NovelToon NovelToon
Transmigrasi Sistem Si Pewaris Terkaya

Transmigrasi Sistem Si Pewaris Terkaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:20.8k
Nilai: 5
Nama Author: Madya_

Lyra hanyalah gadis biasa yang hidup pas-pasan. Namun takdir berkata lain ketika ia tiba-tiba terbangun di dunia baru dengan sebuah sistem ajaib!

Sistem itu memberinya misi harian, hadiah luar biasa, hingga kesempatan untuk mengubah hidupnya 180 derajat. Dari seorang pegawai rendahan yang sering dibully, Lyra kini perlahan membangun kerajaan bisnisnya sendiri dan menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di dunia!

Namun perjalanan Lyra tak semudah yang ia bayangkan. Ia harus menghadapi musuh-musuh lama yang meremehkannya, rival bisnis yang licik, dan pria kaya yang ingin mengendalikan hidupnya.

Mampukah Lyra menunjukkan bahwa status dan kekuatan bukanlah hadiah, tapi hasil kerja keras dan keberanian?

Update setiap 2 hari satu episode.

Ikuti perjalanan Lyra—dari gadis biasa, menjadi pewaris terkaya dan wanita yang ditakuti di dunia bisnis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madya_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Dividen datang Lyra senang

Suara notifikasi sistem bergema lembut di dalam benak Lyra, hanya terdengar oleh dirinya seorang.

"Masuk Zen"

(Ding. Selamat, Lyra. Anda memperoleh 1 Unit Veyron Sentinel Mobil anti-peluru dengan teknologi hybrid, desain khusus Lady Azure. Tambahan hadiah: Blueprint EcoCore Climate Sphere, sistem pengatur suhu dan kelembapan ruangan berbasis energi ramah lingkungan.)

Lyra yang tengah duduk di ruang kerjanya pada pagi hari itu, menatap jendela besar yang masih dibasahi sisa embun. Cahaya matahari baru saja naik, menembus tirai tipis dan jatuh di mejanya, memantulkan kilau keemasan yang hangat. Burung-burung terdengar di kejauhan, seakan menyambut hari baru.

Senyum tipis perlahan muncul di bibirnya. “Mobil anti-peluru… seakan sistem ini tahu betul panggungku makin berbahaya,” gumamnya lirih, dengan nada yang lebih pada dirinya sendiri.

Ia menyandarkan tubuh, menikmati ketenangan sesaat. Pagi selalu membawa aroma segar, tetapi bagi Lyra, pagi ini terasa berbeda seperti sebuah tanda akan dimulainya babak yang lebih besar.

Tiba-tiba, cahaya biru lembut muncul di hadapannya. Hologram itu menampilkan siluet sebuah mobil hitam legam, gagah, dengan desain tajam dan aura elegan yang menakutkan. Tulisan melayang di sampingnya: Veyron Sentinel Custom Lady Azure Edition.

Lyra menatapnya dengan mata berbinar. Ada keanggunan sekaligus ketegasan dalam mobil itu bukan sekadar kendaraan, tapi perisai bergerak yang membisikkan rasa aman.

Kemudian hologram berubah. Sebuah bola kristal mungil muncul, berputar pelan, memancarkan kilau lembut layaknya embun pagi yang terkena cahaya matahari. Serat-serat cahaya mengalir di dalamnya seperti akar kehidupan. Teks hologram menyebutkan:

EcoCore Climate Sphere mengatur suhu dan kelembapan ruangan sesuai kebutuhan biologis penghuninya. Ramah lingkungan. Nol emisi. Aman bahkan untuk bayi.

Lyra terdiam cukup lama. Bola kristal itu seolah bernapas, memancarkan janji masa depan yang bersih dan aman. Jemarinya terangkat pelan, nyaris menyentuh hologram yang melayang di udara.

“Bukan hanya perlindungan…” bisiknya lirih. Ada getaran samar di suaranya, mencampur antara kekaguman dan kesadaran akan tanggung jawab besar yang sedang digenggamnya. “Ini adalah perubahan. Sesuatu yang bahkan bisa merajut ulang cara orang hidup.”

Ia menutup mata, meresapi hembusan angin pagi yang menyelinap masuk melalui jendela. Hangat, lembut, dan penuh harapan.

“Ini bukan sekadar hadiah, kan?” ia berbisik lagi, seolah berbicara pada entitas yang tak terlihat. “Kau sedang menuntunku… lebih jauh, lebih dalam.”

...----------------...

