Ratih Tidak Percaya Kalau Pernikahannya Dan Akmal Akan Berakhir Hancur, Lima Tahun Bukanlah Waktu Yang Singkat, Namun Saat Ratih Telah Melahirkan Putri Pertama Mereka Yang Sudah Lama Mereka Dambakan, Namun kenyataan Pahit Menimpa Ratih, Akmal Berselingkuh Dengan Teman Dekat Ratih Seorang Janda Beranak Dua.
"Lihat Saja Mas, Akan Ku Balas Pengkhianatanmu." Ratih Gelapa Mata, Ia Bersekutu Dengan Seorang Dukun, Dan Merencanakan Pembalasan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SANTET 23
Ratih terkejut melihat Laki-laki yang dibawa liang lahat itu Adalah Ki'Jambu Arsa.
"Kau ki?... jadi Kau yang melakukan ini semua?" Ratih Mendelik, matanya menatap tajam Ki'Jambu Arsa, yang masih ada didalam liang lahat.
Ki'Jambu Arsa kaget, saat Ia melihat Ratih berada Diatas. "Apa Yang kau Lakukan Disini?" Ki Jambu Arsa, Langsung Melompat keatas Menatap Ratih heran.
"Kau Curang Ki...!" Ratih Menatap Ki'Jambu Arsa Sewot. "Kau memanfatkan Tubuh Mudamu Untuk Mengagahi Seorang Mayat Ki!.. Dan Kau Tahu Mayat Itu Adalah Adik ku!" Amarah Ratih meledak, Sambil Tangannya menunjuk kearah makan adiknya.
Malam-Malam di tengah kuburan, Ratih dan Ki'Jambu Arsa berdebat.
"Aku Hanya menambah ilmu Agar Lebih kuat melindungi mu Ratih. Percayalah..." Ki'Jambu Arsa, Masih Berusaha memperdaya Ratih.
"Bohong Kau Ki!... Aku Tidak Menyangka Ternyata Kau sangat Bajingan Ki Jambu Arsa, Saya Menyesal Bersekutu Dengan mu!" Ratih Menegaskan Ucapannya. Sambil Membuang Ludah Jijik
Ia Tidak Percaya Dukun Kepercayaannya, malah Bersetubuh dengan Mayat yang Sudah Meningal, Dan Mayat itu tidak lain adalah adiknya. hatinya seketika hancur
"Ratih...! kau jangan jadi murid yang tidak tahu diri! Sudah kuangkat kau menjadi Murid Ku, kuwariskan ilmu santet Pitung dino Pada mu. kini malah kau Berani-Berani nya Ingin Berkhianat."
"Bukan Aku yang berkhianat ki!... Tapi kau sendiri yang Bajingan, aku Rela memakan Ari-Ari Bayi demi kau! agar kau kembali muda. agar kau bisa bertahan lama di wujud mudamu untuk melindungi ku, dari arwah gentayangan itu. tapi kau sendiri malah berbuat semau mu, kau Memperkosa seorang mayat dan itu Adalah Adik ku!..." Tangisan Ratih Meledak, entah Menggapa dirinya begitu tidak terima.
"Kau Harus ingat Ratih, setiap kali yang kau lakukan kau sudah Gadai Nyawa. dan Hidupmu Sudah ada ditangan Ku!" Ki Jambu Arsa Mengepalkan Tangannya Erat.
Tiba-Tiba Saja Terdengar Suara gemuruh dilangit gelap. sepertinya Akan segera turun Hujan Deras.
Ki'Jambu Arsa Meningalkan Ratih begitu saja, dalam kondisi makam Rena yang Sudah berantakan.
"Rena Maafkan Mba..." Ratih Bersimpuh Diatas Tanah Merah, Ia meraung raung. melihat kain kafan adiknya yang separuh terbuka.
Ia Tidak Menyangka Ki'Jambu Arsa Begitu tega, Ia fikir ki Jambu Arsa, hanyalah dukun Tua, yang Hebat dengan ilmu santetnya. Namun sekarang ia menyaksikan Langsung.
dukun Kepercayaannya bukan Hanya Sekedar Dukun Santet, Namun juga Otaknya sangat Tidak bermanusiawi. "Tega kau Ki!... kau Bajingan.!" Ratih Meronta seorang diri Diatas liang lahat Adiknya Yang Sudah Separuh Terisi air, karena hujan malam ini cukup deras.
.
.
Pagi Harinya Terdengar Suara pengumuman Kalau Anaknya Nadin Meningal Dunia. Bu Salma Jatuh pingsan, sementara Nadin Masih Tidak Sadarkan Diri. Suaminya karno Sampai Tidak Sanggup pulang kerumah Bu Salma, Ia Lebih Memilih tetap berada di perantauan.
Sementara Ratih, Duduk melamun, tubuhnya ia tutup dengan kain sarung sambil duduk, matanya menatap nanar, Mengingat kejadian malam tadi yang membuat hidupnya Benar-Benar hancur kembali, setelah yang pertama hancur Karena Suaminya Berselingkuh, kini ia Melihat Dukun Kepercayaannya Memperkosa Mayat Adiknya.
