Novel ini kelanjutan dari Cinta di atas menara ( pencuri hati pria lumpuh)
Arabella adalah seorang gadis muda yang terpaksa menikahi seorang pria yang sangat membenci wanita.
Di matanya semua wanita adalah sumber penderitaan.
Tapi seiring berjalannya waktu pemikiran itupun berubah,dan semua sudah terlambat.
Perlakuan kasar dan tidak manusiawi yang Bella terima selama ini telah mengubah hatinya yang tak lagi menginginkan cinta dari suaminya. Bella pun memilih pergi meninggalkannya. Nah apa yang akan terjadi selanjutnya?
Dan siapakah Arabella? adakah hubungannya dengan Devan dan Andara? Bagaimana kisah selanjutnya..?
Yuk simak di karya terbaruku.
Jangan lupa like, subscribe dan komentar yang baik baik ya 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Arabella berjalan dengan elegan di samping Saga Mahendra yang sangat tampan. Keduanya menjadi perhatian semua pengunjung restoran mewah tersebut.
" Jangan pernah berpikir untuk lari dariku atau mengambil kesempatan untuk kabur!" Bisik Saga lirih di telinga sang istri.
Bella mengambil nafas dalam-dalam " Baik apapun yang tuan inginkan" Jawabnya sedikit kesal. Karena tidak tahu tempat di manapun maunya menindas tanpa belas kasih.
" Jangan panggil aku tuan, aku ini suamimu panggil nama atau sebutan yang lain"
Bella tak menjawab selain sebuah anggukan.
Dan tak lama kemudian beberapa klien penting datang bersama pasangannya masing masing termasuk Monica dan Aryan.
Bella menyipitkan matanya begitu melihat seseorang yang juga sempat terkejut karena melihatnya.
" Kak Aryan" Pekiknya tanpa sadar membuat Saga menatapnya tajam.
" Arabella" Jawab Aryan dengan senyum lebarnya.
" Wao kalian saling kenal rupanya, bagus dong " Sahut Monica sambil melirik Saga yang nampak kesal dengan mengepalkan tangannya.
" Selamat siang tuan Mahendra, tidak disangka pasangan anda adalah teman lamaku, kami pernah tinggal di komplek perumahan yang sama dan keluarga kita memiliki kerjasama yang bagus. O iya tuan Bertrand bagaimana keadaannya sekarang Bell, oh maaf maksudku nyonya Mahendra?" Ucap Aryan tanpa ragu dan menganggap Bella masih sama seperti dulu sahabat kecilnya yang lucu dan menggemaskan.
" Oh iya kak Aryan, papaku baik baik saja.Kak ini suamiku kami baru menikah dua bulan yang lalu. Kak Aryan sendiri kapan menikah? kok gak undang Bella dan papa? Kami gak tahu lo kalau kak Aryan sudah menikah" Bella memperkenalkan suaminya kepada Aryan.
" Baru satu tahun Bell, maaf lagi lagi kakak lupa kalau kamu sekarang adalah nyonya Mahendra, maafin kakak ya?"
Bella tersipu malu dan sedikit menundukkan kepalanya.
Obrolan mereka semakin lama semakin membuat Saga jengah dan kesal.
Saga beranjak dari tempat duduknya
" Maaf tuan tuan saya permisi dulu ke toilet"
Tanpa menunggu jawaban dari para rekan bisnisnya Saga memutar tubuhnya dan berjalan menuju toilet tanpa menoleh.
Bella hanya menatapnya hingga punggung suaminya tak terlihat, pikirannya mulai tidak enak pasti ini semua karena salahnya yang asik ngobrol dengan Aryan hingga lupa kalau saat ini sedang bersama suaminya dan harus menjaga nama besarnya sebagai presiden direktur di Mahendra Group.
Dalam sekejap Bella berubah menjadi pendiam dengan semua pikirannya, hingga sebuah suara kembali memanggilnya dengan lembut " Bella, kamu kenapa?"
" Ah kak Aryan, aku gak apa apa" Jawab Bella.
" Kamu sakit ya, kamu pucat lo"
Bella menunduk kemudian menggeleng perlahan.
" Oh iya sayang sepertinya aku juga mau ke toilet nih ada riasanku yang berantakan. Kalian lanjutkan ngobrolnya?" Monica segera beranjak dan berjalan menuju toilet meninggalkan Bella dan suaminya serta para klien yang lainnya di meja makan.
Monica terus berjalan dan begitu tiba di depan toilet, dia melihat ke sekelilingnya karena dia berniat menyelinap ke toilet pria untuk menyusul Saga.
Begitu memasuki ruangan dengan kaca besar yang terpasang di dinding, Monica memasang senyum lebar dan tanpa ragu segera mendekati seorang pemuda yang berdiri memunggunginya karena sedang membersihkan tangannya di wastafel.
" Saga, aku merindukanmu" Bisiknya dengan suara menggoda.
Saga segera menepis dan mendorong tubuh Monica hingga membentur dinding " Mon, apa yang kamu lakukan?"
Monica membenarkan posisi berdirinya dan berjalan mendekati Saga " Ga, jangan munafik kamu. Aku tahu sebenarnya kamu masih mencintaiku. Kamu sengaja menikahi wanita kampung itu karena pelarian saja kan?''.
Saga berdecih dan berkacak pinggang " Kamu dan semua wanita sama saja, sama sama brengsek. Sebaiknya kamu pergi dari sini"
" Saga, kamu belum menjawab pertanyaanku. Apakah kamu masih mencintaiku?"