Halaman depan Villa Starlight memantulkan cahaya matahari pagi. Di sana, sebuah mobil hitam berkilau dengan garis futuristik terparkir anggun. Veyron Sentinel bodinya memantulkan kilau logam pekat, jendelanya otomatis buram, dan kap mesinnya seperti menyerap cahaya. Mobil itu seakan bukan milik dunia ini.

Roy berjalan lebih dulu. Tangannya mengetuk kap mobil dua kali. Thump-thump. Alisnya terangkat.

“Bos… ini bukan mobil biasa. Panelnya anti-armor. Teknologi macam ini bahkan tidak dijual terbuka. Dari mana kau dapat aksesnya?”

Lyra hanya tersenyum samar, tidak menjawab.

Serena maju dengan tenang, matanya mengamati detail interior mobil. “Desainnya terlalu presisi. Seakan diciptakan khusus untukmu, Lyra.” Suaranya datar, tapi sorot matanya menyiratkan rasa ingin tahu yang dalam.

Kai berjongkok di samping roda, menepuk ban besar itu sambil bersiul rendah. “Hm, kalau ban ini dilempar granat pun aku rasa masih jalan. Jadi kalau ada musuh coba kejar, tinggal aku turun dan beresin mereka.” Ia terkekeh kecil, membuat Raven langsung melirik tajam.

Raven menghela napas berat, menyilangkan tangan di dada. “Kai, jangan asal bicara. Kalau kau turun, itu artinya formasi kita pecah. Mobil ini dibuat untuk perlindungan total, bukan untuk main-main.”

Noah sudah lebih dulu masuk ke dalam, tangannya sibuk meraba gagang pintu, dashboard, sampai tempat penyimpanan tersembunyi. “Astaga… ruang senjatanya ada tiga kompartemen. Bos, kau serius mau bawa ini keliling kota? Kita bisa bikin pos militer berjalan!”

Zane, yang biasanya kalem, berdiri agak jauh dengan teropong mini di tangan. Ia menatap refleksi mobil itu, lalu terkekeh kecil. “Permukaan mobil ini memantulkan cahaya dengan cara aneh. Musuh pakai sniper pun bakal susah membidik. Lady Azure, kau benar-benar… menakutkan.”

Elias, si hacker, sudah mengeluarkan tablet. Jemarinya menari cepat. “Ada firewall internal yang belum pernah kulihat. Mobil ini seakan punya otak sendiri. Kalau aku bisa bobol sedikit saja, mungkin aku bisa menyinkronkannya dengan sistem villa. Bayangkan: mobil ini datang sendiri saat Bos memanggil.”

Lucian hanya menggeleng sambil tersenyum tipis. “Kalian ribut soal senjata dan teknologi, sementara aku justru senang interiornya punya sistem penstabil detak jantung penumpang. Mobil ini bisa menenangkan stres, bahkan mencegah serangan panik. Bos… ini seperti ruang perawatan berjalan.”

Arven menepuk bahu Roy, matanya berbinar penuh semangat. “Akhirnya! Bos, izinkan aku yang bawa. Dengan ini, tidak ada jalanan di kota yang bisa menghentikan kita. Aku bahkan bisa menyalip konvoi politikus tanpa mereka sadar.”

Semua pengawal saling bertukar pandang, lalu menoleh ke Lyra hampir bersamaan. Dalam benak mereka, hanya ada satu kesimpulan: pemimpin mereka punya akses tak terbatas ke jaringan rahasia internasional.

Lyra menatap mereka satu per satu, senyum tipis menghiasi bibirnya. Dalam hati ia berbisik kepada Zen.

"Mereka pikir semua ini datang dari jaringan rahasia… padahal darimu."

(Suara Zen terdengar lembut di benaknya.)

“Senyumlah saja, Lyra. Biarkan dunia percaya apa yang mereka mau. Aura seperti itu akan membuatmu semakin tak tergoyahkan.”

Lyra menarik napas dalam, lalu tersenyum pada timnya. Senyum yang membuat semua pengawalnya serentak berdiri lebih tegak.

...----------------...

Siang Hari, Ruang Rapat Kecil Villa Starlight. Ruang rapat itu sederhana namun elegan, dengan dinding berlapis kayu gelap dan jendela tinggi yang membiarkan cahaya matahari siang masuk lembut. Di tengah meja kaca oval, cahaya biru perlahan merekah sebuah hologram kristal yang berputar pelan, memancarkan kilauan lembut ke wajah semua orang.