"Ratih Kamu Mau Bikin Apa Nak? biar ibu Masakan." Kondisi Bu Mirah Sudah mulai membaik, setelah kemarin Rapuh karena Merasa Kehilangan Putri bungsunya
Ratih masih terdiam, telinga nya seolah Tuli. Matanya sendu. Namun tatapnya nanar
"Assalamualaikum Bu Mirah..." Pagi-Pagi sekali Terdengar Suara Ketukan Pintu di depan Rumah Bu Mirah.
Bu Mirah, Langsung Meningalkan Ratih yang masih tetap diam membisu. "iya... waalaikumsalam." Bu Mirah membukakan Pintu, Ternyata Didepan Sudah Ada Kang Abu, yang nampak raut wajahnya Sangat panik.
"Ada Apa Yang kang Abu?" Ucap Bu Mirah memperhatikan Kang Abu, yang Nafasnya Pendek pendek.
"itu Bu, Kuburan Rena semalam Ada Yang Bongkar."
Mendengar Pengakuan kang Abu, Bu Mirah Langsung Terbelalak, jantungnya Berdebar Kencang. "Yang Benar Saja kang Abu?" Bu Mirah, masih Berusaha Menetralkan Hatinya.
"Iya bu' Dan Maaf Bu... " Ucap Kang Abu nampak Sungkan. "Sepertinya Jenazah Rena Ada Yang Berbuat tidak senonoh Disana."
"Mak-sud nya kang Abu?" Bu Mirah Mengecap Ludah Gugup. Wajahnya merah Namun Ia Berusaha Tenang.
"Semalam Adalah Malam Jumat Kliwon Bu, Dan Mungkin Tali Pocong Perawan, atau hal lain yang bersangkutan Dengan Perdukunan Dan Ilmu Klenik."
"Jadi Maksud Kamu Anak Saya Jadi Korban Hal Tak-Senonoh itu?" Bu Mirah Langsung memotong Ucapan Kang Abu.
"Iya Bu, Jenazah Rena Ada Yang Memperkosa Dia, Karena Saat kami lihat kesana, makam nya Sudah Berantakan, Kain Kafan Rena Sudah Terbuka. Menyebabkan Auratnya Kemana-Man."
"Ngak Mungkin!... Coba kita lihat Sekarang Ayo." Bu Mirah Langsung Menarik Tangan kang Abu, mengajaknya kekuburan Rena.
Sati dan Ratih Dititipkan Pada Tetangga karena Ratih Sepertinya Sedang Sakit.
Bu Mirah Menarik Tangan Kang Abu Sampai ke pemakaman. Disana Sudah Banyak Orang Yang Penasaran Dengan Jenazah Rena.
Kaki Bu Mirah Mulai Bergetar, Saat sudah Dekat makam anak Bungsunya. "Rena..." Air Mata Mulai jatuh Satu Persatu Dipipi.
Bu Mirah, Tidak Menyangka Kalau Rena Menjadi korban kemusrikan.
"Bagimana ini bisa Terjadi?" Tubuh Bu Mirah Ambruk Ke Tanah kuburan yang masih Basah. Belum Genap Satu Minggu Rena Meningal tapi kini Makam nya Benar-Benar Memprihatinkan.
"Siapa Yang melakukan ini?... siapa?..." Bu Mirah Seolah bertanya pada dirinya Sendiri Karena Tidak Ada satu orang pun yang berani menjawab.
Bu Mirah Menangis tersungkur, Mengingat Kembali perjalanan Hidup Rena, yang Selalu Manut Dan Penurut, Namun Kini Makam nya Ada Yang membongkar, Dan Jenazah Rena Diperkosa.
Tidak Lama Kemudian Datang Seorang Ulama Sepuh Kemakan Rena, Karena Mendengar kabar mengerikan itu. dari Salah Seorang Santrinya.
"Astagfirullah'halazim..." kiyai Hasyim Mengusap Wajahnya Gusar... Sambil Terus Bersholawat.
Dua Santri Muda Mendampingi Nya Dibelakang, Karena Kiyai Hasyim Sudah Sangat Sepuh, Usianya Sudah Delapan puluh lima Tahun.
"ini semua Ada Yang Tidak Beres... Aku Yakin Seseorang Sudah ada Yang membangkitkan jiwa itu Kembali." ucap Kiyai Hasyim lirih. Namun kedua Satrinya masih bisa menangkap Suara Kiyai Hasyim.
"Tentang dukun Santet Lima Puluh tahun yang lalu kiyai? Bukankah Beliau Sudah Wafat?" bisik Salaf, Salah Satu Satrinya yang kebetulan Asli Orang Desa Rawa Asem.
"Benar Salaf... Tanda-Tanda Kemunculannya Ditandai Dengan Desa Yang Mencekam, para Anak-Anak kecil mengalami Gatal-Gatal, Bayi Meningal Secara Mendadak. itu Semua Karena Jiwanya Sudah Kembali Bangkit, kita Harus Waspada Salaf,,, Nanda." Kiyai Hasyim Menatap kedua Satrinya bergantian.
"Saya Dengar Di Desa Rawa Asem, Waktu Ibu Saya Berkunjung Kepondok, Sudah Ada Bayi yang Meningal Secara Mendadak Dan Kabarnya Hari ini Juga Ada, Ada Anak-Anak yang terkena Penyakit Gatal Susah Sembuh Juga kiyai." Salaf Mulai Membuka Cerita pada Kiyainya.