NovelToon NovelToon
Terpaksa Kawin Kontrak

Terpaksa Kawin Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Biqy fitri S

Elzhar Magika Wiratama adalah seorang dokter bedah kecantikan yang sempurna di mata banyak orang—tampan, disiplin, mapan, dan hidup dengan tenang tanpa drama. Ia terbiasa dengan kehidupan yang rapi dan terkendali.

Hingga suatu hari, ketenangannya porak-poranda oleh hadirnya Azela Kiara Putri—gadis sederhana yang ceria, tangguh, namun selalu saja membawa masalah ke mana pun ia pergi. Jauh dari tipe wanita idaman Elzhar, tapi entah kenapa pesonanya perlahan mengusik hati sang dokter.

Ketika sebuah konflik tak terduga memaksa mereka untuk terjerat dalam pernikahan kontrak, kehidupan Elzhar yang tadinya tenang berubah jadi penuh warna, tawa, sekaligus kekacauan.

Mampukah Elzhar mempertahankan prinsip dan dunianya yang rapi? Atau justru Azela, dengan segala kecerobohan dan ketulusannya, yang akan mengubah pandangan Elzhar tentang cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biqy fitri S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikahlah

Hari itu Azel bekerja seperti biasa di butik mewah tempatnya bekerja. Namun, tidak seperti biasanya, ia tampak murung dan lesu. Matanya sayu, pikirannya melayang-layang, masih dibebani rasa bersalah pada Rossa, ibunya Elzhar, yang sempat memergoki mereka bersama di apartemen.

“Kak, lo nggak enak badan ya?” tanya Sisil, sahabat sekaligus rekan kerjanya.

Azel hanya tersenyum tipis. “Nggak, Sil. Gue cuma lagi banyak pikiran aja.”

Belum sempat ia menjelaskan, ponselnya bergetar di meja kasir. Tertera nama Bunda di layar. Dengan cepat Azel mengangkatnya.

“Halo, Bun. Ada apa?” suaranya terdengar gugup.

“Zel… ada tamu di rumah. Katanya ibu dari pacar kamu,” jawab Dewi, bundanya, terdengar penuh tanda tanya.

“Apa?!” Azel langsung terperanjat. Tanpa pikir panjang, ia buru-buru menutup telepon, merapikan barangnya, lalu keluar dari butik dengan wajah panik.

“Ya Tuhan… gimana ini? Hari ini aku harus jujur. Aku nggak sanggup lagi terjebak dalam permainan Elzhar,” gumamnya dalam hati sambil bergegas ke luar mall.

Ia pun mencoba menghubungi Elzhar.

“L! Ibumu… ibumu ada di rumah gue sekarang!”

“Apa?!” Elzhar kaget di seberang. “Oke, tunggu. Gue jemput lo di depan mall. Kita ke rumah lo sekarang!”

Tak lama, mobil Elzhar berhenti di depan mall. Azel masuk dengan wajah pucat. Di dalam mobil, perdebatan pun terjadi.

“L, udah cukup! Gue nggak tega. Gue ngerasa bersalah banget sama ibu lo. Gue mau jujur sekarang juga,” ucap Azel dengan mata berkaca-kaca.

“Zel, gue mohon…” Elzhar menoleh sejenak, wajahnya serius. “Kalau gue nggak sama lo, gue pasti langsung dijodohin. Gue janji, setelah ibu gue nyerah dengan perjodohan itu, gue bakal berhenti ngerepotin lo. Tolong… bantu gue sekali ini.”

Azel hanya terdiam, menatap ke luar jendela. Hatinya bimbang, tapi langkahnya sudah terlanjur masuk terlalu jauh.

Sesampainya di rumah, Azel langsung masuk bersama Elzhar. Di ruang tamu, ia melihat bundanya, Dewi, duduk berhadapan dengan seorang wanita elegan—Rossa, ibu Elzhar.

“Hai, Tante…” suara Azel bergetar. Ia gelagapan, sementara jantungnya berdegup kencang.

Elzhar langsung maju, menyalami Dewi. “Perkenalkan, Tante. Saya Elzhar, pacarnya Azel.”