Kristal itu membentuk inti bulat kecil, lalu memancarkan serpihan cahaya yang bertransformasi menjadi simulasi miniatur: EcoCore Climate Sphere. Sebuah kapsul mungil yang menebarkan hawa sejuk di satu sisi, lalu hangat di sisi lain. Uap tipis muncul di udara holografis, menari seperti kabut biru.

Lyra duduk di ujung meja, punggungnya tegak, jemarinya menyatu di depan dada. Matanya berkilau tajam namun suaranya rendah, tenang, penuh kendali.

“Ini proyek baruku,” katanya, nyaris seperti bisikan, tapi membuat semua orang menahan napas.

“EcoCore Climate Sphere. Sistem penghangat dan pendingin ruangan yang sepenuhnya aman, bahkan bagi bayi yang baru lahir. Tanpa radiasi, tanpa polusi, nol risiko.”

Cahaya biru hologram memantul di wajah Lyra, menambah aura misterius sekaligus suci di sekitarnya.

Roy berdiri kaku, menatap lama hologram itu seolah sedang menimbang masa depan. Perlahan, ekspresinya berubah dari ragu menjadi serius, lalu menjadi keyakinan. Ia mengepalkan tangan di atas meja.

“Jika ini benar-benar bisa diwujudkan…” suaranya terdengar berat, hampir bergetar, “…maka Azure Tech tidak hanya masuk sejarah. Kita akan mengubah wajah dunia. Pasar global akan berebut. Perusahaan energi, perusahaan kesehatan, bahkan organisasi internasional akan bertekuk lutut.”

Serena berdiri di sisi Lyra, tubuhnya ramping, wajahnya tetap datar namun sorot matanya menusuk dalam. Ia menatap hologram sejenak sebelum akhirnya bergeser pada Lyra.

“Dan citramu sebagai Lady Azure akan naik ke tingkat baru,” ujarnya tenang, setiap kata seperti belati halus yang menembus hening. “Kau bukan hanya ikon bisnis, Lyra. Kau akan menjadi simbol masa depan peradaban.”

Kata-kata itu membuat udara di ruangan seakan menegang.

Di sudut, para pengawal lain ikut hadir. Kai, biasanya penuh canda, kini menahan diri. Jemarinya mengepal di lutut, wajahnya menegang, seakan menyadari bahwa ini bukan sekadar proyek ini senjata paling halus yang pernah dimiliki Lyra.

Noah duduk bersandar, tetapi matanya tak lepas dari hologram, rahangnya mengeras. “Kalau benda sekecil itu bisa menundukkan suhu… bayangkan berapa banyak keluarga miskin yang bisa bertahan dari musim dingin ekstrem,” gumamnya, suaranya serak.

Zane hanya menatap tanpa berkedip.

Elias mengangkat kacamata tipisnya, wajahnya penuh semangat namun ia menahan diri. “Jika aku boleh berkata, teknologi ini bukan hanya untuk rumah. Kita bisa menyusupkan Sphere ke sistem bangunan, gedung pencakar langit, bahkan pusat medis… Dunia akan tergantung pada kita.”

Raven menghela napas panjang, namun bukan karena lelah. Sorot matanya seperti menyusun strategi. “Tapi setiap langkah membawa risiko. Begitu bocor, keluarga Kandiswara, bahkan konglomerat asing, akan datang menyerang. Lady Azure… kau harus bersiap menghadapi perang tersembunyi.”

Lucian yang biasanya tenang, mengangguk perlahan. “Sphere ini bisa menyelamatkan banyak nyawa. Anak-anak di rumah sakit, lansia, orang-orang yang tak mampu. Proyek ini bukan sekadar bisnis ini amal sekaligus revolusi. Dan revolusi selalu menuntut darah.”

Arven menatap Lyra dengan kagum, matanya berbinar. “Bos, kalau kau jadi pemilik masa depan, maka kami akan jadi tamengmu. Dunia boleh berguncang, tapi kami tak akan goyah.”

Keheningan kembali turun. Hologram terus berputar, menyebarkan cahaya biru ke wajah semua orang, seolah benda mungil itu membawa janji sekaligus ancaman.

Lyra menatap satu per satu orang di sekelilingnya. Ia bisa merasakan kekaguman, ketakutan, dan harapan bercampur jadi satu. Lalu ia menghela napas pelan, bibirnya melengkung dalam senyum tipis senyum yang memancarkan ketenangan sekaligus ketegasan.

“Mulai hari ini, EcoCore bukan lagi sekadar ide. Kita akan melangkah. Kita akan membuat dunia membutuhkan kita.”

