Sinopsis
Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.
Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab: 27
"Ini data-datanya, Pak."
Ryan, asisten pribadi Elfando, menyerahkan sebuah map hitam yang berisi informasi lengkap tentang perempuan yang mereka cari: Arumi.
Elfando menerimanya dengan tenang, lalu membuka halaman demi halaman. Tatapannya tajam, alisnya sedikit berkerut saat membaca baris-baris awal.
Dari data-data itu, Elfando akhirnya tahu, perempuan itu bernama Arumi Nadine. Seorang janda muda yang baru sebulan lalu resmi bercerai. Tidak memiliki aset, tidak menuntut harta gono-gini, dan kini menumpang tinggal di apartemen sahabatnya.
“Baru bercerai, ternyata.” gumamnya pelan, matanya masih menatap data di tangannya.
“Benar, Pak,” sahut Ryan singkat, tetap berdiri tegak di sampingnya.
Elfando mengangguk perlahan, belum berkata apa-apa. Jarinya mulai mengetuk pelan permukaan meja kerjanya.
Ryan melanjutkan dengan nada hati-hati, “Menurut informasi yang saya dapat, suaminya berselingkuh, dengan sahabatnya sendiri.”
“Menarik,” gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri.
Ryan melirik ke arah bosnya, lalu berpaling lagi, menahan komentar.
“Apa kamu sudah bertemu dengan Niko?” tanya Elfando. Suaranya datar namun tajam, dingin namun terkendali.
“Sepertinya Pak Niko sedang, takut menemui Anda, Pak.” Ryan menjawab pelan.
Elfando menyipitkan mata, tapi tidak terkejut.
“Perlu saya bawa paksa?” tawar Ryan hati-hati.
Elfando menggeleng ringan. “Tidak perlu. Biarkan saja.”
Nada suaranya tetap tenang, namun mengandung makna. Dia tahu Niko sedang menghindar. Takut karena sudah ketahuan memasukkan sesuatu ke dalam minuman malam itu.
“Nanti juga dia akan datang sendiri.” ucapnya sambil menatap kosong ke arah jendela kantor, memperhatikan langit yang mulai mendung.
Ryan hanya mengangguk kecil. Ia sudah lama bekerja untuk Elfando dan tahu persis, pria itu tidak pernah perlu berteriak untuk membuat orang merasa takut, atau menyesal.
Elfando menyandarkan tubuh ke kursi, lalu mengambil napas pendek. Tapi pikirannya kini sudah menjauh dari urusan Niko. Ia kembali pada satu nama yang entah mengapa mengusik kepalanya, Arumi.
Beberapa detik kemudian, Elfando berdiri. Gerakannya tenang, namun tegas. Jasnya dirapikan sekilas, lalu ia menatap Ryan yang langsung siaga.
"Aku akan pulang lebih awal malam ini," ucapnya singkat.
"Baik, Pak. Akan saya siapkan mobilnya," jawab Ryan cepat.
Elfando meninggalkan ruang kerjanya tanpa bicara lagi.
Vila pribadi Elfando berada di kawasan perbukitan eksklusif, dengan pagar besi tinggi dan akses keamanan yang nyaris tak bisa ditembus tanpa izin. Mobil hitam yang ditumpanginya meluncur mulus melewati jalanan pribadi, sebelum berhenti tepat di depan beranda utama bangunan dua lantai bergaya Eropa modern dengan batu alam berwarna hangat dan kaca besar.
Gerbang terbuka otomatis setelah sistem mengenali plat mobilnya. Lampu taman menyala lembut, memberikan nuansa tenang dan elegan meski langit mulai gelap.
Ryan segera turun dan membukakan pintu belakang.
Elfando melangkah keluar dengan sikap tenang. Matanya menyapu halaman yang tenang, lalu menatap fasad vilanya yang kokoh dan hening.
Ia membuka kancing jasnya dan melangkah masuk, disambut oleh aroma lembut kayu dan parfum ruangan favoritnya. Beberapa asisten rumah tangga membungkuk hormat dari kejauhan, namun tak ada yang berani menyapa lebih dulu.
Elfando langsung menuju ruang duduk yang luas dan tertata rapi. Ia menjatuhkan tubuh ke sofa panjang, lalu menatap ke langit-langit tinggi vila itu.
Sunyi. Selalu begitu.
Tangannya meraih kembali map hitam yang sempat dibawa dari kantor. Ia membuka lagi halaman demi halaman, dan kali ini, matanya berhenti lebih lama di satu foto itu.
*****
Support author dengan like, komen dan vote cerita ini ya, biar author semangat up-nya, terima kasih....
smangat terus thor 💪💪💪
gpp lah lepas dari hansel
ketemu kai... Arumi menang banyakkkkk 😍😍😍😍