Zira Azizah tidak pernah mempunyai keinginan sedikit pun untuk menikah diusianya yang masih muda namun apa daya sang ayah tiba-tiba meminta nya untuk menikah padahal ijazah sekolah SMA pun belum ia terima .
Ikuti kelanjutan nya dan jangan lupa mohon dukungan nya 🙏🙏🙏.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Hardianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 ~ Malam Minggu
Sesuai janjinya , Gaffi akan mengajak Zira berkunjung ke rumah bunda Zoya , iya hari ini bertepatan dengan hari Sabtu , Gaffi sengaja pulang kerja lebih awal.
Ting , Zira baru saja selesai menunaikan kewajibannya ia baru ingin menyalakan tv dan bersantai dikamar .
Mendengar ponselnya yang berdering pertanda ada pesan masuk , Zira pun reflek langsung mengambilnya dan melihat siapa yang mengirim pesan .
" My husband ❤️ " , Zira membaca siapa yang mengirim pesan untuknya .
Sedikit aneh karena tumben Gaffi mengirimnya pesan . Zira pun langsung membuka dan membaca isi pesan dari Gaffi .
" Dek ayo siap-siap , Abang pulang sekarang kita pergi ke rumah bunda ok " , itulah isi pesan dari Gaffi yang berhasil membuat Zira kegirangan .
" Siap boss " , dengan cepat Zira langsung membalas pesan Gaffi , dan ia pun langsung bersiap-siap sesuai perintah sang suami.
" Yeeee akhirnya main ke rumah bunda " , gumam Zira senang dan ternyata Gaffi benar-benar menempati perkataannya .
#
Sekitar pukul 1 siang Gaffi sudah sampai apartemen , dan ia langsung mencari sosok istrinya yang imut dan cantik .
" Assalamualaikum dek " , salam Gaffi seraya mengetuk pintu kamar .
" Wa'alaikum salam sebentar " , jawab Zira dari dalam kamar dan ia tengah memakai hijab pasmina nya .
" Boleh Abang masuk dek ? " , izin Gaffi karena Zira tak kunjung membukakan pintu kamar .
Zira yang baru selesai langsung berdiri dan membukakan pintu untuk suaminya .
" Maaf tadi Zira lagi memakai kerudung " , Ucap Zira seraya menatap suaminya.
" Masya Allah cantik sekali istri Abang " , puji Gaffi tersenyum.
" Apaan sih gombal deh " , balas Zira seraya memukul tangan Gaffi pelan .
Gaffi terkekeh sendiri ia senang melihat Zira yang tersipu malu .
" Tapi memang kamu cantik dek dan insyaallah cantik juga hatinya ya " , ucap Gaffi seraya mengelus kepala Zira lembut .
Blush , Seketika kedua pipi Zira memerah dan ada rasa bersalah juga kepada Gaffi karena Zira tidak sebaik aaa yang dia kira .
" Sebentar ya dek Abang bersih-bersih dulu sama ganti baju , gerah banget kalau harus pakai baju kaya gini " , pamit Gaffi tersenyum dan Zira hanya mengangguk sebagai jawaban.
Zira menunggu disofa ruang tv seraya bermain ponsel , dan benar saja kurang dari 15 menit Gaffi sudah keluar kamar .
Zira mematung untuk beberapa detik ketika melihat suaminya yang terlihat lebih tampan dan lebih muda . Iya bagaimna tidak , kali ini Gaffi lebih memilih memakai kaos oblong yang ia padukan dengan celana jins , tak lupa dengan jaket yang sengaja tanpa di resleting dan bagian tangannya ia tarik sampai sikut.
" Iya Abang tahu , Abang ganteng dek " , ujar Gaffi ketika sudah berada dihadapan Zira.
" Dih PD banget sih " , sewot Zira sedikit kesal .
" Ya kalau Abang ga ganteng ga mungkin kamu liatin Abang terus dari tadi " , timpal Gaffi terkekeh.
" Dih apaan sih ? , udah ayo berangkat ! " balas Zira seraya berdiri dan memalingkan wajahnya.
" Let's go " , jawab Gaffi seraya menampilkan barisan giginya yang putih dan bersih.
Zira hanya menggelengkan kepalanya , terkadang Gaffi suka bertingkah konyol menurut nya .
Keduanya sudah berada didalam mobil , kini sepanjang perjalanan keduanya lebih sering berinteraksi bahkan terkadang keduanya tertawa karena ulah Gaffi yang terkadang konyol .