Suasana ruangan berubah. Dari rapat kecil biasa, kini terasa seperti sumpah setia.

...----------------...

Sore menjelang malam, langit Jakarta dihiasi cahaya jingga yang perlahan memudar menjadi ungu. Lampu-lampu jalan mulai menyala, menciptakan pantulan gemerlap di kaca gedung-gedung tinggi.

Di depan Azure Mall, pusat perbelanjaan megah yang sebagian sahamnya dimiliki Lyra, perhatian orang-orang langsung tersedot. Dari Veyron Sentinel hitam berkilau, pintu otomatis terbuka dan menurunkan sosok Lady Azure, ditemani tujuh pengawal yang berjalan dalam formasi rapi.

Bisik-bisik cepat terdengar.

“Itu dia… Lady Azure…”

“Astaga, dia nyata…”

“Cantiknya bukan main, bahkan lebih elegan dari foto-foto di media sosial…”

Banyak yang buru-buru mengeluarkan ponsel, merekam setiap langkah Lyra yang anggun namun penuh wibawa.

Di butik mewah, Lyra berdiri di depan rak gaun satin biru tua. Jemari halusnya menyusuri kain lembut itu perlahan, seakan merasakan kisah yang terjalin di dalam seratnya. Senyum samar terukir di bibirnya, dan matanya berkilau penuh rasa puas bukan sekadar puas karena belanja, tapi karena ia akhirnya memberi ruang bagi dirinya sendiri untuk merasakan hasil kerja kerasnya.

Serena berdiri di belakang, tangannya bersedekap. Tatapannya tenang, tapi ada kilatan yang sulit disembunyikan.

“Warnanya cocok untukmu,” katanya datar, namun intonasinya penuh makna tersembunyi.

Roy di sisi lain sibuk memantau pengeluaran melalui tablet yang ia bawa. Wajahnya sedikit menegang, seperti ingin berkata “bos, kau belanja kebanyakan”, tapi lidahnya terikat oleh kewajiban profesional.

Kai justru lebih santai. Ia menatap etalase jam tangan mewah, lalu melirik Lyra dengan senyum nakal.

“Bos, kalau mau tampil berkelas di forum investor nanti… jam ini akan membuatmu tak terlupakan,” ucapnya sambil menunjuk jam dengan harga selangit.

Lyra menoleh, alisnya terangkat sedikit. Lalu ia tertawa kecil, lembut namun penuh keanggunan.

“Biar kali ini aku yang memilih. Kau nanti saja kalau ulang tahun, Kai.”

Kai mendecak pelan, membuat pengawal lain menahan senyum agar tidak pecah suasana serius.

Setelah puas berbelanja gaun, perhiasan, hingga tas berlabel internasional, Lyra berjalan menuju restoran fine dining di lantai atas mall. Restoran itu tenang, penuh cahaya hangat, dengan jendela besar yang menampilkan panorama kota malam.

Ia memilih meja pojok yang menghadap ke jendela. Para pengawal mengambil posisi masing-masing, sebagian duduk di meja terpisah, sebagian tetap berjaga dengan penuh kewaspadaan.

Seorang pelayan datang, membawakan hidangan yang dipesan: steak medium rare, salad segar dengan dressing lembut, dan segelas red wine berkilau.

Lyra memotong daging itu perlahan, lalu menyuap potongan pertama. Saat rasa lembut dan gurih memenuhi mulutnya, ia terdiam sesaat. Bukan karena rasa makanannya, tapi karena momen itu sendiri.

Untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu terakhir, ia benar-benar duduk tenang, menikmati makanan tanpa terburu-buru, tanpa strategi yang harus direncanakan, tanpa ancaman yang harus segera dihadapi.

Matanya menatap keluar jendela, melihat kerlap-kerlip lampu kota. “Indah sekali…” gumamnya pelan.

Serena, yang duduk di seberang, ikut melirik ke arah jendela, lalu kembali menatap Lyra. “Kau jarang memberi dirimu kesempatan seperti ini.”

Lyra tersenyum kecil. “Mungkin aku takut kalau terlalu sering, aku akan terlena. Tapi malam ini… aku ingin mengingat rasanya.”

Kai, dari meja sebelah, dengan mulut penuh makanan, ikut nyeletuk. “Bos, kalau setiap kali makan enak ekspresimu kayak gitu… siap-siap aja restoran ini trending besok. Netizen pasti bilang ‘Lady Azure aja butuh healing’.”

