kesal, menghembus nafas panjang. "Baiklah, aku terlalu terbawa emosi sehingga aku kehilangan fokus."

"Jangan iri padaku. Aku hidup lebih lama dan menjalani kehidupan lebih kerasa darimu. Selama kau membandingkan dirimu denganku, kau tidak akan mendapatkan apa-apa, kecuali amarah dan rasa dengki. Kau seharusnya bertarung dengan dirimu sendiri. Kau harus melampaui dirimu di hari kemarin."

"Kau memang pria tua menyebalkan karena kau sangat hobi menceramahiku." Shane memacu motor lebih cepat. Meski sangat kesal, ia harus menerima masukan dari Pedro. "Suatu saat kau pasti akan bertekuk lutut padaku."

"Aku sangat menantikan hal itu. Jangan membuatku terlalu lama menunggu. Jika kau terlalu membuang waktu, kau hanya akan menghadapi seorang kakek tua, dan kau tidak akan bangga dengan hal itu ketika kau mengalahkanku."

"Sialan!" Shane tersenyum kecut, menoleh pada pasukannya yang bergerak dari depan, sisi kiri dan kanannya. "Orang-orang itu masih bisa menyelamatkan diri meski terluka dan berhasil dikalahkan oleh Pedro."

Shane mengamati layar kecil yang berada di samping stang sepeda. Terlihat beberapa titik merah melaju cepat meninggalkan hutan. Beberapa titik hijau yang menjadi tanda pasukannya bergerak mengikuti pergerakan musuh.

Di saat yang sama, beberapa ledakan kembali terjadi. Pertarungan masih berlanjut di mana pasukan Donald dan keluarga Hillborn bergerak meninggalkan hutan.

Donald terkejut ketika mendapatkan informasi dari Arron. "Miguel berada di tim musuh. Dia memberikan pesan pada pasukanku untuk segera keluar dari tempat ini. Aku tidak cukup yakin bisa mengalahkan Miguel meski dengan pasukanku sekalipun. Aku beruntung karena dia masih berpihak pada Alexander."

Donald mendapati beberapa titik kuning bergerak menuju sisi hutan Daintree. "Tim bantuan sudah tiba. Mereka akan menghadang pasukan musuh."

Donald menoleh pada pasukannya yang bergerak di sisi kiri, kanan, depan, dan belakang. Beberapa kali suara ledakan dan tembakan terdengar bersahutan. Beruntung karena sinyal muncul sehingga arus komunikasi bisa berjalan dengan lancar.

Arron dan pasukannya terus bergerak secepat mungkin. "Tuan Miguel akan menghajarku jika aku tidak bisa membawa pasukanku keluar dari hutan ini secepatnya. Dia mungkin akan menghajarku dan yang lain agar musuh tidak mencurigainya. Dia cukup memberikan kesempatan padaku dan yang lain saat pertarungan tadi."

"Tuan Miguel mendapatkan tugas khusus dari Tuan Alexander untuk menyusup ke pasukan musuh. Akan tetapi, aku tidak tahu jika dia justru ikut terlibat dalam pertarungan ini. Tuan Miguel tampaknya kesulitan memberi tahu Tuan Alexander mengenai keberadaannya di pasukan musuh karena ketatnya penjagaan.”

Sementara itu, Govin terlihat berlari menaiki tangga ketika mendapatkan informasi dari Arron mengenai keterlibatan Miguel. Beberapa pengawal menunduk hormat, memberi akses jalan pada pria itu untuk berlari menuju ruangan Xander.

"Apa yang terjadi, Kak?" tanya Lizzy yang berjalan dari arah sebaliknya. "Apa semua baik-baik saja?"

"Ada beberapa hal yang harus aku sampaikan pada Tuan Alexander sekarang juga. Bisakah kau memanggilkannya untukku, Lizzy?”

"Tentu." Lizzy memasuki kamar. Ia melihat Xander baru saja memakai baju. "Kak Govin tampaknya memiliki informasi penting untuk disampaikan padamu."

"Govin? Baiklah." Xander terkejut, berjalan keluar ruangan dengan terburu-buru. "Apa yang terjadi, Govin?"

"Aku mendapatkan informasi dari Arron mengenai Miguel."

"Arron? Miguel?" Xander terdiam sesaat, berjalan menuju ruangan kerjanya. Ia dan Govin bertemu dengan Mikael di dekat pintu. Ketiga pria itu memasuki ruangan.

"Arron mengatakan jika Miguel tergabung ke dalam pasukan musuh yang mereka lawan di hutan Daintree. Miguel menyerang Arron untuk menyampaikan pesan padanya mengenai keterlibatannya dalam pasukan musuh sekaligus memberikan pesan mengenai sosok musuh," ujar Govin seraya menekan sebuah tombol.

Layar besar seketika muncul, menampilkan rekaman video pertarungan di hutan Daintree.

"Musuh yang berada di balik suku pedalaman palsu sekaligus berada di balik operasi gua batu sekaligus musuh pasukan kita adalah Stryker. Dia adalah salah satu sekutu Hector dan Hugh yang terbilang kuat. Arron menjelaskan jika Stryker meminjam Miguel dari Hector untuk membantunya mengalahkan pasukan kita di hutan Daintree."

"Stryker." Xander tersenyum. "Aku mengerti kenapa Miguel tidak memberikan kabar apapun selama beberapa hari. Pengawasan Stryker tampaknya masih sangat ketat sehingga dia kesulitan untuk memberikan informasi. Lalu, apa Miguel mengatakan soal apa yang dilakukan oleh Stryker dan pasukannya di gua batu itu?”

"Arron tidak mengatakan apapun soal itu, tapi Miguel memberi tanda mengenai sebuah tempat yang kemungkinan akan memberikan informasi lain."

"Aku mengerti. Untuk sekarang, perintahkan Donald dan pasukan kita untuk menjauh dari hutan Daintree secepatnya, kecuali tim khusus untuk mendapatkan informasi dari Miguel. Penarikan pasukan mereka tidak akan memiliki dampak apa pun pada persiapan perjalanan Bernard dan yang lain untuk mengetahui soal bebatuan di dekat suku pedalaman itu.”

"Aku mengerti, Tuan." Govin segera menghubungi tim khusus.

"Tampaknya pertempuran akan terjadi dalam waktu dekat. Rebel sudah menyerang Larson dan pasukannya secara terang-terangan. Dia pasti berpikir jika aku ada di balik pengkhianatan Larson. Dia juga mungkin berpikir mengenai hubunganku dengan Larson dan Larvin sebenarnya. Dan juga, hubunganku dengan kelompok Pedang Ganda Silang yang menjadi musuhnya yang harus disingkirkan."

Xander duduk di sofa, menatap pintu. Tatapannya seolah menerobos setiap benda sehingga melihat sosok Larvin yang mungkin sedang mengawasinya. "Hector dan Hugh kemungkinan akan mengerahkan pasukan ke hutan Daintree, kediaman keluarga Hillborn, dan juga kediamanku dalam waktu bersamaan. Aku siap untuk menanti kehadiran mereka.”

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!