Monica tersenyum tipis " Kamu tidak bisa menjawabnya bukan? Itu berarti aku memang benar. Begini saja, kamu ceraikan istri kamu itu, dan aku rela meninggalkan Aryan demi kamu. Atau kita selingkuh saja bagaimana?"
Saga menatap tajam kemudian mencengkram leher Monica" Dasar brengsek, berani kamu bicara tidak masuk akal kepadaku! Kalau bukan karena Aryan aku sudah melemparkan mu ke tempat sampah!"
Saga melepaskan cengkeramannya dengan kasar kemudian berjalan keluar dari toilet tanpa memperdulikan Monica yang masih berada di dalam toilet pria, hingga beberapa pria masuk ke sana terus menatap Monica dan berniat ingin menggodanya.
" Hai cantik? Ngapain kamu di sini? Sengaja ya nungguin kami, ayo cepat kita lakukan sebelum ada yang datang" Ucap salah satu dari lelaki itu.
" Bajingan kalian! '' Monica mendorong tubuh laki laki itu dan berjalan cepat meninggalkan toilet pria dengan wajah cemberut dan kesal.
Setelah Saga duduk kembali di kursinya semua orang terdiam dan acara makan siang segera dimulai karena semua hidangan sudah siap.
Sesekali Saga melirik istrinya yang asik menikmati hidangannya sambil sesekali bercengkrama dengan Aryan.
Setelah beberapa saat, acara makan siang pun selesai. Saga dan Bella pulang ke apartemennya.
Di sepanjang perjalanan suasana nampak berubah, hening, mencekam, keduanya sama sama diam membisu. Hanya suara deru nafas dan mesin kendaraan yang terdengar lirih.
Saga melirik ke arah Bella yang sedang menatap ke luar kaca mobil.
Setelah dua jam perjalanan, mereka pun tiba di basement apartemen.
Bella membuka pintu mobil dan melangkah lebih dulu tak memperdulikan Saga yang masih berada di dalam mobil sedang menatapnya, tak lama kemudian Saga ikut turun dan berjalan di belakang Bella.
Ceklek
Mereka pun memasuki ruangannya. Saga terdiam melihat perubahan sikap istrinya yang semakin cuek pada dirinya seakan tidak ada orang lain di sebelahnya.
Saga mengusap kasar wajahnya, berkacak pinggang merasa seolah-olah dirinya yang tidak ada di mata istrinya.
" Tunggu!" Mendengar suara Saga yang memanggil namanya, Bella menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya.
" Ada apa tuan?"
Saga berjalan mendekatinya dan melemparkannya tubuh Bella ke arah sofa dalam posisi terlentang dan tanpa sengaja rok yang dia kenakan tersibak seakan sedang menantang.
Bella menghela nafasnya seakan tahu apa yang akan terjadi.
Saga yang sudah dikuasai emosi segera melepas dasi yang melingkar di lehernya kemudian berjalan ke arah Bella yang berada di sofa dengan posisi tidak berubah.
Dengan kasar Saga meraih kedua tangan Bella dan mengikatnya dengan dasi lalu mengangkatnya ke atas kepalanya.
" Apa yang akan anda lakukan tuan?"
" Sepertinya kamu sudah tahu apa mauku?" Jawab Saga dengan senyum menyeringai kemudian melepaskan satu persatu kancing bajunya dan mulai mengungkung tubuh istrinya.
" Ah kenapa harus seperti ini tuan? Aku bisa melayanimu dengan baik, apapun permintaanmu tapi bukan seperti ini caranya" Ketus Bella dengan suara berat.
Saga tidak memperdulikan ucapan Bella justru semakin membuatnya terbakar gairah.
Saga mulai membungkam mulut istrinya dengan ciuman agar tak lagi banyak bicara. Saga mendominasi permainan seolah olah Bella adalah boneka mainan yang bisa dimainkan semaunya.
Dengan gayanya yang kasar, Saga mengeksekusi istrinya di sofa dalam keadaan kedua tangan terikat.
Bukan lagi kenikmatan yang dirasakan oleh Arabella, melainkan rasa sakit, perih dan nyeri di seluruh tubuhnya.
Saga terus saja menggempur dan menghujam istrinya dengan senjatanya yang semakin hari semakin kuat tanpa ampun.
"Ach ach ach tuan ach cukup tuan ach " Bella terus meracau, mendesah dan menjerit kecil karena Saga yang terus menusuknya dengan kasar dan semaunya sendiri.
" Diam , achhhhhh " Dan akhirnya semburan cairan hangat kembali memenuhi rahimnya.Bella merasa tubuhnya semakin lemas tak bertenaga.
Saga menarik tubuhnya dan duduk di sisi istrinya dengan merebahkan kepalanya di sandaran sofa sambil mengatur nafasnya.
" Tidak dipungkiri tubuhmu memang membuatku candu, jadi setiap hari jaga pola makan mu agar tetap berenergi karena kamu harus melayaniku kapanpun aku menginginkannya'' Ucap Saga terbata bata karena nafasnya yang masih belum stabil kemudian beranjak berjalan ke kamarnya untuk membersihkan dirinya.
Bella tak menjawab tatapannya tajam penuh dengan kebencian " Brengsek kamu au au " Batinnya sambil memegangi perutnya yang mulai nyeri.