Keadaan jalanan cukup padat karena kemungkinan banyak orang yang ini menghabiskan akhir pekan dengan jalan-jalan dengan pasangan , teman dan juga keluarga.
" Kita makan dulu ya ? " , ajak Gaffi seraya melirik Zira .
" Oke " , jawab Zira yang langsung mengangkat ibu jarinya kebetulan ia juga sudah lapar .
Gaffi membelokan mobilnya ke sebuah rumah makan khas sunda .
" Kita makan disini gapapa kan dek ? " , tanya Gaffi sebelum keluar dari mobil .
" Gapapa dong , memang nya kenapa lagian aku bukan tipe orang yang pilih-pilih dalam makanan ", jawab Zira panjang lebar .
Gaffi tersenyum lega , ia pun langsung keluar dari mobil diikuti oleh Zira .
" Dek " , panggil Gaffi seraya memberi kode ke arah tangannya .
" Apa ? " , tanya Zira yang tidak mengerti apa yang dimaksud suaminya.
" Ini dek " , jawab Gaffi yang lagi-lagi hanya memberi kode dengan menggerakkan tangan kanannya .
" Apa ? , ngomong yang jelas aku ga ngerti ? " , tanya Zira sedikit kesal.
" Maksudnya Abang gini loh dek biar kaya orang-orang " , ujar Gaffi seraya langsung menggandeng tangan Zira.
" Ih apaan ga ada , ga usah ngikutin orang lain " , tolak Zira yang langsung melepaskan tangannya , namun sebenarnya ia cukup malu bergandengan tangan dengan Gaffi .
" Udah sini , lagian disini sangat ramai , kalau kamu hilang gimana ? ", Gaffi kembali menarik tangan Zira untuk ia gandeng lebih tepatnya sekarang ia genggam.
Zira awalnya memberontak namun akhirnya ia mengikuti apa yang Gaffi mau .
Jangan tanya kondisi jantung keduanya , sudah pasti tidak baik-baik saja , rasanya seperti terkena serangan jantung mendadak . Namun sudah pasti mereka senang apalagi Gaffi ia kesenangan sekali bisa menggenggam tangan mungil istri nya .
Banyak pasang mata yang memperhatikan keduanya , bahkan Zira merasa tidak nyaman dan kesal ketika banyak kaum hawa yang memperhatikan kegantengan suaminya .
Sesampainya disalah satu meja , Zira meminta dilepaskan genggaman tangannya dan Gaffi pun menurutinya .
Tak lama meja mereka dihampiri oleh salah satu pelayan yang membawa buku menu , dan kali ini Zira menyerahkan semua kepada Gaffi tentang makanan apa yang mereka pesan .
Setelah Gaffi selesai memesan makanan dan juga minuman pelayan pun pergi .
" Rame banget ya dek " , ucap Gaffi membuka obrolan.
" Iya , karena hari weekend juga mungkin jadi rame banget " , jawab Zira seraya memperhatikan sekeliling.
" Iya banyak yang bermalam Minggu , kaya kita ya dek " , Timpal Gaffi seraya menarik turunkan kedua alisnya .
Zira hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban .
Selang beberapa menit pesanan makanan dan minuman mereka datang , Gaffi dan Zira pun langsung menikmatinya .
" Mmm ikan bakarnya enak banget apalagi sambalnya benar-benar pedas tapi bikin nagih " , ujar Zira kegirangan dan cukup puas dengan apa yang Gaffi pesan .
" Iya tapi ingat jangan banyak-banyak makan sambalnya dek " , jawab Gaffi mengingatkan.
Keduanya benar-benar menikmati makanan mereka dan tak lama makanan yang Gaffi pesan pun sudah berpindah tempat ke perut Gaffi dan Zira .
Setelah membayar semua makanan dan minuman yang Gaffi pesan , mereka segera meninggalkan rumah makan .
Dan lagi-lagi Gaffi menggenggam erat tangan mungil Zira , seolah-olah takut istrinya ilang .
Gaffi tak langsung mengajak Zira ke dalam mobil melainkan ia malah mengajak Zira untuk jalan-jalan disekitar taman yang kebetulan tak jauh dari tempat ia makan tadi .
Gaffi membelikan Zira eskrim dan cemilan , lalu mereka menikmati nya disebuah bangku yang ada ditaman , keduanya saling mengobrol dan terkadang tertawa bersama , jika dilihat-lihat keduanya seperti sepasang kekasih yang saling mencintai yang tengah bermalam Minggu.
~