Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Duet
"Tapi gimana sama mama? Dia pasti balakan shock kalau gue cerai sama Shela" Ucap Zevan bingung.
"Kalau masalah itu gue gak punya solusi bro!" Dimas angkat tangan. "Gue balik keruangan" Dimas segera keluar dari ruangan Zevan.
Zevan memijit keningnya pelan, tiba-tiba dia merindukan mamanya. Segera mengambil ponselnya mencari kontak mamanya. Tak butuh waktu lama, panggilan terhubung.
"Halo Van!" suara mama Hany di seberang telepon
"Halo ma, mama sehatkan?" tanya Zevan
"Sehat sayang, tumben kamu telpon mama. Ada apa?" tanya mama Hany, karena sangat jarang Zevan menghubungi mamanya duluan.
"Gak apa-apa ma, cuma kangen aja" jawab Zevan lemas tidak bersemangat.
"Sebenarnya ada apa? Kok mama merasa ada yang beda dari suara kamu Van? Apalagi ada masalah? Kamu bertengkar dengan Shela?" Rentetan pertanyaan dari mama Hany
"Gak ma, kami baik-baik aja kok" Bohong Zevan.
"Syukurlah kalau kalian baik-baik aja, mama senang mendengarnya. Jangan buat Shela nangis ya, kalau kamu buat Shela nangis kamu akan berhadapan sama mama". Ancam mama Hany
"Iya ma" sahut Zevan singkat. Jangan kan menceraikan Shela, membuat Shela menangis saja sudah mendapat ancaman mengerikan dari mama Hany.
"Sering-sering pulang kerumah, biar mama gak kesepian terus".
"Iya ma, udah dulu ya, Zevan ada meeting bentar lagi"
"Iya sayang, titip salam sama menantu mama ya"
"Iya ma" Zevan memutuskan panggilan.
Zevan melihat jam ditangannya, sudah menunjukkan pukul 2 siang. Dia beranjak dari tempat duduknya, keluar dari ruangannya menuju ruang meeting. Walaupun hatinya sedang kacau namun pekerjaan tidak bisa diabaikan.
☘️☘️☘️
Sore hari saat jam pulang kantor, tiga gadis cantik berjalan beriringan. Siapa lagi kalau bukan Shela dan kedua temannya. Mereka sudah janjian mau ngopi bareng selepas pulang kerja.
"Kita ke cafe mana?" tanya Tiara
"Aku ngikut aja, kemana aja oke deh" Sahut Shela
"Ke cafe yang ada live musik nya aja, ada cafe baru gak jauh dari sini" Dinda memberi saran.
"Oke deh, kita coba suasana baru" Jawab Tiara
Setelah sekitar 15 menit perjalanan sampailah mereka di cafe. Saat mereka memasuki cafe, benar saja ada live musik di panggung kecil di sudut cafe. Dan ada seseorang diatas panggung mulai bernyanyi.
"Loh itu kan pak Aldo?" Tunjuk Dinda
"Iya bener" sahut Tiara "Kenapa kita selalu ketemu pak Aldo ya kalau lagi ke cafe? Apa dia ngikutin kita?" Tanya Tiara pada kedua sahabatnya.
"Ngikutin Shela kali bukan ngikutin kita hahaha" Dinda tertawa karena ucapannya sendiri.
"Apa sih? kebetulan aja kali. Dia udah diatas panggung, berarti dia udah nyampe duluan gak mungkin ngikutin kita".
"Iya juga sih" keduanya membenarkan ucapan Shela.
Akhirnya mereka duduk dan memesan minuman serta cemilan. Menunggu pesanan datang mereka melihat Aldo yang bersiap ingin menyanyi.
"Lagu ini saya persembahkan untuk seseorang yang selalu menjadi penghuni hati saya" ucap Aldo sebelum menyanyikan lagu.
Sontak, Dinda dan Tiara menoleh kearah Shela.
"Shela, kita udah lama temenan tapi kamu gak pernah cerita apa-apa" Tanya Dinda
"Emang mau cerita apa?" tanya Shela bingung dengan ucapan temannya.
"Pak Aldo, mantan kamu kan?" Dinda menatap serius wajah Shela meminta jawaban.
Shela hanya mengangguk
"Ternyata benar kan dugaan ku selama ini" sahut Dinda yang sudah menduga dari awal.
"Kayaknya dia belum move on dari kamu deh Shel" ucap Tiara namun matanya tertuju pada panggung tempat Aldo berada.
"Dengerin lagunya" ucap Dinda. Dan ketiganya melihat kearah Aldo yang bernyanyi sambil bermain gitar duduk ditengah panggung kecil itu.
Reef:
Ternyata belum siap aku kehilangan dirimu
Belum sanggup untuk jauh darimu
Yang masih slalu ada dalam hatiku
Tuhan... tolong mampukan aku
Tuk lupakan dirinya
Semua cerita tentangnya
Yang membuatku selalu teringat
Akan cinta yang dulu hidupkan ku...