“Oh, hai, Elzhar.” Dewi tersenyum ramah. “Akhirnya kita bertemu juga. Azel pernah cerita sedikit tentang kamu… katanya kamu punya bisnis kafe, ya?”

Rossa langsung menatap tajam, spontan menyahut, “Anakku seorang dokter, bukan pemilik kafe.”

Elzhar cepat tanggap, langsung menyambar, “Oh, mungkin Tante salah dengar dari Azel.”

Dewi tampak terkejut. “Dokter?” Senyumnya semakin lebar, matanya berbinar penuh harapan. “Astaga, Zel… ternyata pacar kamu seorang dokter muda! Bunda bangga banget sama kamu.”

Azel hanya menunduk, perasaan bersalah makin menyesakkan dadanya.

“Bu… ibu ngapain kesini?” tanya Elzhar kepada Rossa, menahan kesal.

“Bukannya kalian ingin menikah? Ya menikahlah,” jawab Rossa dengan nada menantang.

Elzhar dan Azel langsung saling bertatap muka. Tatapan Azel penuh dengan amarah dan kebingungan, sementara Elzhar berusaha tetap tenang di depan semua orang.

Dalam hati, Elzhar tahu betul—ibunya tidak mungkin mengizinkan dirinya menikah dengan wanita seperti Azel. Azel sama sekali bukan sosok menantu idaman yang diinginkan Rossa. Pasti ada sesuatu di balik sikap ibunya yang tiba-tiba menantang dan seolah memberi restu. Rencana licik apa lagi yang sebenarnya sedang disusun Rossa?

Azel spontan mendongak dan langsung menatap Elzhar, ingin mengungkapkan yang sebenarnya. “Permisi, sebenarnya—”

Belum sempat Azel menyelesaikan kalimatnya, Elzhar langsung memotong.

“Ya. Sebenarnya kita memang ingin segera menikah.”

Dewi tersenyum bahagia, hampir menitikkan air mata bahagia, menggenggam tangan putrinya sambil berkata, “Zel, akhirnya bunda lega… bunda tahu kamu akan bahagia.”

Sementara itu, Azel menoleh pada Elzhar dengan tatapan penuh amarah bercampur putus asa.

Kenapa lo lagi-lagi narik gue ke dalam kebohongan ini, L…

Rossa hanya tersenyum tipis, jelas sekali sedang merencanakan sesuatu di balik semua drama ini.

Suasana ruang tamu mendadak hening setelah percakapan yang menegangkan itu. Rossa menatap Azel dan Elzhar bergantian dengan senyum samar, seolah puas dengan drama kecil yang baru saja terjadi.

“Kalau begitu, Kami pamit dulu.” ucap Rossa datar, tapi jelas penuh makna. Mengisyaratkan putranya untuk ikut pulang. Ia kemudian bangkit dari sofa dengan anggun, sempat menatap Azel dari ujung kepala sampai kaki. Tatapan itu membuat Azel merasa semakin kecil di hadapan calon mertua yang jelas tidak pernah benar-benar merestuinya.

Begitu Rossa dan Elzhar pergi, suasana rumah terasa lebih hangat. Dewi masih duduk dengan wajah berbinar, senyum tak pernah lepas dari bibirnya.

“Ya ampun, Zel…” ucap Dewi sambil menggenggam tangan anaknya erat. “Kenapa kamu nggak cerita sama Bunda kalau calon suamimu seorang dokter? Bunda benar-benar bahagia dengarnya. Ibu harus segera menemui ayahmu, pasti dia bangga sekali.”

Azel hanya bisa menunduk. Ada rasa bersalah yang berat, tapi di balik itu matanya berkaca-kaca melihat senyum bundanya. Senyum yang sudah lama sekali tak ia lihat.

Selama ini, rumah terasa begitu dingin. Hampir setiap hari, Azel hanya mendengar suara cekcok antara ayah dan ibunya, masalah ekonomi yang tak pernah ada habisnya. Seolah kebahagiaan tak pernah singgah di rumah itu.