Semua meja mendadak hening sesaat, lalu tawa pecah bahkan Serena yang jarang tertawa pun menurunkan sedikit wajah seriusnya.

Lyra menutup mulut dengan tangan, tertawa kecil, matanya berkilau hangat.

“Dasar kalian…”

...----------------...

Di akhir hari, saat Veyron Sentinel berhenti di halaman Villa Starlight, Lyra melangkah masuk dengan tenang. Gaun satin biru yang baru saja ia beli masih melekat di tubuhnya, berkilau terkena cahaya lampu villa.

Begitu duduk di ruang kerjanya, sebuah notifikasi masuk ke tabletnya. Layar menampilkan angka yang membuat siapapun terdiam.

Dividen Mingguan: 42 Miliar Rupiah

(Sumber: Azure Mall, Azure Tower, dan investasi baru)

Lyra menatap lama angka itu. Jemarinya perlahan mengetuk meja hitam mengilap.

“Empat puluh dua miliar…” gumamnya, suara pelan namun tegas. Senyum tipis muncul di bibirnya.

“Uang datang, uang pergi. Tapi pengaruh… itu yang tinggal.”

Ia bangkit, berjalan menuju balkon yang terbuka diterpa angin malam. Bulan bulat menggantung di langit, cahayanya jatuh ke halaman villa yang sunyi.

Di belakangnya, sosok-sosok pengawal berdiri. Kai, Noah, Zane, Elias, Raven, Lucian, dan Arven tegak tanpa suara, bagaikan bayangan yang siap bergerak kapan saja.

Di sisi kanan dan kirinya, Roy dan Serena berdiri paling dekat. Tubuh mereka tegak, gerakan presisi, pandangan lurus ke depan. Mata buatan mereka memancarkan cahaya biru redup, merekam segala detail sekitar.

Malam itu, Lyra berdiri di bawah cahaya bulan. Angin mengibarkan gaunnya, sementara barisan pengawal dan dua asistennya menjadikan pemandangan itu tak terbantahkan: seorang pemimpin muda dengan kekuatan penuh, dijaga bukan hanya oleh manusia, tetapi juga teknologi yang tak mengenal rasa lelah maupun ragu.

Dalam batinnya, Zen berbisik lembut.

(Kau telah belajar… bukan hanya bekerja keras, tapi juga merayakan dirimu. Itulah keseimbangan sejati, Lyra.)

Lyra menutup mata sejenak, membiarkan angin malam menyentuh wajahnya. Untuk pertama kalinya, ia merasa lengkap dilindungi oleh pasukan setia, didampingi mesin yang diprogram untuknya, dan dipandu oleh sistem yang menumbuhkan dirinya.

Malam itu, di bawah cahaya bulan, Lady Azure berdiri sebagai sosok yang tak tergoyahkan.

1
Anita Dewi13
/Determined//Smile//Angry//Proud/
Ressah Van Germ
sebaiknya jgn terlalu banyak menampilkan drama para pengawal, yg nbnya adalah robot, agar tidak merusak alur/ mengurangi kesukaan pembaca.
Ressah Van Germ
gimana mau komen kalo dibuat tegang terus kyk gini? 🤭💪
Ressah Van Germ
masih binun, zen ini nama sistem, tp apa berwujud manusia spt para pengawal jg?
Ressah Van Germ
sorry gak s4 komen...
lagi asyik ngikuti alurnya..🤭💪
Ressah Van Germ
sayangnya ga ada ktrampilan beladiri/ kekuatan fisik, apa belum ya?
Ressah Van Germ
coba mampir, sapatau sesuai harapan
...
Ken Dita Yuliati
tegaaanggg bacanya dan deg-degkan tau taunya nunggu bab selanjutnya.....,
Lala Kusumah
tegaaaanng degdegan banget 😵‍💫🫣🫣😵‍💫
Grey Casanova
udah tamat kah?
Lala Kusumah
cepat hempaskan mereka Lyra 💪😍😍
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
pembantu/asisten rumah tangga
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩
hai kak mampir
Lala Kusumah
tegaaaanng 😵‍💫😵‍💫🫣🫣
Lala Kusumah
kereeeeeennn Lyra 👍👍👍
Lala Kusumah
siaaap, lanjutkan 👍👍👍
Lala Kusumah
kereeeeeennn n hebaaaaaatt Lyra 👍😍💪😍
Mimi Johan
Bagus sekali ceritanya
Lala Kusumah
siap lanjutkan Thor 🙏🙏🙏
Lala Kusumah
semangat sukses selalu Lyra 💪😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!