(Belum siap kehilangan ~ Stevan Pasaribu)
"Sedih banget sih lagunya" ucap Tiara
"Benar-benar belum move on" Dinda ikut bersuara.
"Kalian ini apa sih? Aku sama Aldo itu udah lama gak ketemu, mungkin aja ada mantannya yang lain bukan aku" Shela mengelak.
"Tapi pak Aldo nyanyi sambil liatin kamu terus" ucap Dinda yakin kalau lagu itu tertuju untuk Shela.
Shela tak menjawab lagi, dia menyeruput kopinya. Kenangannya bersama Aldo berlarian di kepalanya. Tiba-tiba suara dari atas panggung membuyarkan lamunannya.
"Saya mau panggil teman saya yang duduk diujung sana, Nay! Ayo duet bareng aku hahaha" ucap Aldo menggunakan microphone. Sontak semua pengunjung cafe menoleh kearah Shela.
"Shela, Kamu dipanggil pak Aldo" ucap Tiara menyenggol lengan Shela yang pura-pura tidak tahu.
Tak lama kemudian, mata pengunjung yang masih tertuju pada Shela langsung berteriak
Naik
Naik
Naik
Ayo naik ke atas panggung
Iya naik dong, duet bareng
Ramai teriakan dari para pengunjung
"Ayo Nay sini!" panggil Aldo lagi.
Akhirnya Shela berdiri dari kursinya, dan berjalan menuju panggung, tepuk tangan meriah dari pengunjung cafe tak ketinggalan Dinda dan Tiara juga ikut bersorak.
"Mau nyanyi lagu apa nih?" tanya Aldo pada Shela sambil menyodorkan microphone yang lain pada Shela.
"Fiersa Besari feat Tantri - waktu yang salah" ucap Shela memilih lagu yang akan dia nyanyikan.
"Waahhhh beneran lagu duet nih" jawab Aldo.
Kemudian Aldo mulai memainkan gitarnya dan mulai menyanyi....
L:
Jangan tanyakan perasaanku
Jika kau pun tak bisa berpaling
Dari masa lalu yang menghantui mu
Karena sungguh ini tidak adil
P:
Bukan maksudku menyakitimu
Namun tak mudah tuk melupakan
Cerita panjang yang pernah aku lalui
Tolong yakinkan saja ragu ku
Reff
L:
Pergi saja engkau pergi dariku
Biar ku bunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka
P:
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat di waktu yang salah
L:
Hidup memang sebuah pilihan
Tapi hati bukan tuk dipilih
Bila hanya setengah dirimu hadir
Dan setengah lagi untuk dia
Pergi saja engkau pergi dariku
Biar ku bunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka
L/P
Bukan ini yang ku mau
Lalu tuk apa kau datang?
Rindu tak bisa diatur
Kita tak pernah mengerti
Kau dan aku menyakitkan
Setelah selesai menyanyi, tepuk tangan meriah dari para pengunjung cafe.
Namun disalah satu meja disudut cafe, ada seseorang yang sedang mengepalkan tangan.
"Van! Lu gak cemburu?" Dimas mulai memprovokasi
"Gak" Zevan masih mengelak
"Beneran?" Dimas meyakinkan
"Iya lah, gue cuma cinta sama Viona" Dengan kalimat tegas agar Dimas berhenti bertanya.
"Bagus deh, kalo gue lihat-lihat Shela cocok juga sih sama si Aldo itu. Suaranya sama-sama bagus, chemistry nya juga dapet pas diatas panggung tadi" Dimas semakin gencar memprovokasi Zevan.
Zevan tidak menjawab lagi ocehan Dimas. Dia terus menatap Shela yang turun dari panggung, menuju kembali ke mejanya bersama teman-temannya. Zevan berdiri dari tempat duduknya menuju meja Shela.
"Mau kemana Lu?" tanya Dimas yang ikut berdiri dan mengikuti dibelakang Zevan.
Saat Shela mendekat ke mejanya, kedua temannya memberi tepuk tangan.
"Gak nyangka shel ternyata suara kamu bagus banget" sorak Dinda
"Iya, bisa ikut ajang kompetisi kayak yang di TV ikan terbang itu hahaha" Tiara tak mau kalah
"Itu ajang lagu dangdut Ra" Dinda protes
"Oh beda ya? Hahaha....."
Saat Shela hendak duduk ke kursinya tiba-tiba tangannya ditarik oleh Zevan. Spontan Shela menoleh kearah orang yang menarik tangannya.
"Zevan!!!"
.
.
.
Bersambung
Visual Nayshela Ziyyana saat dicafe. Zevan jangan tarik-tarik tangan Shela dong 😁🤭
Yang udah baca jangan lupa like nya ya 😘
mampir
thor