Namun hari ini berbeda. Ada cahaya di mata Dewi, ada semangat yang tiba-tiba kembali muncul. Azel sadar, kebohongan kecil yang ia jalani bersama Elzhar justru berhasil menghadirkan kebahagiaan untuk bundanya—walau hanya sementara.

Dalam hati, Azel bergumam lirih, “Kalau saja kebahagiaan ini bisa bertahan lebih lama… aku rela menanggung rasa bersalahku.”

\=\=\=\=

Sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil tegang. Elzhar menyalakan mesin tanpa banyak bicara, tapi wajahnya jelas menyimpan amarah.

“L, kamu pikir Ibu nggak tau permainan kamu?” suara Rossa pecah di antara kesunyian.

Elzhar meremas setir erat-erat. “Permainan? Jadi menurut Ibu, hubungan aku sama Azel itu cuma main-main?”

Rossa mendengus, tatapannya menusuk dari kursi penumpang.

“Kamu kira Ibu buta? Dari cara dia bicara, cara dia bersikap—jelas sekali dia bukan calon menantu yang pantas. Kamu itu pewaris keluarga besar, Elzhar! Masa depan kamu bukan cuma milik kamu sendiri, tapi juga keluarga ini.”

Elzhar menahan napas panjang, berusaha mengendalikan emosinya.

“Ibu selalu begitu. Selalu mikirin status, nama besar, penampilan luar. Padahal, apa Ibu pernah nanya aku bahagia atau nggak? Pernah Ibu peduli sama pilihan aku?”

Rossa langsung menatap tajam, suaranya meninggi.

“Kebahagiaan kamu nggak akan ada artinya kalau akhirnya hancur karena salah memilih pasangan! Kamu sudah pernah gagal dengan Luna, masa sekarang kamu mau ulangi lagi?”

Nama itu membuat Elzhar terdiam sejenak, rahangnya mengeras. Ia melirik sebentar ke arah ibunya, lalu kembali fokus ke jalan.

Rossa menambahkan, dengan suara tajam menusuk:

“Ibu lebih bahagia kalau kamu balikan dan memilih Luna daripada perempuan kampungan itu. Setidaknya Luna sepadan denganmu, L. Dia cantik, terdidik, dan dari keluarga terpandang. Bukan seperti Azel—yang bahkan tidak tahu cara menempatkan diri.”

Elzhar mengepalkan tangannya di setir, suaranya parau menahan amarah.

“Jangan pernah sebut Azel kampungan di depan aku, Bu. Dan jangan pernah membicarakan Luna depan aku lagi. Bahkan untuk mengucap namanya saja, aku nggak sudi. Dia masa lalu yang menyaktitkan dan gak akan pernah kuulang lagi”

Rossa terdiam sejenak, napasnya berat, lalu menatap anaknya dengan sorot penuh peringatan.

“Baiklah, kalau begitu menikahlah secepatnya kalau memang itu pilihanmu. Tapi jangan salahkan Ibu dengan apa yang terjadi nantinya.”

Elzhar menoleh sekilas, matanya tajam penuh tekad.

“Ya. Aku akan menikahi Azel secepatnya. Kalau bukan Azel, aku tidak akan menikah dengan siapapun. Dan untuk apa pun yang terjadi ke depan, aku pastikan tidak akan ada siapapun yang bisa menyentuh dia.”

Hening kembali menguasai mobil, hanya suara mesin yang terdengar. Namun di dalam hati masing-masing, badai baru saja dimulai.

1
a
waduhh pantesan pas azel datang kerumahnya matanya jelalatan .. ehhhh emang tukang selingkuh ternyataaa 🤣🤣
a
awwww.... elzhar sudah tidak bisa menahannya 🤗🤗
Bie_Fitris: tapi sayang mereka hanya saling menyimpan moment itu 🤭🤭🤭
total 1 replies
atik
bagus
Bie_Fitris: terimaksih 😍
total 1 replies
mhmmdrzcky
cepet update kak aku udah nunggu/Drool/
Bie_Fitris: asiappp selalu update Setiap hari 😊
total 1 replies
Isma Fitri
bagus banget ceritanya 😍🤩
Bie_Fitris: terimakasih ☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!